TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindrom Eisenmenger: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Orang dengan kondisi ini biasanya tak disarankan untuk hamil

ilustrasi nyeri dada (freepik.com/jcomp)

Sindrom Eisenmenger atau Eisenmenger syndrome adalah kondisi medis yang diakibatkan oleh kerusakan jantung bawaan (hadir sejak lahir) yang tidak segera diperbaiki. Kondisi ini memengaruhi aliran darah dan suplai oksigen yang sangat penting bagi tubuh.

Sindrom yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1897 oleh Dr. Victor Eisenmenger ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika tidak segera ditangani. Misalnya tekanan darah tinggi di paru-paru, gagal jantung, atau risiko kematian dini.

Diperkirakan, sekitar 1 dari 12 orang yang lahir dengan kelainan jantung dapat mengembangkan sindrom Eisenmenger. Diyakini angka tersebut bisa menurun seiring perkembangan ilmu pengetahuan untuk menangani kondisi tersebut lebih awal.

1. Tanda dan gejala 

ilustrasi sindrom Eisenmenger (mayoclinic.org)

Sindrom Eisenmenger biasanya diidentifikasi pada masa pubertas, meskipun ini juga dapat berkembang lebih awal atau lebih lambat. Gejalanya sangat bervariasi dari orang ke orang, tergantung tingkat keparahan kerusakan jantung yang terjadi.

Secara umum, tanda dan gejala sindrom Eisenmenger meliputi:

  • Perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keabu-abuan (sianosis), terutama pada bibir atau jari tangan dan kaki.
  • Pembesaran ujung jari tangan atau kaki (clubbing finger).
  • Mudah lelah dan sesak napas dengan aktivitas.
  • Sesak napas saat istirahat.
  • Detak jantung yang dilewati atau berdebar (palpitasi).
  • Pusing atau pingsan.
  • Mati rasa atau kesemutan di jari tangan atau kaki.
  • Sakit kepala.
  • Pembengkakan pada persendian (gout).

Baca Juga: Defek Septum Ventrikel: Jenis, Gejala, Penyebab, Pengobatan

2. Penyebab 

ilustrasi sindrom Eisenmenger (step2.medbullets.com)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, sindrom Eisenmenger terjadi karena adanya kerusakan pada jantung. Umumnya, kerusakan ini berupa adanya lubang atau celah di antara bilik jantung, yaitu bagian jantung yang berperan untuk memompa darah dari jantung ke paru-paru atau seluruh tubuh, mengutip Mayo Clinic.

Kita memiliki dua bilik jantung, yaitu bilik kiri dan bilik kanan. Bilik kanan berfungsi memompa darah yang rendah oksigen ke paru-paru melalui pembuluh darah yang disebut arteri pulmonalis, sedangkan bilik kiri bertugas memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah besar (aorta).

Pada sindrom Eisenmenger, bilik jantung ini cacat, berlubang, atau disebut “shunt”, khususnya di area antara dua bilik jantung (defek septum ventrikel). Kondisi ini dapat menyebabkan terganggunya aliran darah normal dalam jantung, terutama ke paru-paru. Ini memungkinkan lebih banyak aliran darah yang masuk ke paru-paru.

Banyaknya aliran darah ke paru-paru ini dapat meningkatkan tekanan darah dalam paru-paru atau disebut hipertensi arteri pulmonal. Seiring waktu, peningkatan tekanan ini dapat merusak pembuluh darah di paru-paru secara permanen.

Tidak hanya itu, kondisi “shunt” ini juga dapat menyebabkan aliran darah bocor, yang memungkinkan darah yang kaya akan oksigen dari bilik kiri bercampur dengan darah rendah oksigen dalam bilik kanan. Kondisi ini dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan menyebabkan sianosis.

Selain defek septum ventrikel, ada beberapa kelainan jantung yang juga dapat mendasari terjadinya sindrom Eisenmenger, termasuk:

  • Defek kanal atrioventrikuler: Lubang di antara bilik jantung dan masalah dengan katup jantung yang mengontrol aliran darah dalam jantung. Kondisi ini juga memungkinkan darah lebih banyak mengalir ke paru-paru.
  • Defek septum atrium: Lubang pada katup yang membagi sisi kanan dan kiri bagian atas jantung (atrium). Kerusakan ini dapat meningkatkan jumlah darah yang mengalir melalui paru-paru.
  • Duktus arteriosus paten: Lubang antara arteri pulmonalis dan aorta.

3. Komplikasi yang dapat terjadi

ilustrasi sel darah merah (pixabay.com/Vector8DIY)

Sindrom Eisenmenger adalah kondisi yang serius. Jika tidak ditangani, gejala mungkin makin berkembang dan menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Peningkatan jumlah sel darah merah: Karena tubuh tidak mendapatkan cukup darah yang kaya akan oksigen, ginjal akan melepaskan hormon yang dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Peningkatan ini dapat menyebabkan pembekuan darah atau pendarahan berlebihan.
  • Irama jantung tidak teratur: Pembesaran dan penebalan dinding jantung, bersama dengan kadar oksigen yang rendah, dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur.
  • Serangan jantung mendadak.
  • Gagal jantung: Peningkatan tekanan pada jantung dapat menyebabkan otot jantung melemah, yang membuat jantung lebih sulit memompa darah dan pada akhirnya menyebabkan gagal jantung.
  • Batuk darah: Akibat adanya peningkatan tekanan di paru-paru.
  • Stroke: Jika terdapat gumpalan darah dalam jantung yang tidak disaring paru-paru.
  • Masalah ginjal: Akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah.
  • Peningkatan risiko infeksi di jantung, paru-paru, kulit, dan otak.
  • Risiko kematian pada kehamilan: Kehamilan dapat memengaruhi jantung dan paru-paru. Perempuan dengan sindrom Eisenmenger kemungkinan besar tidak dianjurkan untuk hamil karena dapat menimbulkan risiko kematian yang tinggi pada ibu dan bayinya.

4. Diagnosis 

ilustrasi pencitraan MRI (pexels.com/Anna Shvets)

Ada beberapa pemeriksaan dan tes yang biasa digunakan dokter untuk mendiagnosis sindrom Eisenmenger. Ini mungkin termasuk:

  • Pemeriksaan fisik, gejala, dan riwayat kesehatan.
  • Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah.
  • Elektrokardiogram untuk merekam aktivitas listrik jantung.
  • Ekokardiogram untuk mendapatkan gambaran detail jantung, seperti struktur jantung dan aliran darah dalam jantung.
  • Rontgen dada untuk mencari pembesaran jantung dan arteri pulmonalis.
  • Tes pencitraan, seperti pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mengambil gambar paru-paru secara lebih jelas.
  • Katerisasi jantung untuk mengukur tekanan darah di pembuluh darah atau bilik jantung.

Baca Juga: Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya