Mielitis Transversa: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Merupakan kondisi peradangan pada sumsum tulang belakang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mielitis transversa atau transverse myelitis (TM) adalah kondisi peradangan pada sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf pusat, yang mengirimkan impuls dari otak ke saraf tubuh. Selain itu, sumsum tulang belakang juga membawa informasi sensorik kembali ke otak.
Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), istilah ''mielitis'' mengacu pada radang sumsum tulang belakang, sementara istilah ''transversa'' mengacu pada pola perubahan sensasi, sering kali terdapat sensasi seperti pita di seluruh batang tubuh, dengan perubahan sensorik di bawahnya.
Dilansir Mayo Clinic, mielitis transversa sering kali merusak bahan penyekat yang menutupi serabut sel saraf (mielin). Akibatnya, pesan yang dikirim oleh saraf sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh terganggu, yang nantinya bisa menyebabkan nyeri, kelemahan otot, kelumpuhan, masalah sensorik, atau disfungsi kandung kemih dan usus.
Mielitis transversa bisa menyerang semua kelompok usia, jenis kelamin, atau ras. Gangguan saraf ini biasanya terjadi antara usia 10 dan 19 tahun, serta 30 dan 39 tahun. Untuk mewaspadai kondisi ini, berikut ini deretan fakta seputar mielitis transversa yang perlu diketahui.
1. Penyebab
Penyebab pasti mielitis transversa tidak diketahui. Infeksi virus, bakteri, dan jamur yang memengaruhi sumsum tulang belakang bisa menjadi penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, gangguan inflamasi muncul sesudah sembuh dari infeksi. Virus yang terkait meliputi:
- Virus herpes, termasuk yang menyebabkan herpes zoster dan cacar air
- Cytomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- HIV
- Enterovirus seperti poliovirus dan coxsackierus
- Virus West Nile
- Echovirus
- Zika
- Influenza
- Hepatitis B
- Gondongan, campak, dan rubela
Virus tersebut bisa memicu reaksi autoimun tanpa langsung menginfeksi sumsum tulang belakang.
Sementara itu, infeksi bakteri yang berkaitan dengan mielitis transversa meliputi:
- Penyakit Lyme
- Sifilis
- Tuberkulosis
- Actinomyces
- Pertusis
- Tetanus
- Difteri
Infeksi kulit akibat bakteri, gastroenteritis, dan jenis pneumonia bakterial tertentu juga bisa menyebabkan mielitis transversa. Dalam kasus yang jarang, infeksi parasit dan jamur bisa menginfeksi sumsum tulang belakang. Selain itu, ada sejumlah kondisi peradangan yang tampaknya bisa menyebabkan mielitis transversa, termasuk:
- Multiple sclerosis: merupakan kelainan di mana sistem kekebalan tubuh menghancurkan mielin yang mengelilingi saraf di sumsum tulang belakang dan otak. Mielitis transversa bisa menjadi tanda pertama dari multiple sclerosis atau menunjukkan kekambuhan. Mielitis transversa sebagai tanda dari multiple sclerosis biasanya menyebabkan gejala hanya pada satu sisi tubuh.
- Neuromyelitis optica (penyakit Devic): merupakan suatu kondisi yang menyebabkan peradangan dan hilangnya mielin di sekitar sumsum tulang belakang dan saraf di mata yang mengirimkan informasi ke otak. Mielitis transversa yang berkaitan dengan neuromyelitis optica biasanya memengaruhi kedua sisi tubuh. Selain mielitis transversa, seseorang mungkin juga mengalami gejala kerusakan mielin saraf optik, termasuk nyeri pada mata dengan gerakan dan kehilangan penglihatan sementara. Ini bisa terjadi dengan atau terpisah dari gejala mielitis transversa. Namun, beberapa orang dengan neuromyelitis optica tidak mengalami masalah yang berhubungan dengan mata, dan mungkin hanya mengalami episode mielitis transversa yang berulang.
- Gangguan autoimun: mungkin berkontribusi pada mielitis transversa pada beberapa orang. Gangguan ini termasuk lupus, yang bisa memengaruhi banyak sistem tubuh, dan sindrom Sjogren, yang menyebabkan kekeringan parah pada mulut dan mata. Mielitis transversa yang berkaitan dengan gangguan autoimun mungkin merupakan tanda peringatan dari neuromyelitis optica. Neuromyelitis optica lebih sering terjadi pada orang dengan penyakit autoimun lainnya.
- Vaksinasi: vaksinasi untuk penyakit menular terkadang dihubungkan sebagai pemicu yang mungkin. Namun, saat ini asosiasi tersebut tidak cukup kuat untuk menjamin pembatasan vaksin apa pun.
- Sarkoidosis: merupakan kondisi yang menyebabkan peradangan di banyak area tubuh, seperti sumsum tulang belakang dan saraf optik. Ini kemungkinan meniru neuromyelitis optica. Namun, biasanya gejala sarkoidosis berkembang lebih lambat. Penyebab sarkoidosis tidak diketahui.
Baca Juga: Penyebab Sakit Punggung Bagian Bawah Bisa Jadi karena Gangguan Saraf
Baca Juga: Bisa Pengaruhi Sistem Saraf, Berikut Ini 7 Fakta Penting Tetanus
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.