TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kondrosarkoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kanker tulang yang berkembang di sel tulang rawan

ilustrasi tangan kaku dan kesemutan (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Kondrosarkoma atau chondrosarcoma merupakan jenis kanker yang menyerang sel tulang rawan. Ada banyak jenis tulang rawan di seluruh tubuh. Tulang rawan berperan penting dalam proses pertumbuhan. Kondrosarkoma utamanya memengaruhi sel-sel tulang rawan femur, lengan, panggul, atau lutut. Tulang di area lain tubuh juga dapat terpengaruh, tetapi jarang.

Kondrosarkoma dapat menyerang laki-laki maupun perempuan. Jenis kanker ini jarang menyerang individu di bawah usia 20 tahun, dan risikonya terus meningkat hingga usia 75 tahun.

1. Gejala

ilustrasi sakit lutut, salah satu gejala kondrosarkoma (freepik.com/yanalya)

Gejala yang ditimbulkan kondrosarkoma bermacam-macam, tergantung pada lokasi pertumbuhan kanker. Berikut adalah gejala kondrosarkoma yang paling umum dilansir laman Johns Hopkins Medicine:

  • Adanya massa besar pada tulang yang terkena.
  • Perasaan tekanan di sekitar bagian yang terkena.
  • Rasa sakit yang lama-kelamaan menjadi semakin parah.
  • Rasa sakit biasanya semakin buruk di malam hari.
  • Rasa sakit umumnya berkurang setelah minum obat antiinflamasi, seperti ibuprofen.
  • Rasa sakit biasanya tidak berkurang hanya dengan istirahat.
  • Pembengkakan lokal.

Baca Juga: Kanker Tulang: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Penyebab

ilustrasi sel kanker (racgp.org.au)

Diterangkan laman Mayo Clinic, penyebab kondrosarkoma tidak diketahui dengan jelas. Namun, kanker dimulai ketika sel mengembangkan mutasi dalam DNA-nya. DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu apa yang perlu dilakukan. Instruksi memberi tahu sel untuk berkembang biak dengan cepat dan terus hidup ketika sel-sel sehat akan mati. Akumulasi sel ini kemudian membentuk tumor yang menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh normal. Seiring waktu, sel-sel dapat pecah dan menyebar ke area tubuh lainnya.

Meskipun penyebab kandrosarkoma sendiri masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kondrosarkoma:

  • Bertambahnya usia. Kondrosarkoma paling sering terjadi pada orang lanjut usia.
  • Memiliki penyakit tulang lainnya. Penyakit Ollier dan sindrom Maffucci adalah kondisi yang menyebabkan pertumbuhan tulang non-kanker dalam tubuh. Pertumbuhan ini kemudian terkadang berubah menjadi kondrosarkoma.

3. Jenis

ilustrasi kondrosarkoma (freepik.com/karlyukav)

Kondrosarkoma terbagi ke dalam beberapa jenis. Berikut penjelasannya seperti dilansir Cleveland Clinic:

  • Clear cell chondrosarcoma. Ini adalah jenis kondrosarkoma yang biasanya ditemukan pada laki-laki berusia antara 30 hingga 50 tahun. Sel kanker biasanya ditemukan di dekat sendi dan cenderung tumbuh lambat dan jarang menyebar ke area lain di tubuh.
  • Dedifferentiated chondrosarcoma. Jenis kondrosarkoma ini cenderung berkembang pada orang dewasa yang lebih tua dan tumbuh lebih cepat daripada kebanyakan kondrosarkoma lainnya.
  • Mesenchymal chondrosarcoma. Kondrosarkoma ini cenderung berkembang pada orang dewasa yang lebih muda. Jenis ini sering tumbuh dengan cepat dan lebih mungkin datang kembali setelah perawatan.

4. Diagnosis

ilustrasi menganalisis sampel biopsi (pexels.com/Pixabay)

Prosedur diagnosis kondrosarkoma meliputi menanyakan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, petugas medis akan melakukan salah satu atau beberapa tes berikut:

  • Biopsi. Ini meliputi pengambilan sampel jaringan dari tubuh untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi bertujuan untuk menentukan apakah terdapat kanker atau sel abnormal lainnya.
  • Rontgen. Ini melibatkan sinar energi elektromagnetik tak terlihat untuk membuat gambar jaringan internal, tulang, dan organ ke dalam film.
  • CT scan. Tes pencitraan yang melibatkan sinar-X dan komputer untuk membuat gambar tubuh secara detail, seperti tulang, otot, lemak, dan organ.
  • MRI. Prosedur diagnostik yang melibatkan kombinasi magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk membuat gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh.
  • PET. Tes pencitraan yang melibatkan penyuntikan glukosa bertanda radioaktif ke dalam aliran darah. Ini bertujuan untuk mendeteksi tumor.

Baca Juga: 7 Gejala Kanker Usus Besar pada Pria, Perhatikan ya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya