TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Merasa Sedih Tanpa Alasan, Bisa Jadi Tanda Depresi

Jangan selalu diabaikan

Ilustrasi perempuan sendiri (unsplash.com/Priscilla Du Du Preez)

Kesedihan adalah salah satu emosi manusia yang paling mendasar. Perasaan sedih biasanya dipicu oleh hal-hal negatif, seperti kehilangan, tertekan, sakit, dan sebagainya. Untungnya, kesedihan ini dapat ditangani, tergantung pada bagaimana orang tersebut menyikapinya.

Akan tetapi, kadang kala rasa sedih ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas. Jika hal ini terjadi, tentunya akan sangat membingungkan karena kamu jadi kesulitan menemukan penyelesaiannya.

Lantas mengapa seseorang bisa mengalami kesedihan secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas? Baca terus untuk tahu jawabannya.

1. Bahan kimia otak

unsplash.com/Robina Weermeijer

Otak manusia ibarat mesin yang sangat kompleks dan neurokimia memainkan peran fundamental dalam hal emosional. Menurut laman Project Monkey Mind, misalnya, orang yang sering mengalami kesedihan diketahui memiliki kadar zat neurokimia serotonin dan norepinefrin yang lebih rendah meskipun ini tidak berarti bahan kimia ini adalah penyebab langsung dari suasana hati ini.

Lebih lanjut, ketidakseimbangan bahan kimia otak ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti kurang tidur, gaya hidup tidak aktif, fluktuasi hormon, dan sakit.

Baca Juga: 7 Fakta Unik tentang Seksualitas Manusia yang Didukung Sains

2. Negative self-talk

unsplash.com/Tina Markova

Menurut studi dalam jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences, ketika seseorang secara rutin melakukan pembicaraan diri yang negatif, kemungkinan besar itu akan menurunkan kepercayaan diri, motivasi, dan ketahanan terhadap stres. Semua ini merupakan faktor yang berkontribusi pada perasaan sedih atau tertekan.

3. Memiliki harapan yang tidak realistis

unsplash.com/Tachina Lee

Otak terus-menerus membuat semacam peta untuk bertahan hidup. Ketika peta yang dibuat otak secara konsisten gagal memenuhi kenyataan, hal itu akan menyebabkan stres dan kebingungan.

Menurut penelitian dalam jurnal Social Science Research, memiliki ekspektasi yang tidak realistis dapat menjadi pemicu kognitif untuk kesedihan. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa hal itu kemudian dapat menyebabkan depresi.

4. Depresi

unsplash.com/Ben White

Menurut laman Verywell Mind, rasa sedih yang terus-menerus bisa jadi indikasi seseorang mengalami depresi, terlebih jika depresi ini sebenarnya sudah dialami dalam waktu yang lama. Selain rasa sedih, depresi terkadang juga diiringi dengan rasa lelah, kehabisan energi, atau kurang bisa merasakan kegembiraan.

Menurut studi dalam jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience, kadang kala individu tidak menyadari jika dirinya mengalami depresi karena gejala depresi berkembang secara perlahan. Depresi dapat berkembang secara bertahap dalam jangka waktu yang lama.

Jika perubahan suasana hati tidak terlalu kentara dan terjadi secara perlahan-lahan, individu tersebut mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami masalah kesehatan mental.

Baca Juga: 5 Teori Sains yang Dikoreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja?

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya