TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantu Melawan Bakteri, yuk Kenalan sama Penisilin!

Konsumsinya harus berdasarkan resep dan anjuran dokter

ilustrasi penisilin (pexels.com/Anna Shvets)

Penisilin adalah sekelompok obat antibakteri atau antibiotik yang digunakan untuk melawan berbagai jenis infeksi bakteri.

Dijelaskan dalam laman National Museum Australia, penisilin ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming. Lalu, obat tersebut digunakan secara medis pada tahun 1940-an oleh tim ilmuwan Oxford yang dipimpin oleh Howard Florey dari Australia dan pengungsi Jerman, Ernst Chain. Sejak saat itu, penisilin telah menyelamatkan banyak nyawa.

Apa itu penisilin dan bagaimana cara kerjanya di tubuh? Mari kita simak faktanya bersama-sama lewat ulasan berikut ini.

1. Apa, sih, penisilin itu?

Penisilin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Umumnya, penisilin bekerja pada seluruh infeksi bakteri, seperti pada gigi, telinga, kulit, tenggorokan, dan beberapa infeksi bakteri lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa penisilin bekerja pada banyak jenis infeksi bakteri, kecuali jika infeksi tersebut resistan atau kebal terhadapnya. Penisilin juga bukanlah obat untuk mengatasi infeksi akibat virus, jamur, atau cacing.

Baca Juga: Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan? Ini 9 Fakta yang Harus Kamu Tahu 

2. Cara kerja

ilustrasi antibiotik (unsplash.com/Roberto Sorin)

Dijelaskan dalam laman Medical News Today, pada prosesnya, penisilin bekerja dengan cara menghambat dinding sel bakteri. Obat-obatan dalam golongan penisilin bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel bakteri secara tidak langsung. Kemudian, obat akan bertindak langsung pada peptidoglikan, yang memainkan peran struktural penting dalam sel bakteri.

Peptidoglikan membuat struktur seperti jaring di sekitar membran plasma sel bakteri, yang meningkatkan kekuatan dinding sel dan mencegah cairan dan partikel eksternal memasuki sel.

Ketika bakteri berkembang biak, lubang kecil terbuka di dinding selnya saat sel membelah diri. Peptidoglikan yang baru diproduksi kemudian mengisi lubang ini untuk merekonstruksi dinding.

Nah, penisilin memblokir penyangga protein yang menghubungkan peptidoglikan. Ini mencegah bakteri menutup lubang di dinding selnya.

Karena konsentrasi air dari cairan di sekitarnya lebih tinggi daripada di dalam bakteri, air mengalir melalui lubang ke dalam sel dan bakteri nantinya akan hancur.

3. Efek samping

Dilansir HealthDirect Australia, setiap obat, termasuk penisilin, memiliki potensi efek samping yang biasanya ringan. Beberapa efek samping yang bisa terjadi antara lain:

  • Sakit perut.
  • Diare.
  • Mual.
  • Ruam kulit dan gatal-gatal.

Efek samping ini juga bisa terjadi meski kurang umum:

  • Sesak napas atau pernapasan tidak teratur.
  • Kram perut, kontraksi otot tiba-tiba (spasme), atau nyeri tekan.
  • Gatal pada vagina dan keputihan, baik karena infeksi jamur atau vaginosis bakterialis.

Walaupun sangat jarang, efek samping serius juga bisa terjadi, meliputi:

  • Kesulitan bernapas akibat reaksi alergi parah (anafilaksis).
  • Kejang.

4. Ada kemungkinan bakteri bisa resistan terhadap penisilin

ilustrasi penisilin (pexels.com/Ivan Babydov)

Penisilin memang terbukti ampuh dalam melawan bakteri. Namun, ada juga beberapa kasus bakteri resistan atau kebal terhadap penisilin.

Bakteri telah ada selama miliaran tahun. Selama waktu ini, mereka telah mengalami lingkungan yang ekstrem dan, sebagai hasilnya, sangat mudah beradaptasi. Mereka juga beregenerasi dengan sangat cepat, membuat perubahan genetik yang relatif cepat mungkin terjadi di seluruh populasi.

Secara umum, ada tiga cara bakteri dapat mengembangkan kekebalan terhadap penisilin:

  • Penisillinase, yaitu bakteri menghasilkan enzim penicillinase yang mendegradasi penisilin.
  • Perubahan struktur bakteri.
  • Pembuangan atau penghapusan penisilin.

Baca Juga: 7 Manfaat Antibiotik dalam Proses Pengobatan Penyakit

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya