TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik yang Berlebihan, Hati-hati!

Jangan konsumsi antibiotik tanpa resep dan pengawasan dokter

verywellhealth.com

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat akhir-akhir sedang gencar memperingatkan tentang konsekuensi penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Direktur CDC, Tom Frieden telah memperingatkan tentang bakteri yang telah berevolusi sehingga kebal terhadap antibiotik modern yang mengarah ke strain yang dapat menyebabkan infeksi fatal. Hal ini kemudian membuat para ilmuwan merasa perlu menciptakan langkah guna menjaga efektivitas antibiotik dan memperlambat potensi infeksi melalui kebijakan tertentu.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan berpotensi menimbulkan memiliki konsekuensi kesehatan yang parah lagi.

Lantas kira-kira apa sajakah efek negatif penggunaan antibiotik yang berlebihan ini? Simak ulasannya berikut ini.

1. Menyebabkan diare kronis pada anak

naturallydaily.com/

Karena beberapa penyakit seperti pilek disebabkan oleh virus dan diobati dengan menggunakan antibiotik, serta berisiko menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa setengah dari antibiotik yang diresepkan untuk anak-anak adalah untuk infeksi saluran pernapasan atas yang berhubungan dengan flu biasa.

Sebuah studi di CDC juga menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan atas secara rutin lebih rentan terkena bakteri strain resisten antibiotik agresif yang umumnya dikenal sebagai C. diff. Studi ini menemukan bahwa 71 persen anak-anak yang menderita infeksi C. diff telah diberikan antibiotik untuk penyakit pernapasan, telinga, dan hidung 12 minggu sebelum infeksi.

Ketika antibiotik diresepkan dengan cara yang salah, maka hal ini menyebabkan anak-anak berisiko mengalami masalah kesehatan, seperti infeksi C. difficile dan infeksi resisten antibiotik yang berbahaya.

C. diff merupakan bakteri yang ditemukan dalam usus manusia dan dapat menyebabkan diare parah. Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menunjukkan bahwa resep antibiotik untuk anak-anak telah meningkat, tetapi perhatian terus menerus diperlukan untuk mengurangi jumlah antibiotik spektrum luas yang diberikan kepada anak-anak untuk kondisi tertentu.

Baca Juga: 5 Fakta Bahwa Madu adalah Obat dan Antibiotik Alami yang Ampuh

2. Mengacaukan keseimbangan flora usus

doktersehat.com

Usus mengandung sekitar 100 triliun bakteri dengan jenis yang berbeda-beda, ada yang bersifat baik dan buruk yang semuanya saling menyeimbangkan. 

Bakteri yang bermanfaat ini dikenal sebagai flora usus dan dapat mendukung kekebalan tubuh dan pencernaan yang baik. Antibiotik yang agresif, walaupun di satu sisi bermanfaat untuk menangani infeksi serius, tetapi di sisi lain dapat menghilangkan banyak bakteri usus yang baik.

Banyak orang, terutama anak-anak, rentan terhadap efek samping yang tidak diinginkan dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat, salah satunya perubahan pada flora usus yang dapat berlangsung dalam waktu yang lama.

3. Mengubah bakteri baik menjadi buruk

Rd.com

Bakteri telah mengembangkan pertahanan terhadap antibiotik melalui proses transfer gen horizontal. Pada dasarnya, bakteri tidak perlu bereproduksi untuk memperluas perlindungan genetik mereka dari antibiotik. Bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik bisa menularkan gen-gen ini ke sesama bakteri.

Satu studi menunjukkan bahwa bakteri yang melewati usus besar dapat mentransfer gen resistensi mereka ke bentuk lain dari bakteri. Sebuah studi dari Birkbeck, University of London telah menunjukkan bagaimana bakteri mensekresi gen di antara selaput.

4. Meningkatkan kasus gonore yang tidak dapat diobati

all4women.co.za

Gonore tidak hanya menyebabkan rasa sakit, tetapi juga dikaitkan dengan penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, infertilitas tuba, dan infeksi mata neonatal. Strain spesifik, Neisseria gonorrhoeae, telah berkembang menjadi resisten terhadap antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi ini.

Saat ini, antibiotik sefalosporin adalah satu-satunya kelas yang memenuhi standar CDC untuk melawan gonore yang resisten.

Baca Juga: Perhatikan 5 Panduan Ini Saat Minum Obat yang Dijual Bebas

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya