TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berendam di Air Laut saat Siang Hari Tak Menyembuhkan COVID-19

Jangan termakan hoaks yang beredar

pixabay.com

Sudah hampir sebulan sejak Indonesia mencatatkan kasus penyakit corona virus baru (COVID-19) yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2). Dalam rentang waktu tersebut, beredar beberapa isu dan misinformasi tentang hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah hingga menyembuhkan COVID-19.

Mulai dari hoaks bawang putih hingga disemprotkan disinfektan, mayoritas berasal dari pesan terusan (forward) di WhatsApp. Salah satunya yang sedang marak adalah berendam air laut di siang hari.

Apakah benar berendam air laut di siang hari dapat menyembuhkan COVID-19?

Baca Juga: Peliharaanmu Tak Menularkan Virus Corona, yang Penting Jaga Kebersihan

1. Kemkominfo: Itu hoaks

kominfo.go.id

Kementerian Komunikasi dan Informasi Teknologi (Kemkominfo) menemukan salah satu pesan terusan pada Rabu (1/4) yang mengatakan bahwa air laut dapat "menyembuhkan" COVID19.

"Apakah ini April Mop? Let's see."

Pesan tersebut menceritakan bahwa sang penulis juga merupakan pasien positif COVID-19 yang "diasingkan" dari keluarga dan diisolasi.

Kemudian, sang penulis mencoba untuk berendam di air laut selama satu jam di siang hari, mulai dari jam 11 pagi hingga jam 1 siang. Hasilnya, kemudian ia merasa agak "enteng" dan suhunya kembali normal. Ia bersaksi saat dicek kembali, ia ternyata dikatakan negatif!

Ia kemudian menyarankan untuk berendam di air laut selama satu jam saat matahari ada di atas kepala untuk menyembuhkan COVID-19.

Berikut pesannya lengkapnya. Jangan diteruskan dan jangan dipercaya!

Dok. Istimewa

2. Air laut tidak dapat mencegah apalagi sembuhkan COVID-19

pexels.com/Hernan Pauccara

Jadi, apakah benar air laut di siang hari dapat sembuhkan COVID-19? Tentu saja jawabannya adalah "tidak"! Kalau iya, pantai sudah ramai, bung.

Dokter spesialis paru konsultan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Dr. Erlina Burhan Sp.P (K), M.Sc, Ph.D., membantah hal tersebut. Dr. Erlina mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 tidak menyerang permukaan kulit, sehingga air laut pun tidak bisa apa-apa.

"Kalau diminum?"

Jangan coba-coba, deh. Air laut berbahaya untuk kesehatanmu jika diminum. Lagi pula, hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin untuk COVID-19 masih dalam tahap uji klinis dan obatnya pun masih ditelusuri.

Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Arief Rahmat)

Dr. Erline mengingatkan bahwa SARS-CoV-2 menyebar melalui droplet yang masuk melalui tiga "gerbang utama" yaitu mulut, hidung, dan mata.

Saat sudah memasuki tubuh manusia, SARS-CoV-2 akan pindah ke ke bagian belakang hidung dan selaput lendir di belakang tenggorokan. SARS-CoV-2 kemudian akan mengaitkan dirinya pada membran sel dengan "mahkota"nya untuk mereplikasi dirinya dan menginfeksi pernapasanmu.

Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, pun juga mengatakan bahwa paparan kadar garam tertentu ke permukaan kulit tidak dapat mematikan virus, apalagi SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.

Menurut WHO, pencegahan COVID-19 terbaik adalah:

  • Pembatasan fisik minimal 1 meter,
  • Cuci tangan secara rutin dengan air & sabun atau pembersih berbasis alkohol,
  • Tidak sentuh mata, hidung, dan mulut,
  • Tutup bangkis dan batuk dengan siku atau tisu, dan
  • Isolasi mandiri di rumah jika merasa kurang fit.

Baca Juga: Air Alkali Tidak Dapat Membunuh Virus Corona, Ini Faktanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya