TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Adakah Penawar Racun untuk Keracunan Sianida?

Keracunan sianida dapat berakibat fatal

ilustrasi pasien di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Kasus kopi sianida kembali menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat setelah tayangnya dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. Kasus ini merupakan peristiwa yang menyita publik dan persidangannya memakan waktu hingga berbulan-bulan. Saat itu, korban meninggal diduga karena racun sianida dalam di es kopi Vietnam. 

Sianida termasuk salah satu racun mematikan. Tanpa pertolongan segera, keracunan sianida dapat mengancam nyawa. Lantas, adakah penawar racun untuk keracunan sianida? Berikut ulasannya.

1. Mengenal sianida

ilustrasi racun (freepik.com/cookie_studio)

Sianida dikenal banyak orang sebagai racun yang mematikan. Dikutip dari StatPearls Publishing, hidrogen sianida pertama kali diisolasi dari pewarna biru Prusia pada tahun 1786 dan sianida pertama kali diekstraksi dari kacang almon sekitar tahun 1800.

Meski lebih dikenal sebagai racun, tetapi sianida dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), di bidang manufaktur, sianida digunakan dalam pembuatan kertas, tekstil, dan plastik. Sianida juga digunakan dalam bidang metalurgi untuk pembersihan logam dan pemisahan emas dari bijihnya.

Baca Juga: 6 Makanan Mengandung Sianida Alami, Bolehkah Dikonsumsi?

2. Kebakaran menjadi sumber paling umum keracunan sianida

ilustrasi kebakaran (unsplash.com/Max Kukurudziak)

Mengutip sebuah tinjauan Cyanide Intoxication as Part of Smoke Inhalation - a Review on Diagnosis and Treatment from the Emergency Perspective, beberapa laporan menunjukkan bahwa orang yang dirawat di rumah sakit akibat kebakaran kemungkinan telah terpapar karbon monoksida dan sianida. Kebakaran menjadi sumber keracunan sianida yang paling umum.

Saat kebakaran, sianida terbentuk ketika suhu mencapai 315 derajat Celcius dan dilepaskan dari asap beracun hidrogen sianida yang terhirup oleh korban. Hidrogen sianida terbentuk dari pembakaran tidak sempurna dari bahan apapun yang mengandung nitrogen, seperti plastik, vinil, wol, atau sutra.

Menurut Medical News Today, paparan di tempat kerja juga dapat menyebabkan seseorang keracunan sianida, seperti industri ekstraksi emas dan perak, pengolahan plastik dan karet, metalurgi, pengasapan, fotografi, hingga penyamakan.

3. Bagaimana sianida memengaruhi tubuh?

ilustrasi organ tubuh (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sianida dapat diserap dengan cepat melalui saluran pernapasan, membran mukosa, saluran pencernaan, dan kulit. Seseorang yang terpapar sianida dapat menunjukkan gejala dalam satu menit setelah menghirup gas sianida atau beberapa menit setelah menelan sianida.

Mengutip penjelasan laman Medscape, begitu masuk ke dalam tubuh, sianida menuju ke aliran darah dan didistribusikan ke seluruh organ dan jaringan tubuh dengan cepat. Di dalam sel, sianida mengganggu sel dalam menggunakan oksigen. Tanpa oksigen, sel perlahan mengalami kematian.

Jaringan dengan kebutuhan oksigen tertinggi, seperti otak dan jantung paling terkena dampak keracunan sianida akut. Paparan sianida dalam dosis besar dapat menimbulkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, penurunan kesadaran, hingga gagal napas yang menyebabkan kematian.

4. Adakah penawar racun untuk keracunan sianida?

ilustrasi ambulance (unsplash.com/Mat Napo)

Jika tidak ditangani segera, keracunan sianida dapat menyebabkan kejang, henti jantung, dan koma. Dalam sebagian kasus, keracunan sianida dapat mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu, seseorang yang diduga keracunan sianida butuh penanganan medis secepatnya.

Langkah pertama dalam mengangani kasus keracunan sianida adalah mengidentifikasi sumber paparan. Menurut laman Healthline, hal ini dapat membantu dokter dalam menentukan metode dekontaminasi yang tepat.

Ketika sianida tertelan, kemungkinan akan diberikan arang aktif untuk membantu menyerap racun. Paparan sianida dapat memengaruhi asupan oksigen, sehingga dokter mungkin akan memberikan oksigen. Dalam kasus parah, dokter mungkin akan memberikan antidotum atau penawar racun, salah satunya hydroxocobalamin.

Baca Juga: Kenapa Racun Sianida Bisa Sangat Mematikan?

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya