ilustrasi peringatan obat (Pexels.com/Olivia Danilevich)
Sampaikan pada dokter apabila memiliki riwayat alergi terhadap obat aminofilin atau teofilin. Termasuk juga alergi lain yang disebabkan oleh obat, makanan, atau zat alergen tertentu lainnya.
Beberapa kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kinerja aminofilin. Beritahukan pada dokter apabila kamu pernah mengalami:
- Demam hingga di atas 38 derajat celsius selama setidaknya 24 jam atau lebih
- Mulai atau berhenti merokok tembakau dalam beberapa minggu terakhir
- Sedang proses atau telah berhenti minum obat lain dalam beberapa minggu terakhir
- Sedang mengatur pola makan dalam beberapa minggu terakhir.
Selain itu, beritahukan juga pada dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu. Seperti sakit mag, kejang atau epilepsi, cairan di paru-paru, gangguan tiroid, penyakit hati dan ginjal. Jika pernah atau sedang mengalami tekanan darah tinggi, kondisi jantung, atau segala jenis penyakit jantung. Dokter mungkin perlu menyesuikan kembali dosis aminofilin.
Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein dalam jumlah banyak. Termasuk di antaranya cokelat, teh, kopi, dan minuman bersoda. Pasalnya, obat ini dapat menambah efek kafein dan berpengaruh pada stimulan Sistem Saraf Pusat (SSP).
Jangan minum obat ini bersamaan dengan obat resep atau nonresep OTC (over-the-counter) yang bertujuan mengendalikan nafsu makan, asma, pilek, batuk, demam, atau masalah sinus. Termasuk jenis suplemen herbal maupun vitamin. Diskusikan dengan dokter terkait boleh tidaknya pengobatan dilakukan secara bersamaan.
Obat ini dapat menimbulkan risiko minimal pada bayi ketika dikonsumsi oleh ibu selama menyusui. Konsultasikan pada dokter terkait dosis yang aman dan sesuai dengan kondisimu apabila sedang menyusui.
Aminofilin termasuk obat kategori C untuk kehamilan. Artinya, belum diketahui secara pasti apakah obat ini dapat membahayakan janin yang belum lahir. Beritahu dokter apabila kamu sedang atau berencana hamil saat mendapatkan resep ini.