TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Hubungan Stres dengan Penyakit Fisik? Ini 5 Jawaban Sains

Stres memunculkan penyakit fisik, jangan diremehkan

Tekanan akibat stres dan pengaruhnya terhadap fisik. unsplash.com/Engin Akyurt

Secara garis besar, stres bisa diartikan sebagai respons atau reaksi berupa tekanan yang diterima oleh makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Tekanan tersebut bisa dialami secara psikis, mental, maupun fisik. Dengan kata lain, stres adalah sesuatu yang wajar dialami oleh semua organisme di Bumi.

Namun, pada takaran tertentu, stres bisa berdampak buruk. Stres berlebihan bisa mengakibatkan beberapa penyakit fisik seperti diabetes tipe 2, masalah pencernaan, penurunan metabolisme, hingga masalah pada jantung.

Nah, bagaimana sebenarnya hubungan antara stres dengan penyakit fisik tersebut? Mengapa stres bisa memengaruhinya? Berikut beberapa ulasan sains mengenai hal tersebut.

1. Pikiran dan tubuh kita selalu terkoneksi setiap saat tanpa henti

unsplash.com/Ben White

Tanpa disadari, pikiran rupanya selalu terhubung dengan tubuh atau fisik kita secara intens. Menurut keterangan di laman Florida Medical Clinic, hubungan antara pikiran dan tubuh bisa membentuk komponen penting bagi pengobatan holistik, yakni pengobatan secara menyeluruh antara penyakit fisik dan pikiran seseorang.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa beberapa penyakit fisik juga dipengaruhi oleh pikiran dari pasien itu sendiri, salah satunya adalah kondisi stres. Saat ini, di banyak negara maju, dokter sudah melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara komprehensif yang mencakup fisik, mental, dan psikologis dari pasien yang mereka tangani.

Penelitian berjudul "Neurological Evidence of a Mind-Body Connection: Mindfulness and Pain Control" yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry tahun 2018 menyimpulkan bahwa pikiran dan psikis seseorang sangat berperan penting terhadap rasa sakit yang diderita oleh pasien. Jadi, pikiran dan tubuh memang sangat erat kaitannya dan selalu terkoneksi setiap saat tanpa henti.

2. Faktanya, buruknya manajemen stres bisa berkorelasi terhadap depresi

unsplash.com/Fernando @dearferdo

Mengelola stres dengan baik akan menjaga kesehatan mental. Akibat tekanan atau stres berat dan berlangsung dalam jangka waktu lama, lama-lama seseorang bisa mengalami depresi.

Melansir Mayo Clinic, salah satu penyebab depresi adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengelola stres yang ia alami. Itu sebabnya, memiliki manajemen stres yang baik sangat dibutuhkan oleh siapa pun tanpa memandang usia dan jenis kelamin.

Ada banyak cara sederhana untuk mengelola stres. Berdasarkan keterangan di laman Mental Health Foundation, Inggris, seseorang bisa menyadari akan hal-hal yang membuatnya stres, lalu segera identifikasi masalah yang sedang ia hadapi. Berikutnya, lakukan reviu dan jika perlu ubah sudut pandang terhadap hidupnya.

Beberapa cara pendukung lainnya meliputi konsumsi makanan sehat bergizi seimbang, hindari obat-obatan terlarang dan minuman keras, sempatkan berkumpul atau jaga komunikasi dengan teman dekat dan/atau keluarga, dan olahraga teratur.

Bila stres sudah dirasakan terlalu berat, jangan ragu untuk menemui dokter atau ahli kejiwaan profesional seperti psikolog atau psikiater.

3. Rasa sakit di dalam pikiran dan hati bisa menimbulkan rasa sakit pula pada fisik

unsplash.com/Sharon McCutcheon

Stres juga bisa dikaitkan dengan perasaan sakit hati dan beratnya beban pikiran. Ini tidak mengada-ngada atau membesar-besarkan, karena kenyataannya sakit hati dan pikiran negatif bisa menimbulkan rasa sakit pada fisikmu. Hal ini sudah lama dibuktikan dalam sains dan dunia medis.

Sebuah penelitian berjudul "Connecting the Mind-Body Split: Understanding the Relationship between Symptoms and Emotional Well-Being in Chronic Pain and Functional Gastrointestinal Disorders" dalam jurnal Healthcare tahun 2017, disebutkan bahwa nyeri dan sakit fisik sangat berhubungan dengan pikiran dan perasaan.

Itu sebabnya, kualitas kesehatan mental dan jiwa seseorang juga wajib diperhatikan, karena justru penyakit mental bisa saja lebih sulit untuk disembuhkan secara total. So, jangan remehkan stres dan tekanan psikis lainnya, kesehatan jiwa dan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

4. Hubungan antara stres dan asupan makanan

unsplash.com/Travis Yewell

Mengapa stres bisa sangat berpengaruh dan berhubungan pada fisik? Karena secara medis, stres juga sangat berkaitan dengan asupan dan jumlah nutrisi makanan yang dikonsumsi. Pada orang dengan tingkat stres tinggi, metabolismenya tidak akan mampu mengolah makanan secara baik dalam tubuhnya.

The European Food Information Council di lamannya menjelaskan bahwa pada kasus stres yang berlebihan, hormon stres seperti adrenalin dan kortisol akan sulit terkendali dalam tubuh. Hal ini berdampak buruk bagi kesehatan dan daya tahan tubuh. Masih dalam laman yang sama, orang yang tertekan akan mengonsumsi makanan secara salah, apalagi saat sedang stres. 

Menurut data, sekitar 30 persen dari total orang yang mengalami stres akan mengonsumsi makanan jauh lebih sedikit, meski ada juga yang malah makan berlebihan hingga tahap membahayakan. Dalam hal ini, stres terbukti berdampak buruk bagi tubuh akibat asupan makanan yang salah dan tidak teratur.

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya