TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Raynaud: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Membuat warna jari menjadi biru atau putih pucat

ilustrasi fenomena Raynaud di jari tangan (pharmaceutical-journal.com)

Pernahkah dengar fenomena Raynaud? Juga dikenal sebagai sindrom Raynaud atau penyakit Raynaud, ini merupakan kelainan pembuluh darah yang biasanya menyerang area jari tangan dan jari kaki. Kondisi ini pertama kali diungkap Maurice Raynaud pada tahun 1862.

Stres dan kedinginan adalah dua faktor yang dapat memicu pembuluh darah menyempit, sehingga darah tidak mampu mengalir secara sempurna menuju permukaan kulit. Akibatnya, permukaan kulit cenderung berubah warna menjadi biru atau putih pucat. Ketika aliran darah kembali, kulit cenderung akan berubah menjadi lebih kemerahan dan mengalami kesemutan atau sensasi berdenyut.

Prevalensi fenomena Raynaud dalam sebagian besar penelitian pada populasi umum adalah antara 3 dan 5 persen, mengutip buku Raynaud’s Phenomenon: A Guide to Pathogenesis and Treatment.

1. Jenis

ilustrasi fenomena Raynaud di jari tangan (hopkinsmedicine.org)

Dirangkum dari Mayo Clinic dan WebMD, ada dua kondisi utama fenomena Raynaud, yaitu:

  • Raynaud primer (penyakit Raynaud): terjadi tanpa masalah medis lain yang menyertai dan gejala biasanya ringan. Kebanyakan orang tidak mencari pengobatan karena bisa reda dengan sendirinya. Fenomena Raynaud primer biasanya muncul pada usia antara 15–25 tahun.
  • Raynaud sekunder (sindrom Raynaud atau fenomena Raynaud): terjadi sebagai konsekuensi masalah medis lain yang mendasari. Raynaud sekunder sering kali menyerang jaringan ikat tubuh, misalnya akibat lupus atau artritis reumatoid. Kasus jenis ini lebih jarang, tetapi cenderung menyebabkan masalah kesehatan serius. Kondisi ini umum terjadi pada kisaran usia 35–40 tahun. 

Baca Juga: Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

2. Gejala

ilustrasi fenomena Raynaud (commons.wikimedia.org/Thomas Galvin)

Mengutip Healthline dan Harvard Health Publishing, gejala paling umum fenomena Raynaud adalah perubahan warna kulit (putih pucat sampai biru), sedingin es, kesemutan, dan mati rasa di area jari tangan, jari kaki, telinga, bahkan hidung saat pembuluh darah yang membawa darah ke ekstremitas (anggota gerak) tersumbat.

Seseorang dengan fenomena Raynaud primer biasanya merasakan penurunan suhu tubuh di daerah yang terdampak dengan sedikit sensasi nyeri.

Sementara itu, orang dengan fenomena Raynaud sekunder sering mengalami nyeri hebat, mati rasa, dan kesemutan di jari tangan atau jari kaki. Episode yang terjadi dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam. Gejala fenomena Raynaud sekunder sering kali berhubungan dengan penyakit reumatik yang mendasarinya, seperti ruam, radang sendi, dan penebalan atau pengerasan kulit. 

Ketika vasospasme (penyempitan) selesai dan individu memasuki lingkungan lebih hangat, jari tangan dan kaki mungkin akan mengalami denyutan dan tampak merah cerah. Setelah penghangatan, diperlukan waktu 15 menit atau lebih agar aliran darah kembali normal kembali ke area yang terkena.

3. Penyebab

ilustrasi merokok (unsplash.com/Michelle Ding)

Penyebab penyakit Raynaud masih belum bisa dipastikan. Namun, diduga hiperaktivasi sistem saraf simpatis menjadi penyebab pembuluh darah mengalami penyempitan. Hal ini bisa terjadi saat seseorang berada di tempat yang dingin, membuka lemari es, atau meletakkan tangan di air dingin. Ada juga yang mengalami gejala ketika stres berlebih, bahkan tanpa penuruhan suhu terkait.

Pada fenomena Raynaud sekuder, biasanya ini berhubungan dengan kondisi medis atau gaya hidup yang memengaruhi pembuluh darah atau jaringan ikat, meliputi:

  • Merokok.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu seperti beta-blocker dan amfetamin.
  • Orang dengan hobi atau pekerjaan yang berhubungan dengan gerakan berulang seperti mengetik, bermain gitar atau piano, dan bekerja menggunakan alat getar (jackhammer) lebih berisiko.
  • Penyakit autoimun seperti lupus, skleroderma, artritis reumatoid, atau sindrom Sjögren.
  • Sindrom carpal tunnel.
  • Radang sendi.
  • Aterosklerosis.

4. Diagnosis

ilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan tes darah.

Dokter juga akan bertanya terkait gejala, hobi, dan kebiasaan. Untuk membedakan fenomena Raynaud primer dan sekunder, dokter dapat melakukan kapileroskopi. 

Orang dengan Raynaud sekunder cenderung memiliki pembuluh darah yang membesar atau berubah bentuk di dekat lipatan kuku. Berbeda dengan Raynaud primer, di mana pembuluh kapiler sering tampak normal ketika vasospasme tidak terjadi.

Tes darah dilakukan untuk mengukur laju sedimentasi eritrosit atau memastikan pasien menunjukkan antibodi anti-nuklear (ANA) atau sebaliknya. ANA bisa menjadi indikasi gangguan autoimun atau gangguan jaringan ikat. 

5. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Langkah sederhana yang mungkin akan disarankan dokter adalah melakukan perubahan gaya hidup yang merupakan kunci pengobatan fenomena Raynaud.

Hindari penggunaan zat seperti produk nikotin dan kafein yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit. Rutin berolahraga dapat mencegah atau mengurangi intensitas beberapa serangan, meningkatkan sirkulasi, dan mengelola stres.

Dokter mungkin juga akan meresepkan obat jika kamu mengalami episode vasospasme yang sering, bertahan lama, atau intens.

Untuk membantu mengatasi penyakit Raynaud ringan, jagalah diri tetap hangat. Kamu disarankan untuk memakai sarung tangan dan/atau kaus kaki. Hindari paparan udara dingin, membasahi atau merendam tangan atau kaki dengan air hangat, dan melakukan pijatan di area anggota tubuh.

Mencoba tenang dan relaks dengan melakukan pernapasan teratur juga dapat membantu mengurangi intensitas keparahan serangan. 

Dalam kasus yang parah, prosedur medis dengan operasi saraf, yakni simpatektomi dan menyuntikkan bahan kimia seperti anestesi lokal atau onabotulinumtoxin tipe A (botoks) mungkin akan disarankan dokter.

Baca Juga: 7 Penyebab Kulit Wajah Kemerahan, Apakah Berbahaya? Ini Kata Para Ahli

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya