TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Transplantasi Rambut, Ampuh Tutupi Kebotakan

Umumnya aman dengan tingkat keberhasilan tinggi

ilustrasi prosedur transplantasi rambut (freepik.com/freepik)

Seiring waktu, ada berbagai organ tubuh yang tanggal perlahan. Selain gigi, organ tersebut adalah rambut kepala. Pada usia lanjut, tidak jarang rambut menipis dan meranggas. Bukan hanya faktor usia, kebotakan juga bisa terjadi akibat beberapa faktor lainnya, dari genetik, gaya hidup, hingga efek samping pengobatan.

Bagi beberapa orang, kebotakan bisa menurunkan kepercayaan diri. Berita baiknya, seiring pekembangan teknologi, opsi medis bisa ditempuh untuk menutupi kebotakan kepala. Salah satunya adalah transplantasi rambut.

1. Definisi dan tipe transplantasi rambut

Sesuai namanya, transplantasi rambut adalah proses memindahkan rambut dari satu area kepala ke area kebotakan. Umumnya, folikel rambut diambil dari bagian belakang kepala (area donor), lalu ditanamkan ke celah kecil di kulit kepala yang mengalami kebotakan.

Menurut Medical News Today, ada dua jenis transplantasi rambut yang paling umum, yaitu:

  • Follicular unit strip surgery (FUSS): Mengeluarkan sepotong kulit dari area donor dan menutup area donor dengan jahitan. Dengan mikroskop, kulit donor tersebut dipisahkan menjadi unit folikel kecil yang memiliki satu atau lebih folikel rambut yang akan dimasukkan ke kulit kepala yang mengalami kebotakan.
  • Follicular unit extraction (FUE): Bukan seluruh kulit, hanya folikel rambut yang diambil dari area donor. Meskipun ada risiko jaringan parut, tetapi tidak akan tampak karena tertutup rambut. Selain itu, metode FUE tidak membutuhkan jahitan.

Dibanding FUSS, metode FUE tidak invasif sehingga risiko komplikasi pasca transplantasi lebih minim. Selain itu, folikel rambut bisa diambil dari berbagai lokasi tubuh, tidak hanya belakang kepala. Karena prosesnya memakan waktu, hasil yang lebih baik, dan butuh ahli yang berpengalaman, FUE lebih mahal.

2. Proses transplantasi rambut

ilustrasi kebotakan (freepik.com/cookie_studio)

Umumnya, transplantasi rambut bisa dilakukan oleh spesialis bedah plastik dan dermatolog. Setelah kulit kepala dibersihkan, ahli bedah atau dermatolog akan membius area kepala dengan anestesi lokal. Prosedurnya bisa berbeda tergantung teknik yang digunakan.

Pada metode FUSS:

  • Ahli bedah/dermatolog menggunakan pisau bedah untuk memotong kulit kepala dari area donor.
  • Area donor tersebut kemudian ditutup dengan jahitan.
  • Ahli bedah/dermatolog memisahkan kulit kepala menjadi bagian-bagian kecil (cangkok/graft) dengan folikel rambut untuk digunakan pada area kebotakan. Cangkok dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu slit graft (mengandung 4–10 rambut) dan micrograft (mengandung 1–2 rambut).

Pada metode FUE, folikel rambut diambil langsung dari area donor lewat banyak sayatan kecil. Berikut prosesnya:

  • Ahli bedah/dermatolog membuat sayatan kecil pada area kepala yang menerima transplantasi. Lalu, folikel rambut ditanamkan pada sayatan-sayatan kecil tersebut.
  • Dalam satu sesi, ratusan hingga ribuan rambut bisa digunakan untuk transplantasi.
  • Setelahnya, ahli bedah/dermatolog menggunakan graft atau perban untuk menutupi kulit kepala tersebut selama beberapa hari.

Seluruh proses transplantasi rambut bisa memakan waktu antara 4–8 jam tergantung ukuran transplantasi rambut di kepalanya. Umumnya, jahitan di kepala bisa dilepas 10 hari setelah transplantasi.

Agar hasilnya maksimal, transplantasi rambut biasanya berjalan selama 3–4 sesi. Setiap sesinya diberikan jeda waktu beberapa bulan agar area kepala bisa pulih terlebih dulu.

Baca Juga: 8 Hal yang Akan Kamu Alami Saat Berhenti Mencuci Rambut, Jorok!

3. Proses pemulihan pasca transplantasi rambut

Setelah proses transplantasi rambut, kamu bisa kembali bekerja beberapa hari setelahnya. Namun, kulit kepala mungkin terasa sakit. Dilansir Healthline, perlu terapi obat untuk meredakan sensasi tidak nyaman setelahnya. Beberapa terapi obat yang umum diresepkan setelah transplantasi rambut adalah:

  • Obat pereda nyeri.
  • Antibiotik untuk mencegah infeksi.
  • Obat antiinflamasi untuk mencegah pembengkakan.

Jangan kaget bila rambut yang ditransplantasi rontok 2–3 minggu setelah prosedur, karena inilah tanda pertumbuhan rambut baru. Rambut-rambut baru akan terlihat tumbuh 8–12 bulan setelah prosedur transplantasi rambut.

4. Mengapa transplantasi rambut mahal?

ilustrasi rambut lebat (pixabay.com/StockSnap)

Transplantasi rambut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bisa sampai puluhan hingga ratusan juta! Mengapa bisa semahal itu?

  • Jumlah rambut yang ditransplantasi: Makin banyak rambut yang dipindahkan, makin mahal biaya yang dikeluarkan.
  • Metode transplantasi rambut: Metode FUE lebih mahal dibanding FUSS.
  • Keahlian ahli bedah/dermatolog: Ahli bedah/dermatolog yang lebih berpengalaman di bidang transplantasi rambut bisa mematok harga lebih tinggi per sesi.
  • Lokasi klinik transplantasi rambut: Jika biaya hidup mahal, maka tarif transplantasi rambut bisa mengikuti.
  • Kompetisi antara klinik transplantasi rambut: Di tempat yang tidak memiliki banyak klinik transplantasi rambut, harga bisa jauh lebih mahal.

Selain harganya yang mahal, transplantasi rambut umumnya tidak di-cover oleh asuransi. Ini karena transplantasi rambut termasuk kategori kosmetik.

5. Potensi risiko dan komplikasi transplantasi rambut

Prosedur transplantasi rambut umumnya aman dengan tingkat keberhasilan tinggi, terutama bila rambut donor cukup tebal dan prosedur dilakukan oleh ahli bedah/dermatolog yang berlisensi atau berpengalaman di bidangnya. Namun, jika salah memilih, maka prosedur ini bisa berisiko tinggi. Potensi risikonya bisa mencakup:

  • Infeksi.
  • Pendarahan berlebihan.
  • Inflamasi pada folikel rambut/folikulitis.
  • Jaringan parut di kulit kepala.
  • Benjolan di kulit kepala.
  • Pertumbuhan rambut baru yang tidak alami dan tidak merata.

Selain itu, ada juga risiko bahwa cangkoknya tidak berhasil. Akibatnya, prosedur transplantasi rambut harus diulang.

Oleh karena itu, sebelum menempuh opsi transplantasi rambut, cari tahu tentang prosedur ini terlebih dulu dan memilih ahli bedah/dermatolog yang berpengalaman. Selain itu, diskusikan risiko dan waktu pemulihannya.

Baca Juga: 10 Potret Beda Kevin Aprilio Sebelum Vs Sesudah Transplantasi Rambut 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya