Obat Anestesi bisa Sebabkan Hipertermia Maligna, Apa Gejalanya?
Bisa terjadi peningkatan suhu tubuh yang ekstrem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertermia maligna atau malignant hyperthermia adalah kondisi peningkatan suhu tubuh akibat reaksi parah terhadap obat-obatan anestesi tertentu yang digunakan selama prosedur operasi atau perawatan invasif lainnya. Ini bisa menyebabkan demam tinggi, otot kaku, kejang, bahkan gangguan jantung.
Pada beberapa kasus, orang yang berisiko mengalaminya menunjukkan gejala reaksi setelah aktivitas fisik yang intens saat cuaca panas dan lembap, mengalami infeksi virus, atau saat minum obat statin.
Orang dengan kondisi ini biasanya tidak menyadari mereka memilikinya, kecuali ketika mengalami reaksi parah setelah mendapatkan obat anestesi atau menjalani uji kerentanan obat tersebut.
Nah, untuk mengetahui tanda dan gejalanya, berikut ulasan medis tentang hipertermia maligna yang harus kamu ketahui. Simak di bawah ini, ya!
1. Penyebab hipertermia maligna
Hipertermia maligna adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh mutasi gen. Tidak diidentifikasi secara spesifik gen apa yang menyebabkan masalah ini, beberapa gen berbeda diketahui dapat menyebabkannya.
Gen yang paling sering menyebabkan hipertermia maligna (sekitar 50 persen kasus) adalah RYR1, yaitu gen saluran pelepasan kalsium tipe 1 reseptor ryanodine. Sementara itu, yang lebih jarang termasuk CACNA15 dan STAC3.
Gen RYR1 dan CACNA15 merupakan gen yang terlibat dalam pelepasan ion kalsium dalam sel otot dan gerakan otot. Mutasi pada gen tersebut dapat mengakibatkan pelepasan ion kalsium berlebih atau abnormal yang dapat mengaktifkan proses yang menghasilkan panas.
Proses ini kemudian meningkatkan suhu tubuh dan menghasilkan asam berlebih (asidosis). Selain itu, kelebihan ion kalsium juga dapat menyebabkan kontraksi otot rangka, yang menyebabkan kekakuan otot.
Kondisi ini dapat diwariskan dari orang tua yang memiliki gen mutasi secara dominan autosomal, yaitu pola pewarisan sifat di mana satu salinan gen yang rusak (mutasi) sudah dapat menyebabkan penyakit. Namun, ini juga bisa terjadi secara acak.
Baca Juga: 6 Fakta GHB, Obat yang Dipakai Reynhard Sinaga untuk Membius Korbannya
Baca Juga: 7 Hal Ini Harus Dilakukan dan Kamu Hindari setelah Operasi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.