TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Sering Mendengkur Bikin PCOS Makin Parah? 

Mendengkur bukan berarti tidur lelap

ilustrasi tidur (pexels.com/Miriam Alonso)

Ada suatu mitos yang beredar di masyarakat tentang mendengkur. Katanya, mendengkur menandakan tidurmu nyenyak. Apakah benar seperti itu?

Faktanya, mendengkur bisa menandakan adanya gangguan kesehatan. Salah satunya adalah sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS), yang menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan reproduksi perempuan. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), PCOS memengaruhi sekitar 8–13 perempuan usia subur.

Meskipun belum pasti, tetapi para peneliti meyakini kalau faktor keturunan dan diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) adalah faktor risiko tertinggi. Bahkan, parah atau tidaknya PCOS juga dipengaruhi oleh gaya hidup, salah satunya adalah kualitas tidur.

Baca Juga: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Penyebab, Gejala, Pengobatan

Ciri mendengkur yang bisa bikin PCOS makin parah

ilustrasi perempuan tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebenarnya, mendengkur itu tidak berbahaya. Namun, kalau suara dengkuranmu sangat keras dan sering tiba-tiba bangun, itu adalah masalah yang serius. Ini terjadi karena saluran napas bagian atas tertutup sehingga mengganggu pernapasan saat tidur. Inilah yang dinamakan dengan sleep apnea.

Meskipun begitu, bukan berarti kalau mendengkur keras selalu diindikasikan sebagai sleep apnea. Ini karena tidak semua orang dengan sleep apnea seperti itu, dan sebaliknya. Ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Napas tertahan selama tidur.
  • Sering bangun saat tengah malam dengan napas terengah-engah.
  • Insomnia.
  • Berkeringat saat tidur.
  • Sakit kepala setelah bangun dan mulut terasa kering.
  • Kelelahan yang hebat di siang hari.
  • Mudah tersinggung.
  • Pelupa dan sulit konsentrasi.
  • Gairah seks berkurang.

Kenapa mendengkur bisa memperparah PCOS?

ilustrasi edukasi seks (pexels.com/cottonbro studio)

Ada tiga jenis sleep apnea, yaitu obstructive sleep apnea (OSA), central sleep apnea, dan complex sleep apnea. OSA adalah gangguan tidur umum dan serius yang menyebabkan kamu berhenti bernapas saat tidur. Pada orang dengan OSA, saluran napas tersumbat berulang kali saat tidur. Ini membatasi jumlah udara yang mencapai paru-paru.

Sebuah penelitian melaporkan bahwa risiko OSA setidaknya 5 hingga 10 kali lipat lebih tinggi pada perempuan dengan PCOS dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap PCOS (Steroids, 2012).

Sleep apnea jangka panjang yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2. Ini penting karena perempuan dengan PCOS sering kali mengalami resistansi insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 

Faktanya, lebih dari separuh perempuan dengan PCOS mengembangkan diabetes tipe 2 pada usia 40 tahun.

Penelitian menemukan bahwa wanita dengan PCOS lebih mungkin mengalami kualitas tidur yang buruk atau kantuk kronis di siang hari. Ini mungkin gejala obstructive sleep apnea.

Kalau kamu merasa lelah atau tidak segar setelah bangun tidur padahal sudah tidur semalaman, hal tersebut mungkin disebabkan oleh OSA. Pada siang hari, kamu mungkin merasa lelah, sulit berkonsentrasi, atau bahkan tertidur secara tidak sengaja. Ini karena tubuh terbangun berkali-kali pada malam hari.

Sleep apnea yang tidak diobati dapat memperburuk gejala PCOS lainnya. Para peneliti berpendapat bahwa pengobatan OSA dapat berdampak positif pada kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan PCOS dengan mengurangi risiko masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Obstructive Sleep Apnea: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Verified Writer

alifiah larasati

find me on Instagram @fiaalarasati_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya