TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bersin-bersin di Ruangan Lembap? Mungkin Kamu Mengalami Alergi Mold

Dapat memperburuk asma!

ilustrasi bersin-bersin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mold adalah jenis jamur yang sering kali tumbuh di tempat-tempat lembap, baik di dalam maupun di luar ruangan. Jamur ini bisa dijumpai di ruangan dengan ventilasi buruk dan kelembapan tinggi, tumpukan sampah, atau tumpukan daun yang berpotensi membusuk.

Alergi mold atau mold allergy, atau sering disebut alergi jamur, adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan saat menghirup spora jamur. Spora jamur merupakan bagian dari reproduksi jamur yang dapat terbang di udara dan masuk ke hidung, kemudian memicu reaksi alergi pada beberapa orang.

Kondisi ini dapat menyebabkan batuk atau bersin-bersin, bahkan memicu serangan asma yang parah pada beberapa kasus. Untuk mengenali gejalanya, berikut ulasan medis tentang alergi jamur yang sebaiknya kamu ketahui.

1. Gejala alergi jamur

ilustrasi orang flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Alergi jamur dapat menyebabkan gejala yang bervariasi pada setiap orang, berkisar dari ringan hingga parah. Reaksi alergi ini biasanya muncul ketika seseorang terpapar jamur atau berada di lingkungan yang berjamur.

Berhubung jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, gejala mungkin dapat terjadi sepanjang tahun atau di musim tertentu yang lebih mudah memicu tumbuhnya jamur.

Secara umum, gejala alergi jamur hampir serupa dengan jenis alergi udara lain, seperti alergi debu atau serbuk sari. Ini mungkin termasuk:

  • Bersin
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Batuk dan postnasal drip (cairan atau ingus yang mengalir dari hidung ke tenggorokan)
  • Mata, hidung, dan tenggorokan gatal
  • Mata berair
  • Kulit kering dan bersisik
  • Alergi jamur yang memicu asma ditandai dengan mengi, sesak napas, dan sesak di dada

Baca Juga: Ini 7 Cara Mudah Mengobati Mata Bengkak karena Alergi

2. Penyebab seseorang mengalami alergi jamur

ilustrasi tembok berjamur (pixabay.com/MabelAmber)

Alergi jamur terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan atau terlalu sensitif terhadap spora jamur. Ini terjadi karena tubuh mengenali spora tersebut sebagai “benda asing” dan mengembangkan antibodi untuk melawannya.

Tidak semua orang dapat mengembangkan alergi jamur. Beberapa orang mungkin lebih tahan dengan spora jamur sehingga tidak mengalami reaksi alergi.

Di alam, banyak sekali jenis mold (jamur) yang ditemukan, tetapi tidak semua jenis mold dapat menyebabkan alergi.  Seseorang yang alergi dengan salah satu jenis jamur belum tentu bereaksi dengan jamur jenis lainnya. 

Beberapa jamur yang paling umum menyebabkan reaksi alergi termasuk:

  • Alternaria, alergi jamur ini dikaitkan dengan asma parah
  • Aspergillus, jamur ini terkait dengan alergi aspergillosis bronkopulmoner, yaitu reaksi paru-paru parah yang dapat menyebabkan pelebaran bronkus
  • Cladosporium
  • Penicilium
  • Epicoccum, yang umum ditemukan di padang rumput dan area pertanian
  • Fusarium, yang umum ditemukan pada tanaman yang membusuk
  • Aureobasidium, yaitu jamur yang biasanya di kertas, kayu, atau permukaan yang di cat

Faktor-faktor berikut juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan alergi jamur atau memperburuk gejalanya, di antaranya:

  • Punya riwayat keluarga alergi dan asma
  • Beraktivitas di lingkungan yang terpapar jamur
  • Tinggal di tempat atau ruangan dengan kelembapan tinggi, yaitu lebih tinggi dari 50 persen

3. Alergi jamur dapat menyebabkan komplikasi serius

ilustrasi nyeri dada (freepik.com/jcomp)

Alergi jamur terkadang juga dapat menyebabkan demam dan beberapa komplikasi serius, seperti:

  • Asma yang diinduksi jamur. Alergi jamur dapat memicu serangan asma. Sementara pada orang yang punya alergi jamur dan asma, ini dapat memperburuk gejala asma
  • Allergic fungal sinusitis, yang dihasilkan dari reaksi peradangan jamur di sinus
  • Alergi bronkopulmoner aspergillosis, yaitu reaksi jamur di paru-paru yang dapat terjadi pada penderita asma
  • Pneumonitis hipersensitivitas, yaitu kondisi peradangan langka di paru-paru. Ini dikaitkan dengan inhalasi jamur (menghirup spora jamur) yang berkepanjangan. Kondisi ini serius, tetapi jarang terjadi

4. Bagaimana alergi jamur didiagnosis?

ilustrasi pengobatan siku (pixabay.com/whitesession)

Alergi jamur didiagnosis berdasarkan pemeriksaan gejala, pemeriksaan fisik, serta beberapa tes diagnostik alergi, seperti:

  • Tes darah, seperti IgE (Imunoglobin E) untuk mengonfirmasi bahwa gejala disebabkan oleh alergi bukan infeksi jamur
  • Tes tusuk kulit, yaitu dengan memberikan paparan alergen (pemicu alergi) pada kulit dengan jarum. Ini digunakan untuk mengetahui apakah ada reaksi alergi yang terjadi setelah paparan tersebut. Namun, jumlah alergen jamur yang tersedia biasanya terbatas pada jenis tertentu

Baca Juga: Bisakah Muncul Ruam akibat Alergi Sinar Matahari? Ini Penjelasannya!

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya