TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Metode Vaksinasi Tanpa Jarum Suntik, Bebas Rasa Sakit!

Cocok untuk orang yang takut jarum suntik #IDNTimesHealth

ilustrasi jarum suntik (pexels.com/Anna Tarazveich)

Vaksin merupakan salah satu cara utama untuk mencegah berbagai macam penyakit. Namun, meskipun sudah mengetahui pentingnya vaksin, masih ada orang yang menolak untuk mendapatkan vaksin.

Salah satu alasannya cukup sederhana, mereka takut dengan jarum suntik. Jadi, sebagai solusi untuk masalah ini, para ilmuwan telah berusaha mengembangkan beberapa metode vaksinasi lain yang tidak memerlukan jarum suntik.

Inilah beberapa metode baru yang sudah disetujui dan yang akan datang untuk mendapatkan vaksinasi tanpa memerlukan penggunaan jarum suntik.

1. Disemprotkan di hidung 

ilustrasi vaksin melalui hidung (thelancet.com)

FluMist merupakan vaksin flu yang diberikan dengan disemprotkan ke hidung dan telah digunakan selama bertahun-tahun. Salah satu perbedaan besar dari vaksin ini adalah harus menggunakan virus flu hidup yang dilemahkan, tidak seperti suntikan flu standar.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemberian vaksin flu ini melalui hidung pada individu sehat yang tidak hamil dan berusia 2 tahun hingga 49 tahun. Individu dengan kondisi medis tertentu tidak boleh menerima vaksin flu semprot hidung, kecuali dengan izin dokter.

Baca Juga: JK Sentil Menkes: Vaksinasi COVID-19 Lama karena Administrasi Ribet

2. Diinjeksikan ke kulit

ilustrasi vaksin yang diinjeksikan ke kulit (popsci.com)

Umumnya, vaksin disuntikkan ke otot menggunakan jarum. Namun, ada juga vaksin yang hanya perlu diinjeksikan ke kulit sehingga jarum yang digunakan juga sangat pendek.

Misalnya, dijelaskan dalam laman Popular Science, vaksin Fluzone Intradermal menggunakan microneedle kecil yang jauh lebih tipis dan pendek daripada jarum suntik normal karena hanya perlu menyuntikkan vaksin sejauh kulit. Suntikan ini juga membutuhkan lebih sedikit vaksin daripada jenis vaksin tradisional.

3. Microneedle-patch

ilustrasi microneedle-patch (news.emory.edu)

Para peneliti di Georgia Tech dan Emory University mengembangkan metode vaksinasi dengan memanfaatkan microneedle-patch tanpa rasa sakit yang ditekan ke kulit untuk melepaskan vaksin. Tim peneliti menemukan bahwa patch logam bekerja untuk vaksin flu pada tikus.

Versi lain bahkan menggunakan polymer microneedle yang larut ke dalam tubuh. Metode pemberian vaksin dengan microneedle-patch juga sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi lainnya.

4. Strip mulut

ilustrasi strip mulut (eurekalert.org)

Pada 2008, Aridis Pharmaceuticals dan Johns Hopkins University bekerja sama mengerjakan proyek vaksinasi yang diberikan lewat mulut. Vaksin ini diberikan melalui strip yang ditaruh di mulut, kemudian akan larut dengan sendirinya. Metode vaksinasi ini dirancang untuk vaksinasi rotavirus pada bayi.

Strip ini memiliki lapisan tipis yang cepat larut. Namun, strip ini juga memiliki cangkang yang melindungi virus saat virus bergerak melalui asam lambung ke usus kecil.

Baca Juga: 838 Anak di Kota Tangerang Jadi Yatim Akibat COVID-19

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya