Lagi, Studi Temukan Polusi Udara Tingkatkan Risiko Stroke
Studi terbaru menguatkan potensi mematikan PM2,5
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit boleh lalu-lalang, tetapi polusi udara tetap menjadi salah satu masalah utama manusia. Sejak Revolusi Industri, peningkatan produktivitas dan mobilitas manusia berdampak polusi udara yang merugikan alam dan dirinya sendiri.
Bukan rahasia kalau polusi udara berdampak negatif untuk kesehatan. Partikulat halus (PM2,5) yang tak terlihat oleh mata bisa menembus ke organ penting manusia dan menjadi "bom waktu". Sementara sudah banyak penelitian mengenai dampak PM2,5, sebuah penelitian terbaru menguatkan potensi mematikan PM2,5.
Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kematian Dini 20%
1. Libatkan ratusan ribu partisipan
Sudah umum mengaitkan polusi udara dengan morbiditas serta mortalitas akibat stroke. Namun, bagaimana polusi udara bisa memengaruhi perkembangan stroke? Dimuat dalam jurnal Neurology pada 28 September 2022, para peneliti China dan Amerika Serikat (AS) bekerja sama untuk mencari tahu hal tersebut.
Dipimpin oleh Sun-Yat Sen University dan bekerja sama dengan Shenzhen University, Hangzhou University, serta Saint Louis University, para peneliti merekrut sebanyak 318.752 partisipan dari data UK Biobank. Selain itu, penelitian ini juga meneliti berbagai polutan udara, seperti:
- Partikulat halus:
- PM2,5
- Serapan PM2,5
- PM kasar
- PM10
- Nitrogen dioksida (NO₂)
- Nitrogen oksida (NO𝑥)
Baca Juga: Polusi Udara Berpotensi Merusak Otak? Ini Faktanya