TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindrom Referensi Penciuman: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Reaksi berlebihan terhadap bau badan

ilustrasi sindrom referensi penciuman atau olfactory reference syndrome (freepik.com/cookie_studio)

Bau keringat setelah kita melakukan aktivitas fisik merupakan hal yang wajar bagi setiap manusia. Namun, jika seseorang khawatir berlebihan akan bau badannya, ini bisa menandakan sindrom referensi penciuman atau olfactory reference syndrome (ORS).

Kondisi ini mirip namun tidak identik dengan bromidrophobia, atau ketakutan akan bau badan. Sindrom referensi penciuman mengacu pada kekhawatiran berlebihan akan aroma badan alami sendiri. Perbedaan antara kondisi-kondisi tersebut tidak kentara dan sering kali membingungkan.

Untuk mengetahui sindrom referensi penciuman lebih lanjut, simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya.

1. Apa itu sindrom referensi penciuman?

olfactory reference syndrome (freepik.com/cookie_studio)

ORS merupakan kondisi ketika seseorang memperlihatkan reaksi kekhawatiran berlebihan terhadap aroma tubuhnya sendiri, menganggapnya sangat bau. Seseorang dengan kondisi ini akan merasa malu dan menghindari interaksi hingga isolasi sosial, mengutip Psychology Today.

Dilansir The Gateway Institutes, kondisi medis ini juga dikenal sebagai bromosis atau autodysomophobia, dan ini melampaui perhatian yang berlebihan terhadap kebersihan dan sering kali disertai distress (stres yang mengarah ke hal negatif), perasaan canggung, dan malu.

ORS bisa secara signifikan mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, dan fungsi profesional seseorang. Dalam kasus ekstrem, ORS bisa menyebabkan isolasi sosial dan fobia sosial.

Baca Juga: Sindrom Patau: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Tanda dan gejala

ilustrasi sindrom referensi penciuman atau olfactory reference syndrome (pexels.com/Keira Burton)

Seperti yang dijelaskan pada laman OCD Clinic, gejala umum yang terkait dengan ORS dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Obsesi:

  • Ketakutan yang berlebihan akan bau mulut.
  • Takut memiliki bau busuk yang keluar dari bagian tubuh tertentu atau memiliki bau badan keseluruhan yang tidak wajar, non-manusia, atau kimia di alam.
  • Keyakinan bahwa perilaku orang lain merupakan respons terhadap pengalaman mereka tentang bau tak sedap yang mereka bayangkan atau bahwa mereka membuat komentar tentang bau yang tak sedap tersebut. 

2. Kompulsi:

  • Perilaku mandi dan berdandan yang berulang termasuk penggunaan obat kumur, deodoran, dan parfum secara berlebihan.
  • Pemeriksaan berulang-ulang pada diri sendiri untuk mencari sumber bau yang dibayangkan.
  • Mencari kepastian dari orang lain bahwa tidak ada bau atau kunjungan berulang ke dokter untuk menyelidiki bau tersebut.
  • Menghindari situasi sosial karena canggung, malu dan takut bahwa orang lain akan memperhatikan baunya.

3. Penyebab

ilustrasi seseorang dengan sindrom referensi penciuman atau olfactory reference syndrome (pexels.com/cottonbro)

Penyebab ORS masih belum diketahui secara pasti. Seperti gangguan kejiwaan lainnya, penyebabnya kemungkinan berasal dari beberapa faktor, seperti genetik

ORS punya kemiripan dengan gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder/BDD), gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD), dan gangguan kecemasan sosial. Maka dari itu, mungkin terbagi ke dalam karakteristik etiologi dan patofisiologis dengan gangguan ini.

Misalnya, ORS mungkin melibatkan kelainan pada sistem saraf penciuman pada otak yang menyebabkan halusinasi penciuman atau kepekaan ekstrem terhadap bau. Namun, teori ini belum dipelajari dan kemungkinan tidak relevan dengan minoritas penderita ORS yang tidak benar-benar mencium baunya, dilansir Internasional OCD Foundation.

4. Perbedaan sindrom referensi penciuman dengan masalah bau badan

ilustrasi tekanan emosional (pexels.com/Nathan Cowley)

Meskipun permasalahan ada pada bau badan yang tidak sedap, tetapi ORS berbeda. Perbedaannya antara lain:

  • Bau badan. Orang dengan ORS sebenarnya tidak memiliki bau badan yang buruk meskipun mereka mengira demikian. Mereka salah memahami bagaimana mereka mencium aroma tubuhnya.
  • Terlalu khawatir akan bau badannya. Orang dengan ORS disibukkan dengan bau badan; mereka terobsesi dengan hal itu. Biasanya, mereka memikirkan bau badan yang mereka rasakan setidaknya selama satu jam sehari (biasanya selama berjam-jam sehari).
  • Tekanan emosional dan/atau gangguan dalam fungsi. Kesibukan dengan bau badan yang dirasakan menyebabkan tekanan emosional yang signifikan, seperti suasana hati yang tertekan, kecemasan, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri. Masalah bau mengganggu fungsi sehari-hari orang tersebut. Ini bisa membuat mereka sulit berada di sekitar orang lain dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial, pergi ke sekolah atau bekerja, atau melakukan aktivitas lain.

Beberapa orang dengan ORS berpikir bahwa mereka sangat bau, sehingga mereka tidak mau ke luar rumah karena tidak ingin orang lain mencium bau yang mereka yakini mereka keluarkan.

Baca Juga: Sindrom Eisenmenger: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Verified Writer

Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya