TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyataan WHO: Merokok Bisa Memperparah Infeksi COVID-19

Daya rusak rokok yang menyerang paru jadi penyebab utama

asiaone.com

World Health Organization (WHO) masih terus memberikan perkembangan informasi terkait virus yang sedang merebak, SARS-COV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19. Pernyataan terakhir yang diumumkan oleh WHO adalah tentang koneksi antara COVID-19 dengan penggunaan tembakau atau rokok. Berikut adalah informasi dari pernyataan yang disampaikan oleh WHO terkait masalah rokok dan COVID-19.

Baca Juga: Vape Lebih Efektif Membantu Seseorang Berhenti Merokok, Benarkah?

1. Penggunaan rokok bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah kepada penderita COVID-19

pexels.com/ArtTower

Permasalahan COVID-19 dan merokok memiliki satu hal yang serupa, yaitu menyerang sistem pernapasan atau paru-paru. Dijelaskan dalam pernyataan WHO tersebut bahwa paru-paru dapat rusak diakibatkan baik oleh COVID-19 ataupun rokok.

Penggunaan rokok bisa menyebabkan penyakit pernapasan hingga kanker dan itu semua memungkinkan seseorang untuk mendapatkan penyakit yang lebih parah ketika terinfeksi COVID-19. Bukan tidak mungkin pula para perokok tersebut malah meninggal.

2. Semua itu merujuk kepada jurnal kesehatan yang ada

riotimesonline.com

WHO menyebutkan pernyataan ini didasari oleh jurnal-jurnal kesehatan yang beredar sejauh ini dan akan terus dievaluasi. Sangat disayangkan, WHO tidak menyebutkan jurnal kesehatan apa saja yang menjadi rujukannya ataupun memberikan referensi akan hal itu. Namun, WHO menyatakan akan terus memberikan informasi terus terkait hal ini berdasarkan jurnal-jurnal yang ada.

Dalam jurnal yang dipublikasikan pada 3 April 2020, di Nicotine & Tobacco Research, disebutkan data para perokok dari pasien COVID-19 mengembangkan penyakit yang lebih parah. Data tersebut membandingkan angka pasien COVID-19 perokok yang punya penyakit parah dengan yang tidak.

Perokok yang menimbulkan sakit parah berjumlah 17 persen dan 5 persen, sedangkan perokok yang tidak menimbulkan sakit parah berjumlah 12 persen dan 1 persen. Walaupun perbedaan secara persentase terlihat kecil, tapi jika dilihat dari jumlah individunya, itu angka yang besar loh.

Baca Juga: 7 Gejala Adaptif Ini Akan Dialami Tubuh Orang yang Berhenti Merokok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya