TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Sel Tubuh Bisa Jadi Senjata Melawan Kanker? Ini Penjelasannya

Tidak perlu bergantung lagi pada obat-obatan

sciencemag.org

Saat peradaban manusia semakin berkembang, bukan hanya teknologi yang semakin canggih. Dunia medis pun mengalami kemajuan yang luar biasa. Dari pertanyaan, "bagaimana mengobati flu?" hingga "bagaimana sel manusia dapat menyembuhkan diri sendiri?"

Pertanyaan yang terakhir pun sudah ditemukan jawabannya. Pada 2020, bukanlah hal yang mustahil jika manusia bisa menyembuhkan dirinya dari penyakit mematikan seperti kanker. Apakah manusia sudah selangkah lebih maju menuju keabadian?

1. Terapi gen

hopkinsmedicine.org

Pada 2020, manusia dapat menikmati terapi sel untuk menyirkulasikan obat di dalam tubuh kita. Tanpa jarum suntik, tanpa meminum obat apapun, dan pastinya, tanpa sentuhan dokter.

Dengan rekayasa genetis, dunia medis sedang memasuki fase pergeseran dari pengobatan konvensional (pil, tablet, atau sirup) ke pengobatan sel di mana sel-sel manusia meniru perilaku obat-obatan dan terus memproduksi pengobatan di dalam tubuh manusia sendiri.

Sekarang, bayangkan jika sel tersebut dapat diprogram untuk bertahan hingga waktu yang lama, sehingga dapat menemukan organ yang bermasalah lalu mengirimkan pengobatan secara mandiri. Terapi inilah yang menjadi harapan manusia untuk mengobati kanker dan diabetes.

2. Limfosit T yang dimodifikasi

id.wikipedia.org

Bukan mimpi lagi, sekarang sebuah terapi genetis untuk mendeteksi dan membunuh sel kanker telah dikembangkan. Dengan terapi tersebut, sel manusia dapat memuat kode untuk menyirkulasikan protein dan antibodi pada bagian tubuh yang membutuhkan.

Terapi gen yang telah disahkan oleh BPOM Amerika Serikat, Food and Drugs Administration (FDA), adalah terapi modifikasi sel limfosit T. Sel limfosit T adalah sel darah putih yang memainkan peran penting dalam menjaga kekebalan sel melawan patogen. Sel ini akan terus berevolusi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

3. Kelemahan obat-obat konvensional

drwaynejonas.com

Namun, dunia belum mendapat akses penuh menuju perawatan mutakhir ini. Masa kini, para penderita penyakit kronis seperti kanker atau diabetes harus bergantung pada obat konvensional.

  • Para penderita kanker harus bertahan dengan mengonsumsi obat biologis seperti antibodi bispesifik yang menghubungkan sel kekebalan tubuh dengan sel kanker; atau, mengikuti imunoterapi seperti terapi checkpoint inhibitor untuk melemahkan sel kanker sehingga tak dapat menghindari pengobatan imun.
  • Penderita diabetes harus bergantung pada suntikan insulin setiap waktu atau diadministrasikan lewat pompa infus.

Sekarang, dunia dapat mengucapkan "selamat tinggal" pada pengobatan konvensional seperti itu. Terapi gen dapat memodifikasi sel pasien, atau sel pendonor agar dapat segera mengobati organ tubuh yang sakit.

4. Bagaimana sel limfosit T dimodifikasi?

broadcastmed.com

Proses pemrograman, diferensiasi, dan modifikasi sel agar menjadi obat yang mandiri adalah buah dari penelitian dasar dan translasional yang sudah berjalan beberapa dekade lamanya. Salah satu metode rekayasa sel adalah dengan mengembangkan sel induk yang dikembangkan di laboratorium dengan beberapa faktor agar dapat tumbuh menjadi sel yang bisa memproduksi insulin secara mandiri.

Seperti yang dijelaskan oleh video di atas yang diunggah oleh MD Anderson Cancer Center, untuk penderita kanker, terapi sel dimulai dengan sel limfosit T dewasa (hasil apheresis dari pasien atau donor) yang dimodifikasi. Dengan begitu, sistem akhirnya memiliki reseptor antigen kimerik (chimeric antigen receptor/CAR) pada permukaan sel agar dapat melacak dan menghancurkan sel kanker.

Setelah berkembang biak, sel T yang dimodifikasi ini kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien melalui infus. Karena efek sampingnya yang cukup berbahaya, terapi modifikasi sel limfosit T ini hanya dilakukan di rumah sakit.

Baca Juga: 7 Khasiat Minum Kopi Setiap Hari, Cegah Kanker dan Bikin Panjang Umur 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya