TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertolongan Pertama setelah Digigit Tikus, Biar Gak Infeksi

Tikus membawa berbagai penyakit berbahaya

ilustrasi tikus (pixabay.com/Ralphs_Fotos)

Intinya Sih...

  • Tikus dapat menularkan penyakit melalui air liur dan kotorannya, serta menampung parasit seperti tungau, kutu, dan caplak.
  • Jika digigit tikus, hentikan pendarahan, bersihkan luka dengan sabun, tutupi dengan pembalut bersih, dan tangkap tikus untuk diperiksa.
  • Infeksi akibat gigitan tikus bisa menyebabkan demam gigitan tikus dan berbagai masalah kesehatan serius jika tidak diobati.

Tikus merupakan hewan yang berpotensi berbahaya. Alasannya, pengerat ini dapat menularkan penyakit melalui air liur dan kotorannya. Selain itu, mereka dapat menampung parasit yang dapat menularkan penyakit, seperti tungau, kutu, dan caplak.

Tikus biasanya tidak agresif dan hanya akan menggigit jika merasa terancam atau terpojok. Kemungkinan besar, kamu tidak akan digigit kecuali mengganggunya atau membuatnya merasa terancam.

Jika kamu sampai digigit tikus, penting untuk mengunjungi dokter segera. Namun, jika kamu tidak bisa langsung mengunjungi fasilitas medis, penting untuk mengambil beberapa tindakan pertolongan pertama guna mengurangi risiko infeksi.

1. Seperti apa ciri gigitan tikus?

Tikus mempunyai gigi depan yang tajam. Akibatnya, kulit bisa tertusuk dan rusak jika digigit tikus.

Setelah digigit tikus, kamu akan merasakan sensasi cubitan yang tajam dan mungkin melihat keluar darah dari area yang digigit. Biasanya, kamu akan melihat satu luka tusukan di kulit tempat gigitan tikus.

2. Pertolongan pertama setelah digigit tikus

ilustrasi pertolongan pertama setelah digigit tikus (pexels.com/RODNAE Productions)

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan segera setelah kamu atau orang lain digigit tikus:

  1. Jika kamu menangani orang lain yang digigit tikus, lakukan tindakan pencegahan universal dan kenakan alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan.
  2. Hentikan pendarahan dengan menekan luka kuat-kuat menggunakan kain kasa atau tisu bersih. Bersihkan luka dengan sabun dan air hangat, pastikan juga kamu membersihkan bagian dalam luka. Selanjutnya, bilas semua sabun hingga bersih, jika tidak nanti akan menyebabkan iritasi.
  3. Tutupi luka dengan pembalut atau kain kasa yang bersih dan kering. Kamu bisa mengoleskan salep antibiotik pada luka sebelum menutupnya.
  4. Jika yang digigit adalah jari, lepaskan semua cincin atau aksesori lainnya dari jari yang terluka untuk berjaga-jaga jika jari membengkak.
  5. Cobalah menangkap hewan pengerat tersebut setelah digigit. Dengan cara ini, tikus dapat diperiksa oleh ahli kesehatan untuk menentukan apakah hewan tersebut terkena infeksi.

Baca Juga: Tanda Umum 7 Infeksi Menular Seksual di Mata

3. Ciri infeksi akibat gigitan tikus

Gigitan tikus terlihat seperti luka tusuk kecil atau sayatan. Gigitan tikus sering kali menyebabkan infeksi. Gejala biasanya muncul dalam waktu 3 hingga 10 hari setelah digigit dan diawali dengan demam.

Ciri lain dari infeksi akibat gigitan tikus adalah sebagai berikut:

  • Demam.
  • Kemerahan.
  • Pembengkakan.
  • Panas.
  • Keluar nanah.
  • Nyeri sendi atau bengkak.
  • Ruam pada tangan dan kaki.

4. Jenis infeksi akibat gigitan tikus

ilustrasi tikus (pexels.com/Pixabay)

Infeksi yang paling sering disebabkan oleh gigitan atau cakaran tikus adalah demam gigitan tikus. Ini bisa terjadi jika kamu digigit, membelai, memegang tikus yang terinfeksi, atau memakan makanan yang terkontaminasi kotoran tikus.

Bakteri yang dapat menyebabkan demam gigitan tikus meliputi:

  • Streptobacillus moniliformis: Gejala infeksi akibat bakteri ini muncul setelah 3 hari dan berlangsung selama tiga minggu. Gejala bisa parah, antara lain sakit kepala, mual, muntah, demam berkepanjangan, nyeri sendi, ruam, serta bengkak pada tangan dan kaki.
  • Spirillum minus: Gejala akibat infeksi bakteri muncul antara 1 hingga 3 minggu setelah gigitan. Gejalanya bisa berupa iritasi pada bagian kulit yang terinfeksi, pembengkakan pada luka, demam yang muncul dan hilang secara berkala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya