TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah saat Bayi Diare Boleh Minum ASI?

Kebutuhan cairan harus tetap terpenuhi dengan pemberian ASI

ilustrasi bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Diare merupakan kondisi yang dapat dialami siapa saja, termasuk bayi. Meskipun terlihat sepele, tetapi diare pada bayi dapat membuat orang tua menjadi khawatir. Terlebih, bayi yang mengalami diare rentan mengalami dehidrasi sehingga berbahaya bagi mereka. 

Beberapa orang mengatakan pemberian ASI harus dihentikan karena dapat memperparah diare pada si kecil. Ini membuat beberapa orang tua mungkin bingung ketika bayi mereka diare, apakah perlu melanjutkan memberikan ASI atau tidak. Berikut penjelasannya!

1. Diare pada bayi

ilustrasi bayi diare (pexels.com/Sarah Chai)

Dilansir WebMD, tekstur feses pada bayi akan berbeda dengan feses orang dewasa. Biasanya, feses bayi akan lebih lembut daripada feses orang dewasa.

Feses pada bayi akan memiliki tekstur, warna, dan bau yang beragam berdasarkan apa yang bayi konsumsi, seperti ASI, susu formula, atau makanan padat.

Apabila tiba-tiba feses bayi lebih lembek atau lebih berair daripada biasanya dengan frekuensi buang air besar lebih sering dan dalam jumlah banyak, mungkin hal tersebut adalah diare.

2. Penyebab bayi diare

ilustrasi virus (pexels.com/Monstera)

Ada berbagai penyebab bayi mengalami diare. WebMD menjelaskan, adanya mikroorganisme seperti virus, bakteri, atau parasit bisa menyebabkan diare pada bayi.

Mikroorganisme tersebut dapat ikut tertelan ketika bayi makan makanan yang kurang bersih atau karena memasukkan tangannya setelah menyentuh permukaan benda yang kotor.

Bayi juga bisa mengalami diare karena alergi pada jenis makanan tertentu. Bayi yang sensitif dengan obat tertentu juga bisa menyebabkan diare. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak jus buah juga bisa menyebabkan bayi diare.

Baca Juga: Kasus Diare pada Anak, Kapan Harus Dibawa ke Rumah Sakit?

3. Perlukah menghentikan ASI saat bayi diare?

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/ RODNAE Productions)

Menurut American Academy of Pediatrics, infeksi virus dapat menyebabkan bayi mengalami muntah dan diare antara 1 sampai 2 hari. Apabila kondisi bayi sehat, kondisi tersebut dapat membaik dengan sendirinya.

Disarankan agar ibu menyusui tetap memberikan ASI seperti biasa ketika bayi diare. Hal senada juga disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang merekomendasikan untuk tetap menyusui bayi meskipun bayi sedang diare. Kandungan laktosa dalam ASI tidak menyebabkan diare menjadi lebih parah.

4. Manfaat memberikan ASI saat diare

ilustrasi memberikan ASI (pexels.com/MART PRODUCTION)

IDAI menyebutkan bahwa tidak ada alasan bagi busui untuk menghentikan pemberian ASI. Justru ASI mempunyai manfaat saat bayi mengalami diare. Beberapa manfaat pemberian ASI untuk diare antara lain:

  • ASI dapat digunakan sebagai rehidrasi.
  • ASI mengandung antibodi yang melawan kuman penyebab diare.
  • ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizi saat diare.
  • ASI mengandung zat yang berguna untuk pertumbuhan sel mukosa usus yang rusak karena diare.
  • ASI membuat bayi lebih cepat sembuh dari diare dan diare yang dialami lebih ringan.

5. Pemberian larutan oralit

ilustrasi bayi (pexels.com/Adrian Stancu)

Anak yang mengalami diare rentan mengalami dehidrasi. Anak yang mengalami dehidrasi ringan hingga sedang akan tampak kehausan. Sebaliknya, apabila anak mengalami dehidrasi berat, maka mereka menjadi malas minum.

Untuk mencegah dehidrasi, IDAI menyarankan memberikan larutan oralit. Apabila mengalami muntah setelah diberikan oralit, maka beri jeda sebentar kemudian melanjutkan pemberian larutan oralit sedikit demi sedikit.

Baca Juga: Kenapa Suplemen Diare Zink Harus Diberikan selama 10 Hari? 

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya