Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan
Bisa menyebabkan koma, bahkan kematian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipofosfatemia atau hypophosphatemia adalah kondisi kadar fosfat terlalu rendah dalam tubuh. Fosfat merupakan elektrolit, sejenis mineral yang ditemukan dalam darah, urine, jaringan, dan cairan tubuh. Elektrolit berperan menjaga jantung, otak, otot, dan saraf untuk berfungsi dengan baik. Fosfat juga diperlukan untuk menjaga tulang dan gigi tetap kuat.
Fosfat bisa didapat dari makanan, seperti susu, daging, dan telur. Sebagian besar fosfat dalam tubuh disimpan di tulang. Jumlah yang jauh lebih kecil ditemukan di dalam sel. Saat kadar fosfat dalam darah kurang dari 2,5 miligram per desiliter (mg/dL), ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi paru-paru, jantung, dan otot.
Hipofosfatemia terdiri dari dua jenis, yaitu akut (yang datang dengan cepat) dan kronis (yang berkembang seiring waktu). Secara umum, hipofosfatemia jarang terjadi. Kondisi ini lebih sering dialami orang-orang yang dirawat di rumah sakit atau di unit perawatan intensif (ICU). Antara 2 persen dan 3 persen orang yang dirawat inap, dan hingga 34 persen yang dirawat di ICU memiliki kondisi ini.
Dirangkum dari Healthline dan Verywell Health, berikut ini deretan fakta medis seputar hipofosfatemia yang perlu kamu ketahui.
1. Penyebab
Karena fosfat ditemukan dalam banyak makanan, maka dari itu kekurangan elektrolit ini tergolong langka, kecuali jika sampai mengalami kekurangan gizi. Kondisi medis tertentu bisa menyebabkan hipofosfatemia karena:
- Mengurangi jumlah fosfat yang diserap usus.
- Meningkatkan jumlah fosfat yang dikeluarkan ginjal ke dalam urine.
- Memindahkan fosfat dari dalam sel ke area di luar sel.
Berikut penyebab hipofosfatemia:
- Malnutrisi parah, seperti anoreksia dan kelaparan atau malabsorpsi (kesulitan menyerap nutrisi dari makanan).
- Alkoholisme.
- Luka bakar parah.
- Selama pemulihan dari ketoasidosis diabetik (komplikasi diabetes), baik sebagai gejala gangguan, maupun dari pengobatan insulin.
- Gangguan ginjal, sindrom Fanconi.
- Kelebihan hormon paratiroid (hiperparatiroidisme).
- Diare kronis.
- Kekurangan vitamin D (pada anak-anak).
- Kondisi bawaan seperti hipofosfatemia familial terkait -X (XLH) atau rakitis hipofosfatemia herediter dengan hiperkalsiuria (HHRH).
- Gangguan elektrolit saat kadar magnesium atau kalium terlalu rendah.
Kadar fosfat yang rendah juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang dan berlebihan, seperti:
- Diuretik.
- Antasida yang mengikat fosfat.
- Teofilin, bronkodilator, dan obat asma lainnya.
- Kortikosteroid.
- Manitol (Osmitrol).
- Hormon, seperti insulin, glukagon, dan androgen.
- Nutrisi, seperti glukosa, fruktosa, gliserol, laktat, dan asam amino.
- Bifosfonat.
- Asiklovir (Zovirax).
- Asetaminofen (Tylenol).
Hipofosfatemia familial disebabkan oleh perubahan gen (mutasi) yang diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya. Perubahan gen ini mengakibatkan ginjal mengeluarkan lebih banyak fosfat dari biasanya dari darah ke dalam urine.
Baca Juga: Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahan
Baca Juga: Fibrilasi Ventrikel: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.