Kantongi Izin dari BPOM, 5 Fakta seputar Vaksin Sputnik V asal Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bertambah lagi vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia! Mengutip laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada Selasa (24/8/2021), BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin Sputnik V buatan Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology, Rusia.
Untuk distribusi dan penjamin mutu vaksinasi di Indonesia, Gamaleya akan menggandeng PT Pratama Nirmala (Fahrenheit). Sebelum disuntik nanti, apa yang perlu diketahui soal vaksin Sputnik V (Спутник V) atau Gam-COVID-Vac asal Rusia ini? Yuk, simak fakta selengkapnya!
1. Menggunakan platform seperti AstraZeneca-Oxford, Sputnik V catat efikasi lebih dari 91 persen
Dilansir laman resmi vaksin Sputnik V, Gamaleya mengklaim bahwa Sputnik V telah dipakai di 70 negara dan lebih dari 4 miliar populasi. Merampungkan uji klinis tahap 1 dan 2 pada Agustus 2020, Sputnik V telah sukses menyelesaikan uji klinis tahap 3 pada Februari 2021 lalu di Uni Emirat Arab (UAE), Venezuela, India, dan Belarus.
Sputnik V diketahui memakai platform non-replicating viral vector adenovirus (Ad26-S dan Ad5-S). Berdasarkan data uji klinis tahap ketiga terhadap 19.866 partisipan oleh Gamaleya yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada Februari 2021, Sputnik V memberikan efikasi menjanjikan terhadap COVID-19, yaitu sebesar 91,6 persen!
2. Dua kali suntikan untuk dua dosis Sputnik V
Dari pertimbangan dengan Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), BPOM memutuskan bahwa vaksin Sputnik V diberikan pada populasi usia 18 tahun ke atas.
Menurut BPOM, vaksin Sputnik V dosis 0,5 mililiter (mL) akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan jarak penyuntikan tiga minggu. Vaksin Sputnik V tergolong membutuhkan penyimpanan pada suhu khusus, yaitu -20 derajat Celcius ± 2 derajat Celcius.
Baca Juga: Penasaran Apa Saja Isi Vaksin? Ini Bahan-Bahan Pembuatnya
3. Perlindungan terhadap COVID-19 varian baru
Berdasarkan riset pada Juli 2021 yang dimuat dalam jurnal Vaccines, Gamaleya meyakinkan kalau vaksin Sputnik V sudah siap sedia untuk menghadapi varian-varian COVID-19 yang beredar. Varian-varian tersebut adalah:
Editor’s picks
- B.1.1.7 (Alpha)
- B.1.351 (Beta)
- P.1 (Gamma)
- B.1.617.2 (Delta) dan B.1.617.3 (yang ditemukan pada Januari 2021)
- B.1.1.141 dan B.1.1.317 yang ditemukan pertama kali di Moskow
Dikutip oleh Gamaleya, Kementerian Kesehatan Rusia mengklaim vaksin Sputnik V efektif terhadap varian Delta hingga 83 persen dan menurunkan risiko hingga 6 kali lipat. Selain itu, Sputnik V juga mencegah risiko masuk rumah sakit karena COVID-19 hingga 94,4 persen serta menurunkan risikonya hingga 18 kali lipat.
4. Riset: antibodi Sputnik V bertambah dalam waktu 6 bulan
Bukan menurun, perlindungan antibodi yang dihasilkan oleh Sputnik V justru bertambah dalam waktu 6 bulan. Hal ini disampaikan oleh sebuah riset terbaru di Argentina pada 25 Agustus 2021, bertajuk "Temporal Increase in Neutralization Potency of SARS-CoV-2 Antibodies and Reduced Viral Variant Escape after Sputnik V Vaccination".
Belum diulas sejawat (peer reviewed), studi ini dimuat dalam jurnal medRxiv. Memantau antibodi Sputnik V terhadap variant of concern COVID-19 seperti Delta dan Alpha, terjadi pematangan antibodi dalam 4 bulan setelah menyelesaikan vaksinasi. Bahkan, temuan ini berlaku pada varian yang "menghindari" vaksin, sepeti Beta dan Gamma.
"Pengamatan kami menunjukkan bahwa perlindungan meningkat selama 6 bulan setelah vaksinasi sebagai hasil dari pematangan antibodi. Hasilnya, peningkatan potensi antibodi terhadap mutasi virus," tulis para peneliti Argentina.
5. Efek samping vaksin Sputnik V tergolong ringan
Dikarenakan memakai adenovirus sebagai platform, Gamaleya mengatakan kalau efek samping yang ditimbulkan Sputnik V relatif ringan dan tak ada kematian akibat vaksin. Selain itu, Gamaleya menjamin kalau Sputnik V tidak akan menimbulkan alergi, cerebral venous thrombosis (CVT), atau miokarditis.
Seperti apa efek samping Sputnik V? BPOM mengatakan efek sampingnya seperti flu biasa, yaitu:
- Demam
- Menggigil
- Nyeri sendi (artralgia)
- Nyeri otot (mialgia)
- Badan lemas (astenia)
- Tidak enak badan (malaise)
- Sakit kepala
- Hipertermia
- Reaksi lokal pada lokasi injeksi
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai vaksin COVID-19 Sputnik V asal Rusia. Dengan tingkat efikasi tinggi, diharapkan vaksin ini bisa turut membantu mempercepat laju dan memperbesar cakupan vaksinasi di Tanah Air.
Baca Juga: Anti Bingung, Kenali Berbagai Istilah seputar Vaksin COVID-19