TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Dikira Bersalin tanpa Hamil, Ini 5 Fakta Soal Kehamilan Kriptik

Gak ada hubungannya dengan hal mistis 

ilustrasi pencernaan yang sehat (unsplash.com/Frank Flores)

Saat hamil, biasanya seseorang akan merasakan perubahan-perubahan dalam dirinya, seperti mual-mual, mudah lelah, hingga perut membesar. Tapi, tidak demikian jika orang tersebut mengalami kehamilan kriptik. Saat mengalami kehamilan kriptik, perempuan tidak merasakan adanya tanda-tanda kehamilan. Bahkan kehamilan ini mungkin tidak akan terdeteksi oleh metode pengujian konvensional.

Kehamilan kriptik bukanlah hal yang umum, tapi bukankah sesuatu yang mustahil terjadi. Bahkan tak sedikit perempuan yang mengalami kehamilan kriptik ini dikejutkan oleh nyeri persalinan, walaupun sebelumnya tidak mengalami tanda-tanda kehamilan.

Nah, karena tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan maupun perubahan fisik, tak jarang kehamilan kriptik ini dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya mistis. Padahal, kehamilan kriptik benar-benar ada dan dapat dijelaskan secara medis.

Nah, supaya tidak salah paham lagi mengenai fenomena kehamilan kriptik, yuk simak baik-baik penjelasan mengenai kehamilan kriptik berikut ini.

1. Sekilas tentang kehamilan kriptik

unsplash.com/Frank Flores

Perempuan yang mengalami kehamilan kriptik tidak menyadari bahwa mereka hamil ban biasanya baru menyadari bahwa mereka hamil pada minggu-minggu terakhir kehamilan atau saat melahirkan. Walaupun tampak sulit terjadi, tapi ternyata kehamilan kriptik terjadi lebih sering daripada yang diperkirakan dokter.

Sebuah tinjauan dalam Journal of the Royal Society of Medicine menemukan bahwa 1 dari 475 perempuan tidak menyadari kehamilan mereka pada 20 minggu atau lebih. Ini masuk akal lantaran perempuan dengan kehamilan kriptik tidak mengalami gejala khas kehamilan, seperti mual, menstruasi yang terlewat, dan perut membesar.

Bahkan dokter dan kerabat mungkin juga tidak menyadari bahwa perempuan tersebut sedang hamil. Selain itu, bayi yang lahir dari kehamilan kriptik cenderung memiliki berat badan kurang. Kurangnya perawatan selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan bayi.

Baca Juga: 6 Hal Ini Sebaiknya Disiapkan Pasutri yang Menunda Kehamilan

2. Penyebab

unsplash.com/Andrea Bertozzini

Dilansir dari laman Medical News Today, para peneliti sebelumnya mengira bahwa perempuan dengan kehamilan kriptik biasanya memiliki satu atau lebih faktor berikut: 

  • usia yang masih muda 
  • disabilitas,
  • dukungan sosial dan keluarga yang buruk,
  • riwayat penyakit mental,
  • penyalahgunaan narkoba.

Tapi sekarang tampaknya tidak ada indikator yang jelas dari kehamilan kriptik. Bahkan, bukti-bukti menunjukkan bahwa kebanyakan perempuan dengan kehamilan kriptik adalah:

  • di usia 20-an,
  • sudah memiliki anak lain,
  • memiliki dukungan sosial dan keluarga yang baik,
  • Sangat sedikit yang memiliki kecerdasan rendah, penyalahgunaan obat terlarang, atau gangguan suasana hati dan kejiwaan.

Selain itu, adanya tekanan eksternal dan konflik emosional seputar kehamilan dapat menyebabkan perempuan tidak menyadari kehamilannya. Bahkan, dokter mungkin merasa kesulitan untuk mengidentifikasi perempuan dengan karakteristik ini.

3. Tes kehamilan dapat menunjukkan hasil negatif pada perempuan dengan kehamilan kriptik

freepik.com/freepik

Tes kehamilan dapat memperlihatkan hasil negatif jika perempuan mengalami kehamilan kriptik. Menurut laman Healthline, alasannya bisa berbeda berdasarkan kasus per kasus, tetapi pada dasarnya, ini berlaku jika perempuan menderita PCOS, menstruasi terlewat atau tidak ada, sangat aktif atau atletis, atau baru saja melahirkan. 

Ini karena perempuan lebih cenderung memiliki hormon yang berfluktuasi jika termasuk dalam salah satu kategori tersebut. Kemudian, jika dinding uterus terus meluruh setidaknya sebagian, atau jika perempuan tidak mendapatkan menstruasi secara teratur, hCG (hormon kehamilan) mungkin tidak terakumulasi dengan cukup signifikan untuk memberikan hasil positif pada alat tes kehamilan.

4. Komplikasi yang mungkin terjadi

pexels.com/Polina Zimmerman

Menurut penelitian dalam Journal of the Royal Society of Medicine, tingkat kehamilan kriptik menurun dari 1 per 475 kehamilan menjadi 1 per 2500 kehamilan saat persalinan aktif dimulai. Dan karena perempuan dengan kehamilan kriptik mungkin baru menyadari kehamilan mereka di akhir periode kehamilan, mereka mungkin akan mengalami gangguan emosional.

Setelah melahirkan, perempuan yang mengalami kehamilan kriptik dapat cenderung memisahkan diri dari bayinya, meningkatkan risiko kekerasan, penelantaran anak, dan kematian. Perempuan dengan kehamilan kriptik juga mungkin mengalami persalinan tanpa bantuan karena belum mempersiapkan kelahiran. Kehamilan kriptik dan komplikasinya ini menempatkan bayi pada risiko prematur, ukuran kecil, rawat inap, hingga kematian.

Baca Juga: Aneh, 8 Cara Mencegah Kehamilan Ini Pernah Dilakukan di Zaman Kuno

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya