TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perlu Waspada, Lahir Prematur Lebih Rentan Menderita 5 Penyakit Ini

Mulai dari gangguan pernapasan hingga saraf

ilustrasi bayi (pexels.com/Benji Aird)

Kelahiran prematur merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Kondisi ini menjadi penyebab angka kesakitan dan kematian bayi.

Menurut keterangan dari Every Preemie Scale, di Indonesia terdapat 799.000 bayi yang lahir prematur setiap tahunnya. Prematur sendiri adalah kondisi ketika bayi lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu (sekitar 9 bulan).

Kelahiran prematur disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gaya hidup ibu yang tidak sehat seperti merokok, kelahiran dalam jarak dekat, penyakit kronis tertentu, atau kondisi genetik.

Kelahiran prematur berisiko tinggi terhadap kesehatan dan perkembangan bayi di kemudian hari. Bayi yang lahir prematur biasanya memiliki organ-organ yang belum matang sempurna. Karena itulah, ketika hidup di lingkungan nanti, bayi-bayi prematur akan lebih berisiko terhadap beberapa penyakit tertentu.

Penyakit apa saja yang dimaksud? Berikut ini ulasannya.

1. Diabetes tipe 1 dan 2 

freepik.com/xb100

Penyakit tidak menular ini yang menjadi salah satu pembunuh terbanyak di dunia. Diabetes terjadi ketika tubuh tidak lagi mampu mengelola gula yang ada dalam darah.

Pada diabetes tipe 1, metabolisme gula darah tidak berjalan optimal karena kerusakan pada sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Sementara itu, pada diabetes tipe 2 penyebabnya adalah sel tubuh sudah kebal atau resistan terhadap insulin.

Studi literatur yang dilakukan di Tiongkok menunjukkan bahwa baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 berkaitan dengan kelahiran prematur. Subjek penelitian yang mempunyai diabetes tipe 1 sebagian besar masih muda, dengan usia kisaran 15 tahun.

Sementara itu, studi kohort di Helsinki, Finlandia, juga membuktikan bahwa diabetes tipe 2 lebih banyak diderita oleh orang dewasa yang dulunya lahir prematur. Dalam studi ini, kelahiran prematur yang meningkatkan risiko adalah kelahiran yang kurang dari 35 minggu (sekitar 8 bulan). Studi ini dilakukan pada partisipan dengan usia di bawah 45 tahun dan hasil studi mendukung temuan penelitian-penelitian sebelumnya di Skotlandia dan Swedia yang menunjukkan hubungan yang sama.

Baca Juga: 5 Mitos Soal Bayi Prematur yang Sebenarnya Salah Kaprah

2. Penyakit kardiovaskular

freepik.com/rawpixel.com

Penyakit kardiovaskular tidak hanya penyakit yang ada di jantung, melainkan juga seluruh pembuluh darah. Pembuluh darah ada di hampir seluruh organ karena fungsinya sebagai penyalur oksigen dan energi.

Apabila pembuluh yang bermasalah ada di otak, maka bisa menyebabkan stroke. Bila yang bermasalah ada di paru-paru, akan berujung emboli paru. Bila yang bermasalah adalah jantung, bisa mengarah ke aritmia, gagal jantung, serangan jantung, dan sebagainya. Penyakit ini juga termasuk tiga besar penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia.

Salah satu studi kohort yang dilakukan oleh American College of Cardiology Foundation pada tahun 1987-2012 membuktikan hubungan kuat antara kelahiran prematur dengan gagal jantung pada dewasa muda.

Risiko tersebut semakin meningkat hingga 17 kali lipat pada kelahiran prematur ekstrem (kurang dari 28 minggu), dan 3 kali lipat pada kelahiran sangat prematur (28-32 minggu). Studi tersebut juga membuktikan faktor risiko hipertensi dan iskemia jantung juga terjadi pada kelahiran prematur ini.

3. Penyakit pada sistem pernapasan

pexels.com/Anna Shvets

Kelahiran prematur berimplikasi pada fungsi paru-paru yang lebih lemah. Pada masa bayi, komplikasi yang paling umum adalah displasia bronkopulmoner (BPD). Penyakit ini membuat bayi membutuhkan tambahan oksigen dan ventilasi tekanan. Kejadian ini disebabkan oleh cedera dalam paru-paru karena tekanan udara yang dilatarbelakangi oleh berbagai hal.

Bayi-bayi yang bertahan hingga usia anak-anak mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami penyakit pernapasan, laju pernapasan yang lebih rendah, tidak optimalnya kapasitas difusi paru terhadap karbon monoksida, dan peningkatan reaktivitas jalan napas.

Sementara itu, sebuah penelitian dalam European Respiratory Journal tahun 2014 membuktikan bahwa orang dewasa yang lahir prematur dan pada saat kecil mengalami BPD masih berisiko.

Gejala pernapasan dan penurunan fungsi paru berlanjut hingga dewasa. Orang dewasa dengan riwayat BPD dilaporkan secara signifikan lebih banyak mengalami mengi dan sesak napas, lebih tinggi kemungkinannya untuk menderita asma.

4. Penyakit neurologis atau saraf 

freepik.com/rawpixel.com

Penyakit neurologis yang mengintai kelahiran prematur adalah epilepsi. Epilepsi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh perkembangan otak semasa kehamilan yang belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh asupan oksigen ke otak yang kurang semasa dalam kandungan.

Hubungan yang signifikan antara kelahiran prematur dengan kejadian epilepsi ini dikonfirmasi oleh penelitian Casey Crump dari Universitas Stanford, Amerika Serikat. 

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa orang dewasa dengan kelahiran sangat prematur mempunyai lima kali lipat kemungkinan untuk terdiagnosis epilepsi dibanding dengan orang dewasa yang tidak lahir prematur (37-42 minggu).

Sementara itu, pada kelahiran prematur 32-34 dan 35-36 minggu, masing-masing kemungkinannya adalah 2 dan 1,5 kali lipat. Menurut Casey, penyakit neurologis lain yang mungkin diderita adalah cerebral palsy dan penyakit sistem saraf pusat.

Baca Juga: Studi: Ibu Hamil Positif COVID-19 Berisiko Melahirkan Bayi Prematur

Verified Writer

Hanifah Nd

In the journey of finding Y

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya