Megakolon Toksik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan
Kondisi pembesaran usus besar yang harus diwaspadai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kolon atau usus besar adalah bagian terakhir dari sistem pencernaan yang berfungsi untuk menyerap air dan membuang kotoran atau tinja ke anus. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan usus besar tidak berfungsi normal. Salah satunya adalah megakolon toksik.
Megakolon toksik adalah kondisi medis serius yang terjadi akibat pelebaran usus besar secara abnormal, yang kemudian mulai mendorong zat beracun ke seluruh tubuh. Ini adalah kondisi yang langka, tetapi berpotensi mengancam jiwa.
Untuk mewaspadainya, inilah fakta medis megakolon toksik yang perlu kamu ketahui, termasuk tanda, gejala, penyebab, diagnosis, serta pengobatannya.
1. Penyebab
Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya megakolon toksik. Paling sering adalah komplikasi dari penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada saluran pencernaan, yang mengakibatkan usus membesar, melebar, dan menggelembung.
Peradangan ini pada akhirnya juga dapat membuat usus besar tidak dapat mengeluarkan gas atau tinja dari tubuh, yang menyebabkan penumpukan kotoran dan usus pecah. Ini sangat berbahaya, karena bakteri dalam usus dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan infeksi, bahkan kematian.
Terkadang, infeksi bakteri Costridium difficile juga dikaitkan sebagai penyebab yang mendasarinya. Faktor risiko lain yang menyebabkan megakolon toksik, termasuk:
- Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti narkotika, antikolinergik, obat untuk depresi atau kecemasan, dan antidiare (loperamide).
- Iskemia, aliran darah rendah ke usus besar.
- Kanker usus besar. Namun, ini sangat jarang terjadi.
- Penyakit lain termasuk diabetes, transplantasi organ, gagal ginjal, penekanan kekebalan, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Baca Juga: Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Baca Juga: Tardive Dyskinesia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.