Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makan daging merah (vecteezy.com/ปกรณ์ ขันติยาภรณ์)

Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari mamalia yang diternakkan. Banyak orang yang menyukainya karena tekstur dan rasanya yang lebih kaya daripada daging ayam dan ikan. Namun, akhir-akhir ini muncul gerakan untuk mengurangi konsumsi tersebut demi menjaga kelestarian lingkungan.

Data dari laman Guardian menunjukkan bahwa konsumsi daging menyumbang 60 persen emisi gas rumah kaca di bidang pertanian. Besar sekali, ya? 

Selain berguna untuk lingkungan, mengurangi atau berhenti makan daging merah juga baik untuk kesehatan. Bagaimana bisa?

1. Daging merah yang diproduksi sekarang berbeda dengan yang dulu

Daging merah adalah jenis makanan yang telah dikonsumsi masyarakat sejak zaman berburu. Namun, seiring waktu ternyata kandungannya berubah. Dulunya hewan penghasil daging dibiarkan berkeliaran bebas dan makan rumput, serangga, atau apa pun yang memang berasal dari alam.

Tentu daging yang dihasilkan berbeda dengan sekarang. Hewan ternak banyak diberi makan bahan kimia, antibiotik, hingga hormon pendorong pertumbuhan.

Tidak hanya itu, agar daging awet hingga sampai ke tangan konsumen, biasanya ada tambahan pengawet yang diberikan. Kandungan bahan kimia dari semua proses tersebut membuat nutrisinya berkurang.

2. Daging merah berkaitan dengan kanker usus besar

Editorial Team

Tonton lebih seru di