Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Paru-paru Manusia

Kita harus makin sadar akan bahaya plastik!

Plastik adalah komponen yang kita temui sehari-hari. Dari peralatan rumah tangga hingga makanan dan minuman, pasti ada saja yang melibatkan plastik. Sementara limbah plastik menggunung, bukan rahasia kalau bahan ini butuh waktu hingga ribuan tahun untuk terurai.

Selama waktu tersebut, plastik tercerai-berai menjadi partikel plastik lebih kecil dari 20 mikrometer (μm). Inilah yang kita sebut mikroplastik. Tanpa kita sadari, mikroplastik telah menginvasi makanan dan minuman hingga udara yang kita hirup setiap hari.

Sementara paparannya sulit untuk dihindari, partikel ini terus terlewat oleh mata. Selain di berbagai organ tubuh, temuan terbaru menemukan lokasi mikroplastik yang mengkhawatirkan, yaitu di paru-paru.

1. Mikroplastik mengelilingi manusia

Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Paru-paru Manusiailustrasi mikroplastik di ujung jari (avadaenvironmental.com)

Dilansir Medical News Today, mikroplastik bisa berukuran antara 1 sampai 5 µm, sehingga terlewat dari mata manusia. Namun, sebuah penelitian di Belanda yang dimuat dalam jurnal Environment International pada Maret 2022 menemukan mikroplastik di darah manusia.

Berbagai studi hewan dan kultur sel sebelumnya telah mengungkapkan bahaya mikroplastik. Jika dibiarkan, penumpukan mikroplastik bisa menyebabkan inflamasi hingga kerusakan sel dan DNA. Apakah bahaya ini berlaku sama untuk manusia? Jika iya, apa yang menentukan?

2. Penelitian melibatkan sel paru-paru pada pasien penyakit paru

Inilah tujuan studi yang dilakukan oleh para peneliti Inggris dari University of Hull dan Hull York Medical School. Dimuat dalam jurnal Science of The Total Environment edisi Juli 2022 mendatang, studi ini bertujuan untuk meneliti keberadaan mikroplastik di jaringan paru-paru manusia.

Para peneliti menggunakan sampel jaringan paru dari daerah paru berbeda dari 11 partisipan berusia rata-rata 63 tahun yang menjalani operasi pengurangan volume paru dan kanker paru di Castle Hill Hospital dan Hull University Teaching Hospitals.

Sekadar informasi, operasi pengurangan volume paru menyingkirkan jaringan rusak pada pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) untuk meningkatkan fungsi paru-paru. Para peneliti menggunakan metode μFTIR spectroscopy (yang mendeteksi partikel hingga 3μm) untuk membedakan mikroplastik dan bukan.

Baca Juga: Tak Kasat Mata, Bahaya Nyata Mikroplastik untuk Kesehatan

3. Hasil: Puluhan mikroplastik menghuni paru-paru manusia

Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Paru-paru Manusiailustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Fakta menarik, penelitian ini adalah yang pertama kalinya memantau mikroplastik pada paru-paru manusia hidup. Hasilnya, para peneliti Inggris menemukan mikroplastik di seluruh daerah paru-paru.

"Mikroplastik sebelumnya ditemukan di sampel autopsi jenazah manusia. Ini adalah studi pertama yang menunjukkan mikroplastik dalam manusia hidup," ujar pemimpin penelitian dan dosen pengobatan paru di Hull York Medical School, Laura Sadofsky, MBBS., dilansir WebMD.

Para peneliti melihat 39 mikroplastik (11 di paru atas, 7 di paru tengah, dan 21 di paru bawah) dalam 11 dari 13 sampel jaringan paru, atau 3 mikroplastik per sampel. Lalu, terdapat 12 jenis mikroplastik, dan dari angka tersebut, 4 jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan, yaitu:

  • Polypropylene (PP): Umum ditemukan di karpet, pakaian, dan plastik kendaraan.
  • Polyethylene terephthalate (PET): Umum ditemukan di pakaian, minuman, dan kemasan makanan.
  • Resin: Umum ditemukan di alat pelindung diri (APD) dan cat.
  • Polyethylene (PE): Umum ditemukan di pembungkus makanan, kemasan susu, mainan, dan botol detergen.

4. Belum diketahui dampak pastinya

Studi ini adalah peringatan bagi umat manusia. Malah, Laura mengatakan bahwa temuan yang paling mengejutkan adalah banyaknya mikroplastik di paru-paru bagian bawah. Menurutnya, karena saluran pernapasan cukup sempit, harusnya sulit bagi mikroplastik untuk sampai di daerah tersebut.

"Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroplastik berada di bagian bawah paru-paru. Jalur napas paru-paru amat sempit sehingga kamu tak mengira mereka akan sampai di sana. Namun, inilah hasilnya," tulis Laura dalam pernyataan resmi.

Namun, penelitian ini baru berhenti sampai situ saja. Sementara dampak mikroplastik sudah jelas untuk hewan atau kultur sel, penelitian ini belum sempat menjelaskan apa dampak penumpukan mikroplastik untuk kesehatan.

Dengan temuan penelitian ini, Laura berharap penelitian selanjutnya akan mencari tahu dampak mikroplastik dalam jangka panjang untuk manusia.

"Jenis dan kadar mikroplastik yang kami temukan ini bisa menggambarkan kondisi nyata untuk eksperimen paparan di lingkungan laboratorium. Dengan begitu, kita bisa mengetahui dampak kesehatannya," tandas Laura. 

Baca Juga: Jumlah Plankton di Kali Surabaya Kalah dengan Mikroplastik

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya