Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasi

Dapat memengaruhi jantung, sendi, otak, dan kulit

Demam rematik atau demam reumatik (rheumatic fever) adalah penyakit peradangan yang bisa terjadi saat radang tenggorokan atau demam scarlet yang dialami seseorang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Radang tenggorokan dan demam berdarah disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus. Lebih sering dialami oleh anak-anak dan bisa berpotensi bahaya, berikut ini informasi lengkap seputar demam rematik yang perlu diketahui.

1. Penyebab

Bakteri streptokokus grup A pada tenggorokan akan menyebabkan radang tenggorokan. Bila tidak ditangani dengan benar, ini bisa memicu perkembangan demam rematik. Pada kasus yang lebih jarang, infeksi streptokokus grup A juga bisa menyebabkan demam scarlet.

Demam rematik bisa muncul setelah radang tenggorokan akibat infeksi bakteri streptokokus grup A. Bakteri ini, dalam kasus yang lebih jarang, juga bisa menyebabkan demam scarlet. Infeksi bakteri streptokokus grup A juga bisa menyerang kulit atau bagian kulit atau bagian tubuh lainnya, tetapi ini sangat jarang memicu demam rematik.

Hubungan antara infeksi bakteri streptokokus grup A dan demam rematik belum jelas, tetapi tampaknya bakteri tersebut mampu menipu sistem kekebalan tubuh.

Demam rematik adalah reaksi berlebihan sistem imun yang menyebabkannya melawan jaringan yang sehat. Infeksi radang tenggorokan atau demam scarlet yang tidak diobati atau pengobatannya tidak tepat bisa memicu reaksi berlebihan ini. Biasanya, ini terjadi ketika infeksi streptokokus grup A tidak diobati secara memadai dengan antibiotik.

Mengutip dari Mayo Clinic, streptokokus grup A mengandung protein yang serupa dengan yang ditemukan di jaringan tubuh tertentu. Karena mirip, sistem kekebalan tubuh yang biasanya menargetkan bakteri penyebab infeksi bisa keliru dan malah menyerang jaringannya sendiri, terutama jaringan jantung, persendian, kulit, dan sistem saraf pusat. Selanjutnya, reaksi sistem kekebalan ini akan mengakibatkan pembengkakan jaringan atau peradangan.

2. Lebih sering terjadi pada anak

Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi bakteri streptokokus grup A (flickr.com/NIH Image Gallery)

Sebenarnya, siapa pun bisa mengembangkan demam rematik. Namun, sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak dan remaja, dalam rentang usia 5–15 tahun. Demam rematik akut jarang dialami anak-anak usia di bawah 5 tahun dan usia di atas 15 tahun. Demam rematik umumnya berkembang 2–3 minggu setelah radang tenggorokan atau demam scarlet yang tidak diobati.

Sebetulnya kebanyakan orang yang mengalami radang tenggorokan atau demam scarlet tidak mengalami demam rematik. Sebab, demam rematik hanya terjadi ketika kedua kondisi tersebut tidak diobati sebagaimana mestinya.

Penting diketahui bahwa demam rematik tidak menular, karena ini merupakan respons imun, bukan infeksi. Akan tetapi, radang tenggorokan dan demam scarlet bisa menular, terutama lewat droplet saat penderitanya batuk atau bersin, mengutip Cleveland Clinic.

3. Gejala

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), demam dan nyeri sendi merupakan tanda dan gejala umum dari demam rematik. Lebih lengkapnya, gejala demam rematik mungkin termasuk:

  • Demam.
  • Radang sendi, paling sering terjadi di lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan.
  • Gejala gagal jantung kongestif, termasuk nyeri dada, sesak napas, detak jantung cepat.
  • Kelelahan.
  • Gerakan tubuh yang tersentak-sentak dan tidak terkendali (chorea).
  • Benjolan tanpa rasa sakit di bawah kulit dekat persendian, tetapi gejala ini jarang terjadi.
  • Ruam yang muncul sebagai cincin merah muda dengan bagian tengah yang jelas, tetapi gejala ini jarang terjadi.
  • Murmur jantung.
  • Pembesaran atau pembengkakan hati.
  • Terdapat cairan di sekitar jantung.

4. Faktor risiko

Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi anak kecil sedang sakit (unsplash.com/Caleb Woods)

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan demam rematik, meliputi:

  • Tinggal di area yang sulit mengakses pengobatan dan perawatan medis, misalnya pada beberapa negara berkembang dan negara miskin.
  • Usia 5 hingga 15 tahun.
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah.
  • Anak-anak yang sering terkena radang tenggorokan akibat streptokokus grup A.
  • Riwayat demam rematik dalam keluarga.
  • Area yang ramai. Bakteri lebih mudah menyebar pada tempat-tempat orang berkumpul.

Baca Juga: Amlodipine: Manfaat, Peringatan, Dosis, Efek Samping, dan Interaksi

5. Diagnosis

Diagnosis demam rematik tidak memiliki tes khusus. Namun, mengutip Better Health Channel, serangkaian tes bisa dilakukan:

  • Pemeriksaan riwayat medis, termasuk bukti infeksi streptokokus sebelumnya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Tes usap (swab) tenggorokan untuk menguji keberadaan bakteri streptokokus grup A.
  • Tes darah untuk mencari tanda-tanda yang menunjukkan adanya peradangan.
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memantau aktivitas listrik jantung.
  • Rontgen dada untuk melihat jantung untuk tanda-tanda pembesaran dan paru-paru untuk melihat apakah ada penyumbatan.

6. Pengobatan

Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Demam rematik umumnya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Rangkaian pengobatannya bisa mencakup:

  • Penisilin, biasanya diberikan sebagai suntikan intramuskular.
  • Pemberian aspirin.
  • Pemberian kortikosteroid (kortison) jika radang sendi yang terjadi parah atau seandainya ada karditis (radang jantung).
  • Perawatan antibiotik jangka panjang, mungkin termasuk suntikan penisilin bulanan hingga lima tahun. Tujuannya adalah mengurangi risiko penyakit jantung rematik.
  • Dalam kasus penyakit jantung rematik, perawatan atau pembedahan kateter jantung mungkin diperlukan untuk memperbaiki katup jantung yang rusak.

7. Komplikasi yang bisa terjadi

Peradangan yang terjadi karena demam rematik bisa bertahan selama beberapa minggu hingga bulan. Bahkan, pada beberapa kasus bisa terjadi komplikasi jangka panjang seperti kerusakan permanen pada jantung yang disebut dengan penyakit jantung rematik. Penyakit ini bisa berkembang 10 sampai 20 tahun setelah demam rematik dialami.

Pada kasus demam rematik yang parah, kerusakan pada katup jantung juga bisa terjadi saat anak masih memiliki gejala. Masalah yang paling umum terjadi adalah pada katup antara dua bilik kiri jantung atau katup mitral, meski katup lain juga berpotensi terdampak. Adapun kerusakan tersebut mampu menimbulkan:

  • Penyempitan katup yang akan mengurangi aliran darah.
  • Kebocoran di katup, sehingga menyebabkan darah mengalir ke arah yang salah.
  • Otot jantung yang dapat melemah, kerusakan ini akan memengaruhi kemampuannya untuk memompa darah.
  • Kerusakan katup mitral, katup jantung lainnya, atau jaringan jantung lainnya. Ini akan mengakibatkan masalah pada jantung di kemudian hari, seperti gagal jantung atau detak jantung tidak teratur dan kacau (fibrilasi atrium).

8. Demam rematik berpotensi kambuh

Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi demam rematik yang kambuh (pexels.com/Karolina Grabowska)

Demam rematik berpotensi besar untuk kambuh. Karenanya, lebih baik mencegah penyakit ini terjadi karena demam rematik mungkin sulit dikendalikan sepenuhnya. Untuk pengobatan jangka panjang, seseorang yang pernah mengalami demam rematik perlu minum antibiotik selama beberapa tahun untuk mencegah kekambuhan.

Menurut National Health Service, penyakit ini kemungkinannya kecil untuk kambuh setelah 5 tahun sejak demam rematik terjadi. Namun, makin muda seseorang mengalaminya, maka makin besar pula potensi demam rematik untuk kambuh.

Karena demam rematik dapat memicu kerusakan permanen pada jantung di kemudian hari, para penyintas sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin dan perawatan lebih lanjut terkait jantung. Untuk lebih jelasnya, konsultasikan ini dengan dokter.

Cara paling efektif untuk mencegah demam rematik adalah dengan mengobati radang tenggorokan maupun demam scarlet dengan benar hingga tuntas.

Ingat, bila sampai mengembangkan demam rematik, pengobatannya akan lebih rumit dan kondisi ini bisa kambuh. Sudah begitu, terdapat berbagai risiko komplikasi serius seperti kerusakan jantung permanen yang bisa berkembang bertahun-tahun setelah demam rematik terjadi. Karenanya, jaga selalu kesehatanmu, ya!

Baca Juga: Fakta Penyakit Jantung Rematik, Bisa Bermula dari Radang Tenggorokan

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya