TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Kombo Vaksin AstraZeneca-Pfizer Perkuat Antibodi Lawan COVID-19

Semakin mungkin untuk diterapkan!

ilustrasi kombinasi vaksin AstraZeneca dan Pfizer (mdr.de)

Dengan hadirnya varian Delta (B.1.617.2) yang sangat menular dan telah mendominasi di berbagai negara, beberapa pemerintah mencampurkan vaksin berbeda sebagai upaya untuk meningkatkan kemanjuran dan/atau menghadapi suplai vaksin COVID-19 yang tidak terduga.

Mencampur vaksin berarti memberikan satu merek vaksin untuk suntikan pertama pasien, diikuti dengan vaksin merek lainnya untuk dosis kedua. Langkah ini ini dipercaya dapat meningkatkan kecepatan dan efektivitas kampanye vaksinasi.

Memiliki efektivitas tinggi, vaksin asal Inggris, Vaxzevria dari AstraZeneca-Oxford, dan vaksin asal Amerika Serikat, Comirnaty dari Pfizer-BioNTech, sering kali disandingkan. Studi terbaru menunjukkan kalau gabungan kedua vaksin ini ternyata dapat memperkuat antibodi terhadap COVID-19.

1. Studi asal Korea Selatan libatkan 499 nakes

ilustrasi kombinasi vaksin COVID-19 (ox.ac.uk)

Dilansir Reuters pada Senin (26/7/2021), sebuah studi di Korea Selatan dilaksanakan untuk menguji kemungkinan pencampuran vaksin (vaccine mixing) antara vaksin AstraZeneca dan vaksin Pfizer. Studi ini melibatkan 499 tenaga kesehatan (nakes).

Para peneliti Korea Selatan kemudian membagi para nakes menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Sebanyak 100 nakes menerima dosis campuran AstraZeneca dan Pfizer
  • Sebanyak 200 nakes menerima dua dosis vaksin Pfizer
  • Sisanya mendapatkan dua dosis vaksin AstraZeneca

Baca Juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Ampuh Cegah COVID-19 Varian Delta

2. Hasil: mix-and-match vaksin COVID-19 tingkatkan antibodi hingga 6 kali lipat

ilustrasi vaksin COVID-19 (paho.org)

Hasilnya, semua kelompok nakes menunjukkan antibodi penetralisir. Akan tetapi, kelompok nakes yang menerima suntikan campuran AstraZeneca untuk dosis pertama dan Pfizer untuk dosis kedua mencatatkan antibodi penetralisir yang lebih tinggi.

Dibandingkan dengan dua dosis AstraZeneca, Reuters mengutip bahwa para peneliti menemukan kalau tingkat antibodi penetralisir dari vaksin campuran tersebut enam kali lebih tinggi. Hasil serupa juga terlihat pada kelompok yang menerima dua dosis vaksin Pfizer.

3. Juga diujikan ke varian baru

ilustrasi pencampuran vaksin (sciencemag.org)

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) juga menguji antibodi penetralisir vaksin campuran tersebut terhadap varian-varian yang tergolong variant of concern (VoC) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Hasilnya, baik vaksin campuran, vaksin Pfizer, dan vaksin AstraZeneca tidak menunjukkan pengurangan antibodi penetralisir terhadap varian Alpha (B.1.1.7). Antibodi tersebut hanya turun 2,5-6 lipat terhadap varian Beta (B.1.351), Gamma (B.1.1.248), dan varian Delta.

4. Konfirmasi terhadap studi dari Inggris

ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis).

Studi dari Korea Selatan ini sekaligus mengonfirmasi riset pencampuran vaksin yang dilakukan di Inggris bulan lalu. Studi tersebut juga mendukung pemberian vaksin campuran AstraZeneca dan Pfizer tanpa khawatir efek samping pembekuan darah.

Dalam studi yang dilakukan oleh Com-COV pada 25 Juni 2021, mix-and-match vaksin AstraZeneca dan Pfizer dikatakan dapat mendongkrak antibodi untuk mencegah invasi SARS-CoV-2. Dimuat dalam jurnal The Lancet, para peneliti Oxford merekrut sebanyak 830 peserta.

Hasilnya, kombinasi vaksin tersebut memproduksi respons sel T dan antibodi terbaik, terutama saat dosis AstraZeneca disuntikkan terlebih dahulu dan Pfizer sebagai dosis kedua. Hasil serupa ditemukan pada dua dosis vaksin Pfizer, tetapi tidak pada dua dosis vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Studi: Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan, Butuh Booster

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya