War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanya

Akibat paparan berita perang secara terus-menerus

Serangan di Israel di Gaza yang terjadi sejak beberapa minggu lalu bukan hanya menimbulkan luka bagi korban perang, tetapi juga masyarakat dunia.

Setiap kali membuka berita atau menelusuri media sosial, hampir pasti kita menemukan gambar yang mengganggu. Baik saat melihat foto korban terluka, membaca deskripsi tentang kronologi peristiwa, atau mendengarkan seorang penyintas menceritakan kisahnya, emosi yang ditimbulkan dari konten tersebut bisa terus melekat dalam diri kita sepanjang hari.

Paparan informasi terus-menerus tentang perang dapat menyebabkan kecemasan akibat perang, yang dikenal sebagai war anxiety. Lantas, seperti apakah war anxiety? Di sini, kita akan memahaminya secara lebih mendalam.

1. Apa itu war anxiety?

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi seseorang sedang cemas (pexels.com/Alex Green)

Seperti namanya, war anxiety atau kecemasan akibat perang adalah kecemasan atau kekhawatiran yang disebabkan oleh paparan informasi tentang perang yang terus-menerus. Misalnya, berita tentang serangan Israel terhadap Palestina, yang muncul lebih dari satu bulan ini tampaknya membuat banyak masyarakat dunia ikut terluka. Mungkin kamu salah satunya?

Hal ini mungkin terkait dengan tingkat kelelahan, kekhawatiran, dan rasa kontrol kita yang tinggi. Dalam jajak pendapat dari American Psychological Association mengenai invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, sebanyak 80 persen responden melaporkan stres yang signifikan.

2. Studi mengenai war anxiety

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi cemas (IDN Times/Besse Fadhilah)

Para peneliti masih mempelajari dampak jangka panjang dari kecemasan terkait kekerasan massal. Sebuah penelitian di Finlandia menemukan bahwa remaja yang memiliki kecemasan akan perang nuklir berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental lima tahun kemudian (BMC Public Health, 2004).

Lebih lanjut, orang-orang yang rentan terhadap kecemasan juga cenderung mencari berita mengenai krisis. Ini kemudian menjadi siklus setan yang membuat kesulitan tidak kunjung berhenti.

Baca Juga: 8 Dampak Perang pada Anak-anak, Mentalnya Terguncang!

3. Dampak war anxiety

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi seseorang sedang cemas (freepik.com/freepik)

Berita tentang peperangan, jumlah nyawa yang melayang, kehilangan harta benda, dan kelaparan bisa memberikan dampak signifikan terhadap emosi. Menurut WebMD, war anxiety dapat menyebabkan:

  • Memicu emosi baru. Melihat berita tentang perang dapat memicu stres luar biasa yang belum pernah dialami sebelumnya.
  • Meningkatkan kebutuhan akan kontrol. Selalu scrolling media sosial atau menonton TV untuk mendapatkan berita terbaru dapat meningkatkan kecemasan.
  • Memburuknya kondisi kesehatan mental. Jika kamu memiliki kondisi kesehatan mental yang mendasarinya, seperti kecemasan, gangguan stres pasca trauma, atau depresi, terlalu banyak menonton berita tentang peperangan bisa memperburuk keadaan.

4. Gejala war anxiety

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi gelisah (pexels.com/Liza Summer)

Kecemasan akan perang dapat muncul secara tiba-tiba atau perlahan sebagai respons terhadap suatu pemicu. Menurut Harvard Health Publishing, gejala war anxiety bisa ada di pikiran, tubuh, atau keduanya.

Gejala fisik mungkin termasuk:

  • Jantung berdebar kencang.
  • Mual.
  • Pusing.

Beberapa orang mengalami serangan panik besar-besaran. Bagi yang lain, war anxiety dapat muncul sebagai:

  • Kekhawatiran yang tidak terkendali.
  • Sulit tidur.
  • Gelisah.
  • Mimpi buruk.
  • Mati rasa.

5. Tips untuk mengelola kecemasan

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi perempuan sedang gelisah (pexels.com/Liza Summer)

Dilansir Oxford Health, kiat-kiat untuk mengelola stres dan kecemasan terkait perang meliputi:

  • Latih perawatan diri. Pastikan kamu menjaga hal-hal mendasar, seperti tidur dan makan dengan benar.
  • Batasi paparan terhadap berita buruk. Luangkan waktu untuk mendapat informasi, tetapi jangan menghabiskan seluruh waktu membaca berita seputar perang.
  • Bicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional jika kamu kehilangan kendali dalam mengakses informasi atau merasa perlu membicarakan perasaan.
  • Ambil tindakan. Kamu dapat menjadi relawan atau berdonasi untuk membantu meringankan beban korban perang.

6. Penanganan

War Anxiety, Kenali Gejala dan Cara Mengelolanyailustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/cottonbro)

Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mental profesional jika informasi tentang perang memengaruhi kualitas hidupmu atau membuatmu jadi terpaku pada berita. Kamu bisa berbicara dengan psikolog atau ahli kesehatan mental lainnya untuk mendapatkan bantuan.

Jangan biarkan stres dan kecemasan yang kamu alami memburuk dan berkembang menjadi gangguan mental.

Wajar jika kamu turut emosi saat memantau berita seputar perang. Namun, jangan sampai mengabaikan kesehatan mentalmu sendiri. Jika kamu merasa segala informasi tentang perang mulai membuatmu merasa tidak nyaman atau mengalami war anxiety, ambil waktu sejenak untuk menjauhi segala informasi tersebut untuk sementara waktu.

Baca Juga: Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya