TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos tentang Obat yang Perlu Kamu Tahu

Obat harus digunakan sesuai arahan yang diberikan

ilustrasi obat (pexels.com/Ivan Babydov)

Ketika sedang sakit, obat memang selalu menjadi solusi untuk membantu meringankan dan menyembuhkan rasa sakit. Namun, menggunakan obat dengan cara yang tidak tepat berpotensi menimbulkan bahaya.

Ditambah lagi, kini makin mudahnya akses informasi tentang obat-obatan yang belum tentu sesuai dengan kondisi setiap orang. Bukannya sembuh, hal itu tentu saja akan menimbulkan resiko yang besar jika obat digunakan sembarangan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Munculnya berbagai spekulasi tanpa didasari pengetahuan ilmiah serta konsultasi pada tenaga kesehatan, semakin lama akan memunculkan beragam mitos. Berikut ini beberapa penjelasan mitos tentang obat yang perlu kamu tahu.

1. Semua obat harus diminum setelah makan

ilustrasi obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Beberapa orang menganggap bahwa semua obat harus diminum setelah makan. Padahal tidak semuanya demikian. Dilansir National Health Service, beberapa obat memang diminum setelah makan, misalnya obat ibuprofen yang diminum setelah makan agar obat tidak mengiritasi lambung.

Namun, sebagian obat lain justru harus diminum sebelum makan atau dalam keadaan perut kosong. Hal itu dikarenakan makanan dapat menganggu cara kerja obat. Misalnya, terdapat beberapa obat yang terganggu penyerapannya apabila ada makanan di lambung sehingga efek obat menjadi turun. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dan mengikuti arahan cara minum obat.

Baca Juga: 5 Jenis Tanaman Obat Keluarga dan Manfaatnya

2. Antibiotik bisa menyembuhkan semua penyakit

ilustrasi obat (pexels.com/Artem Podrez)

Antibiotik termasuk obat penting dalam menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Akan tetapi, tidak jarang orang-orang menganggap antibiotik sebagai obat dari semua penyakit. Beberapa orang bahkan rutin menggunakan antibiotik begitu merasa tidak enak badan. Padahal, anggapan ini tidak tepat. 

Seperti dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), antibiotik adalah obat untuk menyembuhkan infeksi bakteri, sementara virus dan jamur tidak dapat diobati menggunakan antibiotik. Penyakit seperti flu, selesma, atau batuk tidak perlu menggunakan antibiotik karena umumnya disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendirinya. Menggunakan antibiotik sembarangan justru akan menimbulkan efek samping, diantaranya diare, mual, hingga yang lebih parah seperti infeksi bakteri atau kebal antibiotik.

3. Menggunakan antibiotik tanpa resep dokter bukan masalah serius

ilustrasi pengembangan obat (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa minum antibiotik untuk berbagai penyakit bukan masalah besar. Padahal, ada berbagai risiko berbahaya ketika menggunakan antibiotik sembarangan tanpa resep dokter.

Memakai antibiotik sembarangan membuat bakteri menjadi kebal obat sehingga penyakit lebih sulit diobati. Di sisi lain, pengembangan obat antibiotik tidak secepat bakteri yang mengalami resistensi antibiotik sehingga penemuan antibiotik jenis baru menjadi lebih sulit, seperti dijelaskan Antibiotic Research UK.

Inilah sebabnya, terdapat banyak kematian yang disebabkan resistensi antibiotik karena bakteri sudah tidak mempan diobati dengan antibiotik apapun. Dilansir laman Kemenkes, sebanyak 1,27 juta orang meninggal dunia setiap tahun disebabkan oleh infeksi yang resisten obat. Maka dari itu, masalah resistensi antibiotik menjadi ancaman yang serius di seluruh dunia.

4. Boleh berbagi resep obat kepada orang lain

ilustrasi minum obat (pexels.com/ Towfiqu barbhuiya)

Saat ada anggota keluarga atau teman yang kebetulan mengeluhkan sakit yang sama dengan kita, mungkin kita berpikir boleh-boleh saja berbagi resep obat dokter yang dimiliki kepada mereka. Padahal hal tersebut tidak dianjurkan.

Meskipun keluhan yang dirasakan terlihat sama, tetapi belum tentu penyakit yang dialami juga sama. Mengutip penjelasan WebMD, bahwa membagikan obat kepada orang lain berpotensi menimbulkan masalah jika orang tersebut memiliki alergi obat atau mengalami interaksi dengan obat yang sudah diminumnya. Dosis yang tidak sesuai juga berpotensi membahayakan orang lain. 

Baca Juga: Mengenal Penandaan Obat Modern dan Obat Tradisional

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya