Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pernahkah kamu menyadari perilaku memeriksa bagian tubuh diri sendiri secara berulang? Hal ini sering kali termanifestasi dengan melihat diri di cermin, menanyakan pendapat kepada orang lain tentang bagian tubuh, atau membandingkan bentuk tubuh diri sendiri dengan orang lain.
Meski terkesan wajar, pemeriksaan terhadap bagian tubuh atau body checking secara berlebihan dapat menjadi indikasi gangguan tertentu, seperti gangguan makan.
Mengutip laman anxiety.org, riset menunjukkan bahwa seseorang yang sering memeriksa bagian tubuhnya memiliki body image atau citra tubuh yang lebih rendah. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang isu body checking secara komprehensif, yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Mengapa seseorang sering memeriksa bagian tubuhnya?
pexels.com/Johannes Plenio Cara seseorang melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuhnya berbeda antara satu orang dengan lainnya. Namun, alasan mengapa orang-orang melakukan body checking tampaknya memiliki pola yang mirip.
Body checking dilakukan sebagai upaya untuk merasa lebih baik, dalam artian menerima eksistensi tubuh diri sendiri, khususnya mengenai bagian-bagian yang mungkin diinginkan berbeda.
Keyakinan terbesar adalah pemeriksaan terhadap bagian tubuh dapat memberi kelegaan dan mengurangi kecemasan untuk merasa lebih baik atau terkendali.
Baca Juga: Biologi 101: Seberapa Jauh Kamu Mengenali Anatomi Tubuh Manusia?
2. Pemeriksaan terhadap bagian tubuh secara kompulsif
Body checking bisa dialami laki-laki maupun perempuan, dan sering ini kali ini hal wajar. Namun, yang perlu diperhatikan adalah ketika body checking malah menimbulkan perasaan tidak puas hingga memperburuk suasana hati. Ini bisa menjadi indikasi perilaku yang kompulsif. Ini sesuai dengan studi dalam International Journal of Eating Disorders tahun 2018 dan studi dalam Frontiers in Psychology tahun 2019.
Selain itu, body checking yang kompulsif juga dapat meningkatkan pandangan yang tidak realistis dan tidak akurat terhadap bentuk dan berat badan.
Sederhananya, melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh bisa menimbulkan masalah apabila:
- Mengganggu konsentrasi
- Menyita terlalu banyak waktu
- Membatasi asupan makanan secara ekstrem
- Mengganggu pekerjaan, kehidupan pribadi, hingga ranah akademik
- Menyebabkan terjadinya isolasi diri dari lingkungan sosial
- Menjadi kontrol terhadap rasa takut dan kecemasan terkait bentuk dan berat badan
3. Korelasi antara body checking dan gangguan makan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, body checking yang berlebihan bisa menjadi indikasi kondisi tertentu yaitu gangguan makan. Ini sesuai dengan penelitian dalam International Journal of Eating Disorders tahun 2004, yang menyatakan bahwa body checking sangat erat kaitannya dengan gangguan makan.
Para ahli juga menekankan bahwa body checking secara berlebihan bisa memperburuk gejala gangguan makan. Hal tersebut kemungkinan dapat:
- Memperbesar keyakinan ekstrem bahwa tubuh tidak sempurna
- Menyebabkan batasan secara berkelanjutan mengenai makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
- Meningkatkan rasa takut kehilangan kendali yang memengaruhi kondisi tubuh
4. Risiko lain yang bisa terjadi
unsplash.com/Kristina Tripkovic Body checking yang berlebihan dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan lain terkait kecemasan.
Studi dalam Psychiatry Research tahun 2019 menunjukkan bahwa partisipan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD), ketakutan berlebih terhadap kondisi kesehatan, gangguan panik, dan gangguan dismorfik tubuh dapat berkurang jika partisipan terlibat dalam perilaku "memeriksa".
Para partisipan yang terlibat dalam riset tersebut menilai bahwa perasaan negatif lebih tinggi sebelum "memeriksa" dan lebih rendah sesudahnya. Peneliti berspekulasi jika menyelesaikan pemeriksaan membawa perasaan kepastian sementara yang meredakan kekhawatiran para partisipan. Namun, hasil tersebut bertentangan dengan penelitian lain.
Sementara itu, penelitian sebelum-sebelumnya menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap bagian tubuh sebenarnya dapat meningkatkan perasaan negatif.
Baca Juga: 7 Tren Fashion yang Berbahaya untuk Kesehatan, Prioritaskan Tubuhmu!