TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Ini Malah Memperparah Penyebaran Virus Corona, Ayo Lawan Bersama

Jangan lakukan agar tidak memperkeruh suasana

Penumpang tiba dari Batam, Indonesia, turun dari kapal feri di Singapore Cruise Center, menyusul penularan wabah COVID-19 di Singapura, pada 5 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Sudah tiga bulan dunia bertarung melawan virus corona baru (COVID-19) yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok Tengah. Indonesia sendiri juga telah mencatatkan kasus positif COVID-19 yang terus meningkat.

Seharusnya, inilah saatnya masyarakat dunia saling bahu membahu untuk mencegah penyebaran semakin meluas.

Namun, terkadang mereka malah ikut panik sehingga bukannya mencegah malah memperparah. Agar tidak salah lagi, yuk simak lima kesalahan kecil namun fatal yang menyebabkan COVID-19 terus meluas.

"Jangan lakukan lagi."

1. Tidak memeriksakan diri

timesofindia.indiatimes.com

Ini, nih! Hal pertama yang membuat penyebaran semakin meluas adalah jika penderitanya entah malu atau takut untuk berobat ke rumah sakit (RS) rujukan COVID-19.

Clinical Professor bidang penyakit menular di Stanford Medicine, Dr. Stanley Deresinski, mengatakan bahwa penularan COVID-19 selalu dimulai jika seseorang tertular, mereka tidak berobat atau mengisolasi diri, malah membuat kontak fisik dengan orang lain, sehingga semakin menyebarkan COVID-19.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyarankan jika kamu memiliki gejala berikut ini,

  • Demam,
  • Merasa lemah, dan
  • Sesak napas.

Segera periksakan diri ke RS rujukan COVID-19 atau isolasi diri sendiri di rumah hingga keadaan membaik sehingga tidak membahayakan sekitarmu dan dirimu sendiri. Jika perlu dan memungkinkan, bawa pekerjaanmu ke rumah.

Baca Juga: Flu Spanyol, Pandemik Serupa Virus Corona yang Menyerang 1 Abad Lalu

2. Lebih percaya teori hoaks daripada pernyataan resmi

mirror.co.uk

Sudah ratusan hoaks dan misinformasi tersebar mengenai COVID-19 dan dengan jumlah yang sama, fakta-fakta dari tenaga medis dan pernyataan resmi yang siap untuk membantah hoaks-hoaks tersebut.

"Kamu percaya yang mana?"

Jika kamu masih termakan dengan hoaks-hoaks tersebut, segera berbalik dari jalan tersebut. Ketakutan yang disebabkan oleh hoaks-hoaks tersebut malah akan membuatmu tidak berpikir jernih dan salah ambil keputusan.

Salah satu hoaks-hoaks tersebut adalah bahwa COVID-19 merupakan "penyakit ringan yang tidak mematikan". Terdengar optimis, kan? Hal tersebut malah membuat mereka yang terinfeksi jadi "percaya diri" dan tidak mau memeriksakan diri.

Hasilnya? Balik lagi ke poin pertama.

Selain itu, adalah lebih baik untuk percaya dengan pernyataan medis yang benar-benar sudah resmi dibandingkan pesan-pesan WhatsApp yang tidak diketahui asal-usulnya.

3. Mencari pengobatan alternatif

Ilustrasi bawang putih di pasar (IDN Times/Shemi)

Pernah dengar ini?

"Oh, vitamin C ampuh untuk sembuhkan COVID-19!"

Atau ini?

"Bawang putih usir COVID-19!"

Sayang sekali, yang kamu dengar adalah hoaks! Hingga saat ini, CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menemukan obat dan vaksin pasti untuk COVID-19. Kalau lembaga kelas dunia tersebut saja belum menemukan, kenapa kamu percaya rumor yang segera hilang diterpa angin?

Mungkin, obat-obatan herbal tersebut hanya meringankan gejala, bukan menyembuhkan COVID-19. Lagi pula tidak ada dasar ilmiah obat herbal dapat sembuhkan COVID-19.

"Untuk meningkatkan daya ketahanan tubuh?"

Oke, itu bisa. Tapi, kalau untuk menyembuhkan, belum ada, ya.

Jika kamu mendapat pesan senada, segera buka Google, dan cari faktanya. Jikalau WHO atau CDC sudah mendapatkan vaksin atau obat untuk COVID-19, tidak mungkin akan mereka sembunyikan!

Kalau ternyata bohong? Jangan forward! Segera "delete chat". Jangan sampai block, kecuali memang kamu sudah mempertimbangkannya, karena itu namanya memutuskan tali silaturahmi. Yang penting, ingatkan orang yang memberikan pesan tersebut.

Dr. Deresinski sekali lagi mengingatkan, daripada minum obat herbal atau mencari pengobatan alternatif, lebih baik segera periksakan diri ke dokter. Demi kamu dan orang di sekitarmu juga, biar cepat sembuh dan tidak menularkan.

4. Tidak menjaga kebersihan

southernhealth.nz

Hal ke-4 yang dapat membuat COVID-19 semakin menjamur adalah jika kamu tidak menjaga kebersihan. Kamu bisa menemukan panduannya di berbagai tempat. Namun, akan kami ingatkan di sini.

Berikut panduan menjaga kebersihan saat penyebaran COVID-19 menurut CDC:

  • Cuci tangan dengan air dan sabun atau dengan alkohol 60 persen,
  • Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut,
  • Gunakan tisu untuk menutup bangkis atau bersin. Buang tisunya, dan lakukan langkah 1 dan 2,
  • Sterilisasi peralatan dan perabotan rumah, dan
  • Gunakan masker jika menunjukkan gejala COVID-19 atau merawat pasien COVID-19.

Menurut penelitian yang dimuat pada American Journal of Public Health pada 2008, menjaga kebersihan di saat penyebaran penyakit dapat menurunkan kemungkinan tertular hingga 21 persen.

Baca Juga: WHO Umumkan Virus Corona Resmi Pandemi, Ini 7 Tanda Penyakit Pandemik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya