TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindrom Wernicke-Korsakoff: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Salah satu penyakit yang sering diderita pencandu alkohol

ilustrasi laki-laki mabuk-mabukan (unsplash.com/Matteo Vistocco)

Sindrom Wernicke-Korsakoff atau Wernicke-Korsakoff syndrome (WKS) adalah kelainan saraf yang terjadi karena kekurangan vitamin B1 atau tiamina.

Fungsi tiamina adalah membantu otak dan sistem saraf mengubah gula menjadi energi. Kekurangan vitamin ini akan mengganggu kinerja otak dan sistem saraf, serta menyebabkan kerusakan otak, termasuk talamus dan hipotalamus.

Gangguan neurologis ini memengaruhi lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rentang usia antara 30-70 tahun. Tanpa perawatan dini, WKS bisa menyebabkan kematian karena infeksi dan gagal hati, serta efek defisiensi tiamina yang terjadi dalam waktu yang lama. Angka kematian akibat sindrom ini sekitar 10-15 persen pada kasus yang parah.

1. Apa itu sindrom Wernicke-Korsakoff?

ilustrasi seseorang dengan sindrom Wernicke-Korsakoff (crosleylaw.com)

Istilah sindrom Wernicke-Korsakoff merupakan kombinasi dari dua gangguan neurologis yang terpisah, tetapi sering terjadi secara bersamaan, yaitu ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff.

Dilansir WebMD, ensefalopati Wernicke umumnya datang secara tiba-tiba dengan ditandai gejala seperti kebingungan, kehilangan koordinasi otot, dan masalah pada penglihatan. Sementara itu, sindrom Korsakoff biasanya terjadi lebih lambat, dan merupakan masalah jangka panjang dan berkelanjutan yang merusak bagian otak yang menangani memori.

Ensefalopati Wernicke dianggap sebagai fase akut dengan durasi yang lebih pendek dan gejala yang cenderung lebih serius. Sementara, sindrom Korsakoff dianggap sebagai fase kronis dengan kondisi yang berkepanjangan.

Selain itu, ensefalopati Wernicke merupakan kondisi utama dari dua penyakit pada sindrom Wernicke-Korsakoff. Kerusakan otak karena ensefalopati Wernicke yang tidak mendapat perawatan lebih berisiko memicu sindrom Korsakoff, dibandingkan sebaliknya.

Sekitar 80-90 persen penderita ensefalopati Wernicke juga mengembangkan sindrom Korsarkoff. 

Baca Juga: Sindrom Guillain-Barré, Penyakit Saraf Langka Penyebab Kelumpuhan

2. Penyebab utama sindrom Wernicke-Korsakoff

ilustrasi alkoholisme (recovery.org)

Seperti dijelaskan di laman Healthline, faktor risiko utama berkembangnya WKS adalah penyalahgunaan alkohol kronis dan kurang gizi.

Alkohol bisa mengurangi penyerapan tiamina oleh tubuh, mengurangi simpanan tiamina dalam organ hati, dan menghambat aktivitas enzim yang mengubah tiamina menjadi aktif. Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders (NORD), sebagian besar kasus WKS di Amerika Serikat dialami oleh pencandu alkohol.

Selain itu, seseorang yang mengalami gizi buruk karena alasan apa pun berisiko tinggi mengembangkan WKS. Penyebab malnutrisi yang bisa memicu WKS meliputi kelaparan, gangguan makan seperti anoreksia, dan muntah berkepanjangan atau kronis seperti hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.

Selain penyalahgunaan alkohol kronis dan malnutrisi, WKS dapat dipicu oleh kondisi lain yang menyebabkan defisiensi tiamin, seperti kanker, AIDS, dialisis ginjal, gangguan lambung (gastropati), diet ekstrem, penyakit radang usus, menyusui tanpa suplemen, dan gangguan sistemik seperti uremia dan tuberkulosis.

3. Gejala-gejala yang perlu diwaspadai

ilustrasi gejala sindrom Wernicke-Korsakoff (curiosodato.net)

Kebanyakan pasien WKS mengembangkan ensefalopati Wernicke terlebih dahulu, baru kemudian mengembangkan sindrom Korsakoff. Dilansir Medical News Today, berikut gejala ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff:

  • Ensefalopati Wernicke

Merupakan jenis cedera otak yang secara klasik menyebabkan tiga masalah utama, yaitu masalah penglihatan, kebingungan, dan kesulitan berjalan.

Kekurangan tiamina memicu berkembangnya ensefalopati Wernicke. Saat tiamina tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka tubuh tidak bisa melakukan fungsi sel yang mendasar dan yang dibutuhkan, sehingga mengarah pada masalah kesehatan yang membentuk ensefalopati Wernicke.

Sel-sel sangat sensitif terhadap kadar tiamina yang rendah, sehingga banyak gejala neurologis yang muncul, seperti: kebingungan, status mental yang berubah, gerakan mata tersentak atau tidak disengaja, kelopak mata bagian atas terkulai, penglihatan ganda, serta keseimbangan yang buruk dan kesulitan berjalan.

Orang dengan ensefalopati Wernicke mungkin akan terlihat kurus dan kurang gizi, memiliki masalah jantung, suhu tubuh yang rendah, dan tekanan darah rendah.

  • Sindrom Korsakoff

Kehilangan memori dan masalah dalam melaksanakan tugas sehari-hari merupakan ciri utama dari sindrom Korsakoff. Pasien sering kesulitan dalam mempelajari informasi baru. Selain itu, pasien mungkin secara tidak sengaja mengarang informasi untuk menjembatani celah dalam ingatan mereka. Dokter menyebut kondisi ini sebagai konfabulasi.

Beberapa orang menggambarkan konfabulasi sebagai ingatan yang palsu, bukan hal yang disengaja, karena otak secara tidak sadar berusaha untuk mengisi celah dalam ingatan. Masalah pada ingatan jangka pendek bisa memicu masalah dengan membuat ingatan baru dan mengingat kejadian-kejadian yang baru saja terjadi.

Pasien kemungkinan akan mengalami perubahan kepribadian, menunjukkan sikap apatis dan kurang perhatian, atau menunjukkan perilaku banyak bicara dan berulang. Gejala sindrom Korsakoff bisa berangsur membaik, tetapi diperkirakan sekitar 25 persen penderitanya akan mengalami gejala yang permanen.

Ensefalopati Wernicke dan sindrom Korsakoff bisa berhubungan antara satu sama lain dengan cara berikut ini:

  • Ensefalopati Wernicke sering terjadi sebelum sindrom Korsakoff berkembang. 
  • Ketika gejala sindrom Korsakoff meningkat, maka gejala ensefalopati Wernicke cenderung menurun.
  • Jika seseorang berhasil merespons pengobatan untuk ensefalopati Wernicke, maka kemungkinan sindrom Korsakoff tidak akan berkembang.

4. Diagnosis sindrom Wernicke-Korsakoff

ilustrasi perawatan fisik yang tidak dapat dilakukan melalui telemedicine (hopkinsmedicine.org)

Diagnosis WKS bukan perkara mudah, karena penderita gangguan neurologis ini sering mengalami kebingungan mental, sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan dokter. 

Jika pasien mengalami kebingungan, kemungkinan dokter akan mengabaikan kemungkinan gangguan fisik dan melanjutkan pemeriksaan lainnya, seperti memeriksa tanda-tanda alkoholisme dengan memeriksa kadar alkohol dalam darah, kadang diperlukan juga tes fungsi hati untuk memeriksa ada atau tidaknya kerusakan pada organ hati.

Kerusakan hati merupakan tanda umum dari alkoholisme. Kerusakan hati karena alkoholisme kronis bisa meningkatkan enzim hati pasien. Diagnosis alkoholisme kronis meliputi pemeriksaan fisik untuk memeriksa detak jantung, gerakan mata, refleks, tekanan darah, dan suhu tubuh.

Selain memeriksa tanda-tanda alkoholisme, dokter juga akan mencari tanda-tanda klinis yang menunjukkan jika pasien kekurangan vitamin B1, dengan melibatkan tes darah yang mengukur kadar tiamina dan kesehatan nutrisi pasien secara umum.

Tes nutrisi yang kemungkinan akan diminta dokter untuk memastikan jika pasien tidak kekurangan gizi meliputi:

  • Tes albumin serum: mengukur tingkat albumin, protein dalam darah. Kadar albumin yang rendah kemungkinan menandakan kekurangan nutrisi serta adanya masalah pada ginjal atau hati.|

  • Tes serum vitamin B1: untuk memeriksa kadar vitamin B1 dalam darah. Selain itu, aktivitas enzim dalam sel darah merah juga bisa diuji. Aktivitas enzim yang rendah pada sel darah merah menandakan bahwa tubuh kekurangan vitamin B1.

Selain tes-tes di atas, pasien juga membutuhkan tes pencitraan untuk menemukan kerusakan yang merupakan ciri-ciri dari WKS. Tes pencitraan diagnostik untuk WKS terdiri dari:

  • Elektrokardiogram (EKG) sebelum dan sesudah mengambil vitamin B1, yang bisa membantu dokter untuk menemukan kelainan.
  • CT scan untuk memeriksa lesi otak yang berkaitan dengan ensefalopati Wernicke.
  • MRI untuk mencari perubahan otak yang berkaitan dengan ensefalopati Wernicke.

Dokter mungkin akan menyarankan tes neuropsikologis untuk menentukan tingkat keparahan akibat kondisi mental.

Baca Juga: Kenapa Minum Alkohol Berbahaya? Ini 12 Risiko yang Perlu Diwaspadai 

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya