TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alopecia Areata: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan

Apakah kulit kepalamu botak dengan bentuk pitak?

ilustrasi alopecia areata (consultqd.clevelandclinic.org)

Rambut adalah mahkota kita. Bila mengalami masalah, tentu saja bisa merusak penampilan dan merusak rasa percaya diri. Nah, salah satu kondisi yang bisa menyerang rambut adalah alopecia areata.

Alopecia areata adalah kelainan umum yang menyebabkan rambut rontok. "Alopecia" adalah istilah Latin yang berarti kebotakan, dan "areata" mengacu pada sifat rambut rontok yang tidak merata, yang umumnya merupakan ciri khas kondisi ini.

1. Apa itu alopecia areata?

ilustrasi alopecia areata (medicalnewstoday.com)

Dilansir WebMD, alopecia area adalah kelainan autoimun yang menyebabkan rambut rontok, sering kali berbentuk lingkaran atau pitak dan seukuran koin. Jumlah rambut yang hilang bisa berbeda-beda pada tiap orang.

Beberapa orang mengalaminya hanya di beberapa area, sementara beberapa lainnya bisa berjumlah banyak. Kadang area di mana rambut rontok bisa tumbuh kembali, tetapi nantinya akan rontok lagi. Pada beberapa orang lainnya, rambut akan tumbuh kembali secara permanen.

Ada beberapa jenis alopecia areata, yaitu:

  • Alopecia areata totalis: kehilangan semua rambut di kepala
  • Alopecia areata universalis: hilangnya rambut di seluruh tubuh
  • Alopecia areata difus: menipisnya rambut secara tiba-tiba, bukan kehilangan di beberapa bagian (pitak)
  • Ophiasis alopecia areata: kebotakan terjadi pada bagian bawah, samping, atau melingkari belakang kepala

Baca Juga: 7 Penyakit Ini Ditandai dengan Rambut Rontok, Jangan Anggap Remeh! 

2. Tanda dan gejala

ilustrasi rambut rontok (pixabay.com/slavoljubovski)

Gejala utama alopecia areata adalah rambut rontok. Kerontokan biasanya dalam bentuk lingkaran atau pitak di kulit kepala. Pitak biasanya berukuran beberapa sentimeter atau lebih kecil.

Kerontokan juga bisa terjadi di bagian wajah seperti alis, bulu mata, janggut, serta bagian tubuh lainnya.

Mungkin penderitanya akan pertama kali menyadarinya saat melihat gumpalan rambut di bantal atau di kamar mandi. Bila terjadi di bagian belakang kepala, biasanya ini akan terlihat oleh orang lain. Namun, kondisi kesehatan lain juga dapat menyebabkan rambut rontok dengan pola serupa. Rambut rontok saja tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis alopecia areata.

Dalam kasus yang jarang, beberapa orang mungkin mengalami kerontokan rambut yang lebih luas. Ini biasanya merupakan indikasi jenis alopecia lain, seperti alopecia totalis dan alopecia universalis. Dokter mungkin akan menghindari penggunaan istilah "totalis" dan "universalis" karena mungkin beberapa orang mengalami kondisi di antara keduanya, misalnya kehilangan semua rambut di lengan, kaki, dan kulit kepala, tetapi tidak di dada.

Kerontokan rambut yang terkait dengan alopecia areata tidak dapat diprediksi dan, menurut laporan dalam jurnal BMJ tahun 2010, tampaknya terjadi secara spontan. Rambut bisa tumbuh kembali kapan saja dan kemudian bisa rontok lagi. Tingkat kerontokan dan pertumbuhan kembali rambut sangat bervariasi dari orang ke orang.

3. Penyebab

ilustrasi orang sedang stres(pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengutip Medical News Today, alopecia areata terjadi saat sel darah putih menyerang sel-sel folikel rambut, membuatnya menyusut dan secara dramatis memperlambat produksi rambut. Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyebabkan hal tersebut.

Walaupun ilmuwan tidak tahu pasti mengapa alopecia areata terjadi, tetapi tampaknya genetika terlibat karena kondisi ini lebih mungkin dialami orang yang memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama. Satu dari lima penderitanya memiliki anggota keluarga yang juga mengembangkan alopecia areata.

Penelitian lain menemukan bahwa banyak orang dengan riwayat keluarga alopecia areata juga memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan gangguan autoimun lainnya, seperti atopi, kelainan yang ditandai dengan kecenderungan hiperalergi, tiroiditis, dan vitiligo.

Terlepas dari apa yang diyakini banyak orang, cuma ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung pandangan bahwa alopecia areata disebabkan oleh stres. Kasus stres yang ekstrem berpotensi memicu kondisi tersebut, tetapi penelitian terbaru menunjukkan hasil yang mengarah pada penyebab genetik.

4. Siapa yang berisiko mengalami alopecia areata?

ilustrasi alopecia areata (empr.com)

Pada orang-orang dengan penyakit autoimun, sistem kekebalan akan menyerang tubuh sendiri. Dengan alopecia areata, folikel rambutlah yang diserang.

Dokter belum tahu mengapa itu bisa terjadi, tetapi mereka meyakini bahwa ada sesuatu dalam gen yang membuatnya lebih mungkin terjadi, yang kemudian memicu kerontokan rambut.

Kamu akan lebih mungkin mengalami alopecia areata bila memiliki:

  • Anggota keluarga yang memilikinya
  • Asma
  • Sindrom Down
  • Anemia pernisiosa
  • Alergi musiman
  • Penyakit tiroid
  • Vitiligo

Baca Juga: Blokir DHT, Ini 6 Makanan dan Minuman untuk Cegah Kebotakan Dini

Verified Writer

Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya