TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jenis Gangguan Mental yang Dianggap Paling Berbahaya

Bantu mereka untuk mendapatkan pertolongan

ilustrasi orang mengalami trauma (pexels.com/Daniel Reche)

Manusia tidak hanya memiliki fisik atau raga, melainkan juga properti lainnya, yakni mental. Menurut sains, mental bisa diartikan sebagai segala macam unsur yang berkaitan dengan pikiran, batin, watak, dan perasaan manusia. Nah, karena mental merupakan sebuah elemen yang tak terlihat oleh mata, ada banyak orang yang meremehkan penyakit atau gangguan mental.

Dalam dunia medis, terdapat beberapa jenis gangguan mental yang dianggap cukup berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Dengan artikel ini, kita sama-sama belajar untuk mengenal sekaligus berempati pada mereka yang tengah mengalami gangguan mental. Yuk, simak artikel ini!

1. Anoreksia

ilustrasi makanan (pexels.com/Lisa Fotios)

Dilansir Mental Health Foundation, anoreksia atau anoreksia nervosa merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan seseorang akan mengalami gangguan makan. Orang dengan anoreksia akan memiliki perasaan takut yang luar biasa terhadap makanan karena ia beranggapan bahwa dengan mengonsumsi sesuatu, berat badannya akan bertambah.

Ahli medis menyatakan bahwa gangguan mental ini sangat berbahaya dan ini bukanlah diet. Anoreksia berhubungan dengan pola pikir yang salah dan rumit ditambah sindrom rendah diri akut. Seseorang yang menderita anoreksia wajib memeriksakan dirinya ke dokter atau psikiater. Jika tidak, berat badan dan nutrisi yang jauh di bawah normal justru akan berdampak fatal bagi penderitanya.

Baca Juga: Ternyata Hewan Peliharaan Bisa Bantu Jaga Kesehatan Mental

2. Bipolar

ilustrasi seseorang memegang kepala (pexels.com/David Garrison)

Mengatasi bipolar memang sangat tidak mudah. Gangguan mental ini sering dikorelasikan dengan perubahan perasaan atau mood yang timpang alias ekstrem. Orang dengan gangguan bipolar bisa memiliki perubahan suasana hati yang tadinya positif ke arah negatif dengan cepat, dalam, dan tidak bisa dikontrol. Tak jarang, setiap gejalanya datang, penderita akan merasakan kesedihan dan luka batin yang sangat dalam.

Nature melansir fakta bahwa tingkat kematian akibat bunuh diri pada orang-orang bipolar memiliki risiko 30 kali lebih besar dibandingkan populasi umum. Artinya, saat perubahan perasaan tersebut terjadi secara ekstrem, penderita bipolar harus segera mendapatkan pertolongan dari orang terdekat atau profesional. Jika diabaikan, ada sebuah klimaks yang membuat mereka sangat rentan dengan bunuh diri.

3. PTSD

ilustrasi sendirian di tepi sungai (pexels.com/Leah Kelley)

PTSD atau post traumatic stress disorder adalah akumulasi tekanan mental berat yang muncul akibat kejadian traumatis di masa lalu. Ada banyak hal yang bisa menimbulkan trauma mendalam, seperti perundungan, pelecehan seksual, pemerkosaan, kehilangan, menyaksikan bunuh diri, bencana alam, dan masalah-masalah lain yang terjadi di masa lalu.

Laman American Psychiatric Association menerangkan bahwa orang dengan PTSD kerap mengalami mimpi buruk dan gangguan suasana hati berkaitan dengan traumatisnya pada masa lalu. Biasanya, beberapa terapi bisa membantu meringankan gejala. Namun, perasaan traumatis tentang masa lalu memang sangat sulit untuk dihilangkan. Langkah-langkah medis akan menggiring penderita untuk menjalani hidup dengan pikiran positif.

4. Depresi

ilustrasi depresi (pexels.com/Kelly L)

Meskipun termasuk umum, depresi tetap digolongkan sebagai gangguan mental yang berbahaya jika tak ditangani dengan benar. Our World in Data memuat fakta bahwa ada lebih dari 750 juta orang di dunia mengalami gangguan mental dan 264 juta di antaranya merupakan depresi. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa nyaris 4 persen penduduk dunia tengah mengalami depresi pada 2021.

Depresi sendiri merupakan kondisi saat seseorang mengalami gangguan suasana hati dan kejatuhan mental yang dalam. Sedih, putus asa, trauma, rasa bersalah, cemas, ketakutan, dan hampa adalah sederet perasaan yang dialami oleh penderita depresi. Kendati demikian, diagnosis depresi hanya boleh dan bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater karena tidak semua gejala negatif tersebut termasuk depresi.

Baca Juga: 5 Kondisi Mental Ini Tidak Boleh Diremehkan, Segera Cari Bantuan!

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya