TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Miom dan Kista Ovarium

Perlu pemeriksaan medis untuk mendapat diagnosis pasti

ilustrasi kram perut akibat miom atau kista (pexels.com/cottonbro)

Kebanyakan perempuan pernah memiliki miom (fibroid) atau kista ovarium. Keduanya adalah pertumbuhan abnormal pada rahim yang memiliki gejala serupa yang sering membingungkan. Jadi, perempuan yang memilikinya mungkin tidak tahu mana yang dimiliki sampai diagnosis dilakukan.

Di sini, akan dibahas beberapa perbedaan antara miom dan kista ovarium sehingga kamu dapat mengetahui apa yang harus dilakukan jika menduga memilikinya. Setiap jenis pertumbuhan dapat dikelola melalui pemantauan dan pengobatan oleh dokter spesialis kesehatan reproduksi.

1. Lokasi

ilustrasi polip rahim (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Miom berkembang di rahim, sementara kista khusus di ovarium. Keduanya juga terdiri dari komposisi yang berbeda: kista adalah kantung berisi cairan yang berkembang di bagian luar ovarium, sementara miom adalah massa non kanker yang berkembang di dalam atau di luar dinding rahim.

Selain itu, menurut Advanced Gynecology, miom secara teknis diklasifikasikan sebagai tumor jinak, sedangkan kista bisa bersifat tumor kanker atau non kanker.

Pada beberapa perempuan yang telah menopause, kista ovarium terkadang dapat berkembang menjadi kanker ganas. Pemeriksaan panggul secara teratur dapat membantu memantau pertumbuhan dan mengidentifikasi miom atau kista yang mungkin bersifat kanker.

Baca Juga: 5 Jenis Miom pada Perempuan, Mana yang Paling Parah?

2. Gejala

ilustrasi perempuan mengalami nyeri perut (freepik.com/wayhomestudio)

Banyak gejala miom dan kista yang serupa sehingga menyulitkan kita untuk mengidentifikasinya. Ini juga menjadi alasan pentingnya berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan evaluasi.

Dilansir laman Responsum Health Inc., berikut adalah gejala serupa yang dialami oleh perempuan dengan miom dan kista:

  • Nyeri panggul.
  • Nyeri perut.
  • Perut kembung atau buncit.
  • Sakit atau pegal di punggung bagian bawah dan paha.
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Sering buang air kecil.
  • Nyeri saat berhubungan seks.
  • Kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Sakit saat menstruasi.
  • Payudara terasa sakit saat disentuh.
  • Sembelit atau masalah pencernaan lainnya.

Gejala tambahan miom mungkin termasuk:

  • Menstruasi yang dapat berlangsung lebih dari 10 hari dalam sebulan.
  • Pendarahan di luar siklus menstruasi.
  • Anemia dan kelelahan akibat kekuragan darah.

Gejala tambahan kista ovarium mungkin termasuk:

  • Torsi ovarium, kondisi ketika mana ovarium terpelintir dan bergeser.
  • Pecahnya ovarium, yang biasanya ditandai dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan intens di panggul atau perut, disertai demam dan muntah.

3. Penyebab

ilustrasi nyeri perut akibat miom atau kista (freepik.com/drobotdean)

Kista ovarium biasanya merupakan "produk sampingan" dari siklus menstruasi, menurut Advanced Gynecology. Kista juga dapat dikaitkan dengan kelainan fungsi ovarium. Ketidakseimbangan hormon, kehamilan, endometriosis, dan riwayat kista ovarium sebelumnya juga menjadi faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan perempuan terkena kista di kemudian hari.

Sementara itu, penyebab miom kurang jelas, tetapi diketahui terkait dengan perubahan atau ketidakseimbangan hormon. Selain itu, perubahan genetik juga bisa menjadi faktor.

4. Diagnosis

ilustrasi USG untuk mendiagnosis miom dan kista (freepik.com/romankosolapov)

Dijelaskan laman Moonrise, miom biasanya didiagnosis melalui tes ultrasonografi (USG), tes laboratorium, dan tes pencitraan lain seperti MRI dan histeroskopi.

Sementara itu, kista ovarium umumnya didiagnosis melalui pemeriksaan panggul, tes kehamilan, USG panggul, laparoskopi, dan tes darah CA 125.

Baca Juga: Kista Payudara, Apakah Kemunculannya Berbahaya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya