TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Bayi Tidak Boleh Mengonsumsi Madu?

Terutama bayi yang usianya di bawah 12 bulan

ilustrasi bayi (pexels.com/Pixabay)

Madu mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan. Tak jarang pula beberapa orangtua memberikan madu kepada anaknya dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh.

Namun, ada risiko yang berbahaya yang wajib diketahui orangtua jika memberikan madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Mengapa bayi tidak boleh mengonsumsi madu? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini sampai selesai!

1. Madu

ilustrasi madu (pexels.com/Adonyi Gábor)

Dilansir Healthline, madu telah banyak digunakan baik sebagai makanan maupun sebagai pengobatan. Madu dipercaya mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti sebagai agen antibakteri dan antiinflamasi.

Madu merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh lebah yang berasal dari nektar bunga. Hingga kini, madu masih sering digunakan, salah satunya sebagai pemanis pada makanan. Namun, penggunaan madu tidak boleh digunakan semua usia terutama pada bayi.

Baca Juga: Botulisme: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Larangan madu dikonsumsi oleh bayi

ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Madu mengandung berbagai zat bermanfaat yang dapat membunuh bakteri dan jamur. Namun, madu juga dapat mengalami kontaminasi bakteri selama proses produksi.

Adanya risiko kontaminasi pada madu membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) melarang penggunaan madu pada bayi kurang dari 12 bulan. Penggunaan madu pada kelompok usia tersebut berisiko mengalami infant botulism atau penyakit botulisme pada bayi.

3. Toksin botulinum

ilustrasi Clostridium botulinum (commons.wikimedia.org/Matthias M.)

Seperti dijelaskan pada laman IDAI, bakteri Clostridium botulinum merupakan bakteri yang sering ditemukan pada tanah dan dapat terbawa oleh angin. Spora bakteri ini juga dapat ditemukan pada madu.

Bakteri Clostridium botulinum dapat menghasilkan toksin botulinum yang dapat menyebabkan botulisme pada bayi. Botulisme merupakan penyakit langka namun dapat berakibat fatal, yang mana menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kelumpuhan hingga kegagalan organ pernapasan.

Botulisme paling sering disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi bakteri. Madu menjadi salah satu sumber penyebab botulisme.

4. Botulisme pada bayi

ilustrasi bayi menangis (pexels.com/RODNAE Productions)

Bayi yang tidak sengaja menelan spora bakteri Clostridium botulinum memiliki risiko mengalami botulisme. Bayi hingga usia 12 bulan sangat rentan dengan adanya spora bakteri penyebab botulisme karena sistem imun pada pencernaan yang belum terbentuk sempurna, mengutip laman IDAI.

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), botulisme dapat terjadi saat spora bakteri masuk ke usus bayi. Spora bakteri tersebut akan berkembang di usus dan memproduksi racun yang berbahaya.

Mengutip Healthline, sekitar 90 persen kasus botulisme terjadi pada bayi berusia kurang dari 6 bulan. Namun, bayi yang usianya kurang dari 12 bulan juga masih berisiko tinggi mengalami botulisme.

Baca Juga: 12 Manfaat Clover Honey untuk Kesehatan, Lagi Populer!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya