TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Umum yang Sebabkan Gangguan Buang Air Kecil, Pernah Alami?

Diabetes salah satu penyebabnya

ilustrasi kebelet pipis (freepik.com/jcomp)

Kita mungkin pernah mengalami gangguan buang air kecil (BAK), seperti beser, tidak bisa menahan keinginan untuk ke toilet, atau justru kesulitan buang air kecil. Meski terkadang bukanlah masalah yang serius, namun gangguan ini cukup menggangu, bukan?

Nah, kira-kira apa sih yang menyebabkan gangguan buang air kecil ini? Dilansir WebMD, berikut ulasannya!

1. Inkontinensia urin, yaitu gangguan tidak bisa mengontrol buang air kecil 

freepik.com/jcomp

Inkontinensia urin merupakan kondisi kebocoran urin yang tidak disengaja. Dimana seseorang tidak bisa menahan saat ingin buang air kecil, karena lemahnya atau hilangnya kontrol atas sfingter (cincin otot yang mencegah supaya urin tidak bocor).

Dilansir Mayo Clinic, masalah ini bukanlah sebuah penyakit, namun gejala yang biasanya disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari, seperti konsumsi alkohol atau minuman diuretik,  sembelit, kehamilan, atau menopause. Inkontinensia urin merupakan gejala yang umum terjadi, terutama pada wanita.

2. Infeksi saluran kemih, yaitu infeksi bakteri pada saluran kemih 

freepik/drobotdean

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi pada saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra) yang disebabkan oleh mikroba, seperti bakteri, jamur, atau virus. Namun pada kebanyakan kasus, ISK disebabkan oleh infeksi bakteri.

ISK merupakan salah satu infeksi paling umum yang dialami manusia, dimana wanita memiliki risiko lebih besar daripada laki-laki. Gejala ISK dapat meliputi nyeri saat buang air kecil, urin berdarah, urin keruh atau terlihat seperti teh, urin bau menyengat, atau nyeri panggul (pada wanita) dan nyeri rektal (pada laki-laki).

Baca Juga: 6 Masalah Kesehatan yang Akan Terjadi Akibat Sering Menahan Kencing

3. Adanya masalah pada kelenjar prostat 

pexels.com/ROMAN ODINTSOV

Kelenjar prostat merupakan bagian dari sistem reproduksi laki-laki yang terletak tepat di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra (saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh). Dalam sistem kemih, prostat berfungsi membantu mengatur aliran urin.

Ketika terjadi gangguan pada kelenjar prostat, sering kali menyebabkan kesulitan buang air kecil karena buruknya kontrol pada kandung kemih dan lemahnya aliran urin. Pembesaran kelenjar atau peradangan yang disebut prostatitis, adalah beberapa kondisi yang kerapkali mempengaruhinya.

Pembesaran prostat atau sering dikenal benign prostatic hiperplasia (BPH) adalah kondisi dimana terjadi pembesaran kelenjar prostat yang menekan uretra dan menyebabkan penyumbatan. Sehingga menghalangi atau memperlambat aliran urin dari uretra.

Sementara protatitis adalah pembengkakan atau peradangan pada kelenjar prostat. Kondisi ini sering kali menyebabkan nyeri saat buang air kecil (disuria), kesulitan buang air kecil (perasaan seperti ragu-ragu), atau sering buang air kecil terutama pada malam hari (nokturia).

4. Diabetes yang membuat seseorang lebih sering buang air kecil 

freepik/wayhomestudio

Diabetes merupakan kondisi yang menyebabkan tubuh kesulitan menggunakan insulin, yaitu hormon yang mengubah gula menjadi energi. Sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.

Kelebihan gula ini kemudian dapat membebani kerja ginjal dalam memproses gula, yang pada gilirannya, menyebabkan ketidakseimbangan fungsi ginjal. Adanya ketidakseimbangan ini, menyebabkan gula masuk ke urin dan dikeluarkan bersama cairan lain dalam tubuh, seperti cairan hidrasi.

Dimana kondisi tersebut dapat membuat seseorang dehidrasi dan minum lebih banyak air. Sehingga menyebabkan gangguan sering buang air kecil.

5. Batu ginjal yaitu batu kristal yang terbentuk di dalam ginjal 

freepik/gpointstudio

Batu ginjal merupakan endapan mineral dan garam dalam ginjal, yang seringkali terbentuk ketika urin dalam kondisi pekat. Batu ini biasanya tidak menyebabkan gejala sampai batu bergerak masuk ke ureter, yaitu saluran kemih yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.

Jika batu tersebut tersangkut dalam ureter, dapat menghalangi aliran urin, menyebabkan pembengkakan ginjal, dan kejang pada ureter. Saat itulah, gejala seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil atau urin berwarna keruh, merah muda, atau bau tidak sedap mungkin terjadi, seperti dilansir Mayo Clinic.

Baca Juga: Kamu Sulit Menahan Kencing? Bisa Jadi Itu Tanda Inkontinensia Urine 

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya