Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Sama pentingnya dengan fisik, kondisi kesehatan mental pada manusia juga patut dijaga agar tetap sehat dan bisa membawa dampak kehidupan yang positif. Nah, sayangnya, ada banyak orang yang tidak sadar bahwa kondisi mentalnya tengah terpuruk. Dalam banyak kasus, mereka justru tidak mengetahui bahwa mentalnya sedang menuju ke jurang depresi.
Beberapa kondisi mental yang rapuh dan terpuruk tidak boleh diremehkan. Mungkin tampak biasa saja. Namun, ternyata beberapa hal di bawah ini adalah gejala dari kondisi mental yang harus ditangani. Apa saja? Simak artikel ini, ya.
1. Merasa kesepian secara dalam dan lama
ilustrasi kesepian (pexels.com/Mart Production) Dalam dunia kesehatan psikologi, kesepian bukanlah dianggap sebagai lingkungan, melainkan lebih ke arah kondisi mental. Dilansir laman Mind, kesepian tidak selalu berkorelasi dengan kesendirian. Pasalnya, ada banyak orang yang hidup sendiri, tapi tidak pernah merasa kesepian. Sebaliknya, di tengah lingkungan hangat dan ramai, seseorang bisa merasa begitu sepi dan hampa.
Biasanya, kondisi mental ini timbul akibat pribadi seseorang yang kerap menutup diri. Mungkin ia butuh bercerita, tapi selalu enggan dilakukan. Ada juga fobia sosial, yakni ketakutan atau kecemasan yang diakibatkan oleh aktivitas sosial. Jika ada temanmu mengalami hal ini, segera temani dan bantu dia untuk mendapatkan penanganan dari profesional.
Baca Juga: 5 Lagu Taylor Swift tentang Kesehatan Mental, Sarat akan Makna
2. Cemas berlebihan terhadap segala sesuatu
ilustrasi sedang cemas (pexels.com/Tima Miroshnichenko) Rasa cemas dan khawatir adalah kondisi yang wajar dialami setiap orang. Namun, jika intensitasnya berlebihan dan terlalu dalam, patut diduga seseorang mengidap kejatuhan mental yang cukup parah. Salah satu kondisi mental yang berkaitan dengan kecemasan adalah gangguan anxiety, yakni rasa cemas dan gelisah secara terus-menerus dalam situasi apa pun.
Jurnal berjudul Current Diagnosis and Treatment of Anxiety Disorders yang diterbitkan Pharmacy and Therapeutics pada 2013 menyimpulkan bahwa gangguan kecemasan sama berbahayanya dengan kejatuhan mental yang lain. Perawatan medis yang tepat dapat membantu seseorang untuk mengatasi rasa cemasnya terhadap sesuatu. Namun, yang terpenting adalah dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
3. Perasaan bersalah yang tak dapat dijelaskan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi merasa bersalah (pexels.com/Inzmam Khan) Wajar jika kita merasa bersalah dengan segala kesalahan yang pernah dilakukan pada masa lalu. Bagi sebagian orang, perasaan ini dapat terjadi dengan intens dan sangat lama. Namun, memaafkan diri sendiri dan orang lain tetap jadi jalan terbaik yang bisa dilakukan. Terlarut dalam perasaan bersalah justru akan mengganggu mental dan menjerumuskannya ke dalam jurang depresi.
Menurut Verywell Mind, sindrom akut tentang rasa bersalah ini bisa menampilkan gejala-gejala yang khas, di antaranya menangis tanpa sebab, insomnia, sering merasa mual, dan sulit menerima kondisi. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan adalah memaafkan diri sendiri dan orang lain. Lalu, Jangan selalu melihat ke belakang dan tetap menjalani hidup dengan tegar.
4. Depresi mayor
ilustrasi depresi (pexels.com/Pixabay) Secara umum, penderita depresi yang berlangsung lama bisa dianggap juga sebagai depresi mayor. Mayo Clinic melansir bahwa depresi mayor adalah kondisi saat seseorang akan selalu merasa bersedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Selain itu, penderita kondisi mental ini akan selalu berpikiran negatif tentang dirinya sendiri. Trauma, stres berat, kehilangan, tekanan hidup, dan kondisi otak bisa menjadi penyebabnya.
Sayangnya, ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya tengah mengidap depresi mayor. Keadaan ini sering kali diremehkan dan malah akan membuat penderitanya makin dilanda kesedihan setiap harinya. Konseling dan terapi medis bisa membantu mereka yang mengidap depresi mayor. Dalam kasus yang berat, psikiater akan memberikan obat-obatan medis untuk membuat mental pasien terus berpikiran positif.
Baca Juga: Ini 5 Langkah Menghadapi Depresi menurut Sains, Jangan Menyerah!