TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Husband Stitch, Jahitan Ekstra setelah Persalinan

Lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya!

ilustrasi melahirkan (unsplash.com/Olivia Anne Snyder)

Salah satu hal yang ditakuti banyak perempuan tentang persalinan melalui vagina adalah bagaimana hal tersebut akan memengaruhi kehidupan seksual mereka setelahnya.

Banyak ahli menganjurkan perempuan yang pernah melahirkan untuk melakukan latihan otot dasar panggul untuk membantu memulihkan organ intim setelah melahirkan. Namun, ada juga satu hal yang diyakini beberapa orang mampu menghindari masalah seksual setelah persalinan, yaitu husband stitch.

Husband stitch juga disebut sebagai husband’s knot, daddy stitch, atau vaginal tuck. Ini merupakan jenis mutilasi alat kelamin perempuan yang mana jahitan ekstra dibuat untuk meningkatkan kerapatan vagina dan kenikmatan seksual pasangan.

1. Sejarah

Dijelaskan dalam laman BellyBelly, pada abad ke-18, seorang ahli bedah Irlandia menyatakan bahwa selama kelahiran lebih baik untuk memberikan sayatan di sekitar vagina daripada membiarkan vagina dan perineum robek secara alami, atau yang dikenal sebagai episiotomi. Selama hampir 200 tahun, episiotomi jarang digunakan, kecuali persalinan memakan waktu yang sangat lama dan menempatkan ibu dan bayi dalam bahaya.

Pada tahun 1920, seorang dokter kandungan asal Amerika Serikat (AS), Joseph DeLee, merekomendasikan episiotomi untuk menghindari robekan perineum, kehilangan darah, dan trauma kepala untuk bayi baru lahir. Kemudian, dokter akan memberikan jahitan tambahan atau husband stitch yang diklaim memberikan manfaat tambahan berupa mengembalikan vagina ke kondisi perawan.

2. Apakah husband stitch benar-benar memberikan manfaat?

ilustrasi persalinan pervaginam (freepik.com/DCstudio)

Ide di balik husband stitch adalah menambahkan jahitan ekstra untuk memperbaiki robekan vagina. Ini diharapkan dapat menambah kenikmatan bagi pasangan saat berhubungan seks. Namun, apakah husband stitch benar-benar mampu memberikan manfaat seperti itu?

Dilansir Health, perempuan yang menerima husband stich dapat mengalami lebih banyak kerugian daripada manfaatnya! Jika jahitan terlalu ketat, ini bisa menyebabkan rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual. Alih-alih husband stitch, dokter lebih menyarankan perempuan yang pernah melahirkan melakukan senam Kegel untuk menjaga dasar panggul.

Baca Juga: 7 Pemicu Sembelit setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya

3. Apakah husband stitch benar-benar ada?

Menurut laman Medical News Today, husband stitch bukanlah prosedur medis resmi. Tidak ada dokumen medis yang menerangkan seberapa sering prosedur ini dilakukan.

Selain itu, husband stitch juga bukanlah sesuatu yang dilatih oleh dokter untuk dilakukan. Sebagian besar informasi mengenai husband stitch ada dalam forum yang mana di sana, banyak perempuan mengaku telah menerima jahitan ekstra tersebut dan berbagi pengalaman mereka.

4. Mungkinkah perempuan mendapatkan husband stitch tanpa sepengetahuannya?

ilustrasi dokter dan pasien sedang berbicara (pexels.com/SHVETS production)

Ketika penyedia layanan kesehatan melakukan episiotomi, penting untuk menggunakan anestesi lokal yang efektif dan mendapatkan persetujuan ibu. Namun, seorang perempuan mungkin tidak tahu seberapa jauh dokter melakukan tindakan pada perineumnya sampai mereka mulai mengalami rasa sakit atau masalah selama pemulihan pascapersalinannya.

Beberapa perempuan melaporkan bahwa mereka mendapatkan husband stitch tanpa persetujuan. Dalam beberapa forum, mereka menceritakan pengalaman mereka dan memberikan peringatan kepada perempuan lain untuk waspada.

5. Perempuan bisa menuntut jika mendapatkan husband stitch

Dilansir MedicineNet, melakukan husband stitch dianggap sebagai malpraktik, di mana dokter dan petugas kesehatan lainnya dapat dituntut karena melakukan operasi ini. Siapa pun yang merasakan ketidaknyamanan karena kesalahan penyedia layanan kesehatan berhak untuk meminta kompensasi melalui gugatan malpraktik medis.

Untuk melakukannya, korban harus menunjukkan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa kerugian yang dialami disebabkan oleh kegagalan dokter untuk bertindak sesuai dengan standar perawatan yang diharapkan. Semua faktur dan dokumentasi tidak masuk kerja adalah bukti penting untuk menunjukkan biaya pengobatan dan berkurangnya pendapatan.

Baca Juga: 7 Pantangan Pasca Operasi Caesar, Biar Lekas Sembuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya