TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Afasia, Kondisi yang Bikin Bruce Willis Pensiun dari Akting

Gangguan komunikasi akibat kerusakan otak

ilustrasi orang dengan afasia (compagnienuitsdauteurs.com)

Aktor Bruce Willis memutuskan untuk mundur dari dunia akting karena alasan kesehatan. Dikabarkan bahwa ia memiliki kondisi medis afasia yang memengaruhi kemampuan kognitifnya. Kabar ini disampaikan oleh putri Bruce, Rumer, lewat akun Instagram-nya.

Afasia adalah suatu kondisi terjadinya gangguan saat berkomunikasi akibat kerusakan otak pada satu area atau lebih, yang bertugas untuk mengontrol bahasa.

Afasia dapat memengaruhi komunikasi verbal, tertulis, atau keduanya secara bersamaan. Akibatnya, orang dengan afasia akan kesulitan saat membaca, menulis, berbicara, memahami ucapan, dan mendengarkan.

1. Penyebab

ilustrasi pasien stroke (premierhealth.com)

Dilansir Mayo Clinic, penyebab utama afasia adalah kerusakan otak yang terjadi karena stroke. Stroke menyebabkan tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah pada otak. Akibatnya, pasokan darah yang menuju ke otak menjadi berkurang, sehingga menyebabkan kerusakan pada area yang bertugas untuk mengontrol bahasa. Selain itu, stroke juga bisa memicu kematian sel otak.

Selain stroke, afasia juga bisa disebabkan oleh cedera kepala yang cukup parah, infeksi, tumor, demensia, gejala epilepsi, hingga proses degeneratif. 

Baca Juga: Berbicara Jadi Tidak Lancar Setelah Cedera, Kenali Tanda Afasia Broca

2. Jenis

ilustrasi otak (webmd.com)

Afasia terdiri dari lima jenis, yaitu afasia ekspresif (tidak lancar), afasia reseptif (lancar), afasia anomik, afasia global, dan afasia progresif primer. Dari kelima jenis tersebut, yang paling parah adalah afasia global, mengutip WebMD.

Afasia global umumnya muncul setelah seseorang mengalami stroke. Jenis ini menyebabkan kerusakan besar pada area depan dan belakang otak kiri, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan berbicara, memahami kata-kata, membaca, dan menulis.

Afasia yang jarang atau langka adalah afasia progresif primer. Orang dengan jenis afasia ini secara perlahan akan kehilangan kemampuan untuk berbicara, hingga sulit untuk memahami apa yang didengar dalam percakapan. Afasia progresif primer tidak dapat disembuhkan secara total.

Namun, penderita afasia progresif primer yang juga mengalami stroke kondisinya akan membaik jika mendapatkan terapi yang tepat. Mereka umumnya berkomunikasi dengan cara lain selain berbicara, yaitu dengan gerakan.

3. Afasia sementara disebabkan oleh kejang, migrain, dan stroke ringan

ilustrasi kejang (suckhoehangngay.vn)

Afasia ada yang berlangsung seumur hidup seperti afasia progresif primer, ada yang hanya berlangsung sementara. Afasia yang berlangsung sementara umumnya disebabkan oleh kejang dan migrain, bisa juga disebabkan oleh stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA).

Afasia sementara yang disebabkan oleh TIA umumnya akan menimbulkan gejala seperti kesulitan berbicara dan memahami perkataan seseorang, mati rasa pada bagian tubuh tertentu, dan kelemahan. Mereka juga umumnya berisiko lebih tinggi mengalami stroke di kemudian hari.

4. Diagnosis

ilustrasi diagnosis afasia (dubaihealthcare.ae)

Setelah mengevaluasi gejala pada pasien, dokter akan menganjurkan pasien tersebut untuk melakukan serangkaian tes untuk memastikan jika pasien mengalami afasia.

Serangkaian tes yang mungkin dilakukan bisa mencakup MRI atau CT scan, pemeriksaan fisik dan neurologis, serta menguji kemampuan pasien dalam berbicara, berinteraksi dengan orang lain, mengungkapkan ide-ide dengan jelas, membaca, menulis, hingga menguji kemampuan dalam bahasa lisan maupun tulisan. 

5. Pengobatan

ilustrasi terapi wicara (pgneurorehab.com)

Setelah pasien positif menderita afasia, maka dokter akan merekomendasikan perawatan yang cocok yang disesuaikan dengan usia, jenis afasia, penyebab cedera otak, serta posisi dan ukuran lesi.

Untuk afasia sementara, umumnya tidak perlu menjalani perawatan khusus. Namun, jika memiliki afasia jenis lainnya yang bersifat menetap, maka dokter akan merekomendasikan terapi wicara dan bahasa. Namun, terapi wicara hanya akan mengurangi gejala, bukan menyembuhkan secara total. 

Baca Juga: Stroke: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya