TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Kurang Vitamin D Dongkrak Risiko Demensia dan Stroke

Pentingnya memenuhi kebutuhan vitamin D setiap hari

ilustrasi vitamin D dan sinar matahari (unsplash.com/Michele Blackwell)

Di tengah pandemik COVID-19, vitamin D menjadi salah satu primadona. Bukan cuma baik untuk tulang, vitamin D juga berguna untuk mendongkrak sistem imun sehingga meminimalkan risiko terkena penyakit.

Mengejutkannya, vitamin D juga diduga memiliki khasiat tersendiri untuk otak. Menurut penelitian terbaru, kekurangan vitamin D dalam jangka panjang ternyata bisa fatal untuk kondisi otak. 

1. Hubungan antara demensia dan stroke

ilustrasi gangguan otak (mydr.com.au)

Sudah banyak yang dengar tentang demensia, tetapi masih banyak juga yang salah kaprah. Demensia adalah sebuah kumpulan kondisi yang memengaruhi kemampuan kognitif, dalam hal berpikir, mengingat, atau berkomunikasi.

Per 2030, diperkirakan kasus demensia akan meningkat hingga 78 juta dari 55 juta. Dari berbagai jenis demensia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa penyakit Alzheimer adalah yang paling umum dengan persentase 60 hingga 70 persen. Jenis demensia lain yang tak kalah umum adalah:

  • Demensia vaskular.
  • Demensia Lewy body.
  • Demensia frontotemporal.
  • Demensia akibat penyakit Parkinson.
  • Penyakit Huntington.

Secara spesifik, demensia vaskular bisa disebabkan oleh stroke. Bahkan, riset terdahulu di Swedia yang dimuat dalam jurnal Stroke pada 1998 menemukan bahwa pasien stroke berisiko lebih tinggi mengembangkan demensia.

Baca Juga: Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanya

2. Melibatkan ratusan ribu partisipan

Seperti yang dikatakan sebelumnya, vitamin D diduga memiliki fungsi protektif untuk otak. Jadi, sebuah penelitian yang dimuat dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada April 2022 bertujuan meneliti hubungan vitamin D (25-hydroxyvitamin D [25(OH)D]) terhadap risiko demensia dan stroke.

Menggunakan data UK Biobank, penelitian di Australia ini mendapatkan 294.514 partisipan. Para peneliti kemudian meneliti gen para partisipan untuk mengetahui hubungan antara kadar vitamin D dengan citra saraf otak serta risiko demensia dan stroke.

3. Hasil: Kekurangan vitamin D memperbesar risiko demensia dan stroke

ilustrasi demensia (herhelpinghand.com)

Para peneliti memantau para partisipan hampir 11 tahun. Selama periode tersebut, tercatat 2.399 kasus demensia dan 3.760 kasus stroke. Namun, dari penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa kurangnya vitamin D bisa mengurangi volume otak.

Penelitian bertajuk "Vitamin D and Brain Health" ini menemukan bahwa risiko demensia dan stroke lebih tinggi pada mereka yang memiliki kadar 25(OH)D di bawah 25 nmol/L. Persentase terkena demensia pada partisipan dengan 25(OH)D kisaran 25 nmol/L adalah 54 persen.

"Demensia bisa dicegah bila menaikkan 25(OH)D dari 25 nmol/L ke 50 nmol/L," tulis para peneliti.

Baca Juga: Vitamin D: Dosis, Manfaat, Efek Samping, Interaksi Obat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya