Ginekomastia, Kondisi Payudara Laki-laki yang Membesar
Bisa dialami laki-laki di segala usia, lho
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki kelenjar payudara. Hanya saja, pada perempuan kelenjar tersebut lebih besar dan mengalami perkembangan, sementara pada laki-laki kelenjar payudara cenderung kecil dan tidak mengalami pembesaran.
Namun, tahukah kamu bahwa payudara laki-laki juga bisa membesar?
Terdengar mustahil, tetapi pembesaran payudara pada laki-laki dalam dunia medis adalah kondisi umum. Kondisi ini dikenal sebagai ginekomastia, yang dilaporkan dapat memengaruhi laki-laki di segala usia. Namun, kondisi ini paling sering terjadi pada remaja latau yang lebih tua.
Untuk menjawab rasa penasaranmu tentang ginekomastia, simak terus penjelasan berikut.
1. Ginekomastia bukan berarti laki-laki memiliki lemak berlebih karena kelebihan berat badan
Jika kamu berpikir ginekomastia diakibatkan oleh penumpukan lemak akibat kelebihan berat badan, maka tepis segera pemikiran tersebut. Faktanya, payudara laki-laki membesar akibat lemak bukan merupakan ginekomastia, melainkan dikenal dengan istilah pseudo-ginekomastia.
Lantas apa penyebab ginekomastia?
Melansir berbagai sumber, terdapat sejumlah faktor yang dapat menyebabkan seorang laki-laki mengalami ginekomastia.
Ketidakseimbangan hormon (testosteron dan estrogren) diduga menjadi penyebab umum laki-laki mengembangkan ginekomastia. Hal tersebut terjadi ketika kadar hormon estrogen lebih tinggi dari hormon testosteron.
Menurut American Family Physician, 1 dari 9 bayi laki-laki yang lahir dapat mengembangkan ginekomastia dari ASI yang diberikan ibunya. Seiring berjalannya waktu, ketika kadar estrogen pada bayi kembali normal, pembengkakan pun mereda.
Menurut studi dalam jurnal Medical Hypotheses tahun 2008 menjelaskan jika ginekomastia umum terjadi pada laki-laki paruh baya. Kondisi ini sering digambarkan sebagai andropause (seperti menopause pada perempuan) yang ditandai dengan produksi testosteron menurun selama beberapa tahun.
Selanjutnya adalah fase pubertas. Ketika anak laki-laki memasuki fase pubertas, mereka dapat menghasilkan lebih banyak estrogen yang dapat berimbas pada terjadinya ginekomastia.
Sementara itu, kondisi medis tertentu menjadi faktor risiko yang dapat membuat laki-laki mengembangkan ginekomastia. Faktor risiko tersebut termasuk penyakit ginjal atau hati, sindrom Klinefelter, hipertiroidisme, tumor pada testis, pengobatan radiasi pada testis, alkoholisme, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Baca Juga: 6 Kondisi Payudara Ini Cerminkan Kesehatan Tubuh Perempuan, Yuk Cek
Baca Juga: Benarkah Deodoran dan Antiperspirant dapat Memicu Kanker Payudara?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.