26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!

Benarkah harus membersihkan puting dulu sebelum menyusui?

Saat hamil atau baru menjadi ibu baru, biasanya kamu akan mendengar banyak cerita seputar menyusui. Ada yang baik, ada yang buruk, ada pula yang mungkin terdengar meresahkan. Beberapa di antaranya bahkan bisa membuat kamu ragu untuk menyusui.

Harus diingat bahwa ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Para ahli menganjurkan perempuan untuk menyusui bayinya setidaknya selama 6 bulan pertama kehidupan bayi (ASI ekslusif).

Pengalaman menyusui bisa berbeda-beda untuk setiap orang dan terkadang sulit. Berikut ini beberapa mitos seputar menyusui dan faktanya, yang akan membantu kamu mendapatkan informasi yang kamu butuhkan.

Mitos 1: Menyusui itu mudah

Dijelaskan dalam laman UNICEF, bayi dilahirkan dengan refleks untuk mencari payudara ibunya. Namun, banyak ibu butuh dukungan praktik untuk tahu cara memosisikan bayinya untuk menyusui dan memastikan perlekatan dengan benar pada payudara.

Menyusui butuh waktu dan latihan untuk ibu dan bayi. Menyusui juga intensif waktu, sehingga ibu membutuhkan ruang dan dukungan di rumah dan di tempat kerja.

Mitos 2: Perempuan harus menguatkan puting sebelum menyusui

Payudara akan secara alami bersiap untuk menyusui selama kehamilan. Kamu malah mungkin akan memecah jaringan puting saat mencoba menguatkannya. Puting akan berubah dengan sendirinya, mengutip Kaiser Permanente.

Mitos 3: Menyusui akan merusak bentuk payudara

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi ibu menyusui bayinya (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kebanyakan perempuan menemukan bahwa payudara mereka kembali ke ukuran dan bentuk sebelum hamil setelah mereka berhenti menyusui.

Menurut American Academy of Pediatrics, usia, efek gravitasi dan penambahan berat badan lebih berpengaruh pada ukuran payudara daripada menyusui. Payudara akan selalu berubah konsistensinya setelah kehamilan.

Mitos 4: Puting lecet selama menyusui tak bisa dihindari

Banyak ibu mengalami ketidaknyamanan pada beberapa hari pertama setelah melahirkan saat belajar menyusui. Namun, dengan dukungan yang tepat dengan memosisikan bayinya untuk menyusui dan memastikan mulut bayi melekat dengan benar pada payudara, puting lecet bisa dihindari.

Kalau mengalami tantangan menyusui seperti puting lecet, dukungan dari konsultan laktasi atau ahli profesional lainnya bisa membantu mengatasi masalah tersebut.

Mitos 5: Harus membersihkan puting sebelum menyusui bayi

Menurut UNICEF, tidak perlu membersihkan puting sebelum menyusui. Saat bayi lahir, bayi sudah familer bau dan suara ibunya. Puting memproduksi senyawa yang dibaui bayi dan memiliki "bakteri baik" yang membantu membangun sistem imun bayi.

Mitos 6: Perempuan yang memiliki impan payudara atau pernah menjalani pembesaran payudara tidak bisa menyusui

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi ibu menyusui (unsplash.com/kevin liang)

Faktanya, banyak perempuan bisa menyusui dengan implan atau setelah operasi payudara. Ini tergantung lokasi operasi payudara atau penempatan implan payudara, yang dapat memengaruhi kemampuan menyusui, dilansir Kaiser Permanente.

Jika operasi dilakukan atau implan ditempatkan di bawah lipatan payudara, perempuan seharusnya dapat menyusui tanpa masalah. Namun, jika sayatan dibuat di sekitar areola, saluran susu dan saraf, ada kemungkinan saluran susu dan saraf dipotong, yang mana ini bisa membatasi kemampuan produksi ASI.

Mitos 7: Payudara kecil tidak menghasilkan ASI sebanyak payudara besar

Faktanya, ukuran payudara tidak berpengaruh pada jumlah ASI yang diproduksi.

Mitos 8: Perempuan dengan inverted nipple tidak dapat menyusui

Ini tidak benar. Beberapa dokter mungkin menyarankan ibu menyusui untuk menggunakan pelindung puting untuk mengubah arah puting selama sekitar satu bulan terakhir kehamilan. Namun, banyak perempuan dengan inverted nipple (puting terbalik) atau puting rata bisa menyusui dengan sukses.

Baca Juga: Inilah Kunci Penting agar Bisa Menyusui dengan Sukses

Mitos 9: Bayi baru lahir dan ibunya harus dipisahkan agar ibu bisa beristirahat

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi ibu dan bayi yang baru lahir (unsplash.com/Gabriel Tovar)

Dokter, perawat, dan bidan sering mendorong praktik kontak kulit ke kulit atau perawatan metode kanguru segera setelah bayi baru lahir.

Kontak langsung dengan bayi sehingga kulit ibu dan bayi saling menempel adalah praktik penting yang membantu bayi menemukan dan menempel pada payudara. Jika ini bisa dipraktikkan dalam waktu satu jam setelah melahirkan dan lebih sering setelahnya, ini akan membantu memantapkan menyusui. Kalau sang ibu tidak bisa melakukan ini, maka pasangan atau anggota keluarga lainnya bisa turun tangan.

Mitos 10: Ibu akan segera segera bonding dengan bayinya

Menyusui mengharuskan kamu untuk menggendong bayi secara teratur. Ini juga melepaskan hormon seperti prolaktin dan oksitosin yang membantu proses bonding dengan bayi, menurut studi dalam jurnal PLoS One tahun 2020.

Namun, itu tidak menjamin semua orang tua yang menyusui akan secara otomatis merasakan ikatan dengan bayinya. Jatuh cinta dengan bayi adalah sebuah proses, dan tidak apa-apa jika kamu membutuhkan sedikit waktu ekstra.

Mitos 11: Perempuan tidak akan bisa menyusui kecuali jika langsung melakukannya

Lebih mudah untuk memulai menyusui jika ini dimulai pada jam pertama setelah bayi lahir, karena refleks bayi sangat kuat pada saat itu. Bayi siap belajar menyusu di payudara. Jika kamu tidak langsung menyusui bayi segera setelah ia lahir, lakukan sesegera mungkin dalam situasi kamu.

Kalau kamu perlu bantuan untuk menyusui, mintalah dukungan dari konsultan laktasi yang berkualifikasi atau ahli profesional lainnya. Kontak kulit ke kulit yang sering dan menempatkan bayi ke payudara akan membantu proses menyusui.

Mitos 12: Harus mengatur atau membatasi pola makan selama menyusui

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi makan-makan (pexels.com/Pixabay)

Ibu menyusui memerlukan pola makan seimbang. Secara umum, tidak perlu perubahan pola makan. Bayi terpapar pilihan makanan sang ibu saat ia masih dalam kandungan. Jika seorang ibu merasa bayinya bereaksi terhadap makanan tertentu yang dimakan, segera konsultasikan dengan spesialis.

Mitos 13: Olahraga akan memengaruhi rasa ASI

Olahraga itu menyehatkan, tak terkecuali untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti bahwa olahraga akan memengaruhi rasa ASI yang diproduksi.

Mitos 14: Susu formula sama baiknya dengan ASI

ASI dibuat khusus untuk bayi melalui setiap tahap perkembangan. ASI dikemas dengan nutrisi, antibodi, antivirus, hormon, dan antialergi yang membantu melindungi bayi dari penyakit, dilansir Breastmilk Counts.

ASI juga lebih mudah dicerna dan memiliki lebih banyak vitamin dan mineral daripada susu formula. Plus, ASI gratis, segar, dan aman untuk diminum bayi kapan pun dan di mana pun.

Mitos 15: Kamu tidak akan dapat menggunakan susu formula jika ingin menyusui

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi bayi minum susu botol (pexels.com/Sarah Chai)

Beberapa ibu mungkin memutuskan untuk menggunakan susu formula pada beberapa situasi sambil terus menyusui. Penting untuk mencari informasi yang tidak bias tentang susu formula dan produk lain yang menggantikan ASI.

Menurut UNICEF, agar produksi ASI tetap berjalan, terus berikan ASI kepada bayi sesering mungkin. Berguna bagi ibu untuk berkonsultasi dengan spesialis laktasi atau ahli profesional untuk membantu membuat rencana yang paling sesuai untuk terus menyusui.

Mitos 16: Kamu cuma perlu menyusui 4 hingga 6 kali sehari untuk menjaga suplai ASI yang cukup

Faktanya, makin sering kamu menyusui, makin banyak ASI yang dihasilkan payudara. Mengutip Kaiser Permanente, cobalah untuk menyusui sebanyak 9 sampai 10 kali setiap hari dalam beberapa minggu pertama untuk mendorong pasokan ASI yang lebih banyak.

Baca Juga: Membedah Nutrisi ASI, Ini Komposisi Lengkapnya!

Mitos 17: Jangan menyusui saat sedang sakit

Tergantung jenis penyakitnya, ibu biasanya bisa terus menyusui saat sedang sakit. Namun, kamu harus memastikan untuk mendapatkan perawatan yang tepat, istirahat cukup, serta makan dan minum dengan baik.

Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh untuk mengobati penyakit pada ibu akan diteruskan ke bayi, membangun kekebalan tubuh bayi.

Mitos 18: Ibu harus menghentikan pengobatan apa pun selama menyusui

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Penting untuk memberi tahu dokter bahwa kamu sedang menyusui dan membaca petunjuk obat apa pun yang dibeli tanpa resep. Kamu mungkin perlu minum obat pada waktu tertentu atau dalam dosis tertentu, atau mengambil formulasi alternatif. Kamu juga harus memberi tahu dokter bayi tentang obat apa pun yang kamu minum.

Mitos 19: Bayi yang pernah disusui akan ingin terus dekat dengan ibunya

Semua bayi berbeda. Beberapa ingin terus dekat dengan ibu (clingy) dan beberapa tidak, tidak peduli bagaimana mereka diberi makan.

Menyusui tidak hanya menyediakan satu-satunya nutrisi penting untuk bayi, tetapi juga penting untuk perkembangan otaknya. Bayi yang disusui banyak digendong dan karena itu, menyusui telah terbukti meningkatkan bonding dengan ibunya.

Mitos 20: Sulit untuk menyapih bayi jika menyusui lebih dari setahun

Tidak ada bukti bahwa lebih sulit untuk berhenti menyusui bayi setelah satu tahun, tetapi ada bukti bahwa menyusui hingga dua tahun bermanfaat bagi ibu dan anak. Semua ibu dan bayi berbeda dan perlu menentukan bersama berapa lama mereka ingin menyusui.

Mitos 21: Jika kembali bekerja, kamu harus menyapih bayi

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi ibu menggendong bayinya saat bekerja (pexels.com/William Fortunato)

Banyak ibu yang terus menyusui setelah kembali bekerja. Pertama, periksa kebijakan di negara dan tempat kerja kamu. Kalau kamu memiliki hak dan waktu serta tempat untuk menyusui selama jam kerja, kamu mungkin bisa pulang dan menyusui, meminta anggota keluarga atau teman untuk membawa bayi ke tempat kerja, atau memeras ASI di tempat kerja dan membawanya pulang.

Kalau kamu tidak punya pilihan untuk menyusui selama jam kerja, cari momen pada siang atau sore hari untuk memeras ASI dan kemudian langsung menyusui bayi saat pulang kerja. Kalau kamu memutuskan untuk memberi bayi pengganti ASI untuk beberapa waktu, masih sangat baik untuk terus menyusui kapan pun kamu bersama bayi.

Mitos 22: Memberi susu formula akan membuat bayi tidur lebih baik

Susu formula dapat membuat bayi tidur lebih lama, tetapi ini karena susu formula lebih sulit dicerna daripada ASI. Bayi mencerna ASI jauh lebih mudah dan karena itu mereka siap untuk makan lebih sering.

Menyusui juga dapat mengurangi risiko bayi mengalami sudden infant death syndrome (SIDS) hingga 64 persen, mengutip Breastmilk Counts.

Mitos 23: Bayi hanya perlu menyusu 5–10 menit

Faktanya, bayi yang lebih besar dapat menyusu lebih cepat dan lebih efisien. Namun, bayi baru lahir dan bayi yang masih belajar menyusu dan mungkin perlu menyusu lebih lama.

Mungkin perlu beberapa menit untuk menyusui sebelum payudara mengeluarkan ASI (disebut "let-down").

Saat bayi kenyang, ia mungkin menunjukkan tanda-tanda rileks, seperti lengan dan tangan terbuka atau menarik mulut dari payudara.

Mitos 24: Ibu menyusui harus minum susu untuk memproduksi ASI dengan baik

26 Mitos seputar Menyusui, Debunked!ilustrasi ibu menyusui bayi (pexels.com/Mart Production)

Minum susu tidak menstimulasi produksi ASI. Namun, ibu menyusui harus makan makanan sehat bergizi seimbang yang terdiri dari buah, sayuran, biji-bijian, dan protein untuk bisa memproduksi ASI untuk bayi.

Mitos 25: Bayi akan berhenti menyusui sendiri saat usianya beberapa bulan

Sebagian besar bayi menyusu lebih dari beberapa bulan tanpa henti. Kadang, bayi bisa melakukan "mogok menyusui" sementara. Ini terjadi ketika bayi sudah menyusu berbulan-bulan namun ia tiba-tiba menolak untuk menyusu atau menjadi rewel saat disusui. Biasanya, bayi belum siap untuk berhenti menyusui namun mungkin memberi sinyal ada sesuatu yang salah, misalnya sakit mulut, tumbuh gigi, atau infeksi telinga.

Mitos 26: Perokok tidak bisa menyusui

Dilansir Breastmilk Counts, meskipun yang terbaik adalah tetap bebas rokok saat menyusui, tetapi ASI tetap lebih baik untuk bayi daripada susu formula, bahkan jika kamu merokok. ASI akan membantu melindungi bayi dari penyakit yang tidak bisa diberikan susu formula.

Kalau kamu merokok, lakukan tepat setelah menyusui daripada sebelumnya. Ada lebih banyak risiko bagi bayi dari menghirup asap rokok daripada yang diteruskan lewat ASI.

Jangan merokok di dekat bayi atau membiarkan orang lain melakukannya. Merokoklah di luar, jauhi bayi dan kenakan mantel atau jubah yang bisa kamu lepas di luar setelah selesai. Jangan merokok di dalam mobil bersama bayi, bahkan dengan jendela terbuka.

Yang paling aman adalah tidak merokok sama sekali. Jadikan lingkungan sekitar bayi bebas rokok. Berhenti merokok tidak hanya baik untuk bayi, tetapi juga untuk ibu menyusui dan kesehatannya.

Ada begitu banyak mitos seputar menyusui dan kadang sulit untuk memedakan mana yang benar dan tidak. Pastikan setiap informasi yang kamu dapat didukung bukti ilmiah atau tanyakan kepada dokter, bidan, konsultan laktasi, atau profesional medis lainnya.

Baca Juga: Bolehkah Minum Minuman Beralkohol saat Menyusui?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya