TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Psikologi Warna: Definisi, Efek, dan Manfaat Bagi Kesehatan

Warna apa saja yang bermanfaat, ya?

ilustrasi wanita bahagia (pexels.com/Key Notez)

Dunia dipenuhi oleh ragam warna yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap aspek kehidupan manusia. Seniman terkenal Pablo Picasso bahkan pernah berujar bahwa warna layaknya sebuah fitur yang dapat mengikuti perubahan emosi. Dewasa ini orang-orang nampaknya telah mengaitkan warna dengan efek yang dapat memengaruhi perasaan dan suasana hati.

Fakta unik lain terkait warna yakni dapat dijadikan sebagai alat komunikasi untuk memberi sinyal tindakan. Selain itu, warna juga telah dikaitkan dengan dampak positif yang menyangkut reaksi fisiologis. Lantas bagaimana sebenarnya cara kerja warna dalam ranah psikologi? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Konsep umum psikologi warna

ilustrasi warna pelangi (pexels.com/Valeria Boltneva)

Melansir laman Verywell Mind, pada tahun 1666, Sir Isaac Newton menemukan bahwa ketika cahaya putih murni melewati sebuah prisma akan memunculkan aneka warna yang saat ini kita kenal sebagai warna pelangi (mejikuhibiniu). Isaac Newton juga menemukan bahwa setiap warna terdiri dari satu panjang gelombang dan tidak dapat dipisahkan menjadi warna lain. Eksperimen pun berlanjut ke percampuran warna, di mana dilakukan penggabungan warna untuk menghasilkan aneka warna lain.

Studi yang terpublikasi dalam Frontiers in Psychology tahun 2015 mengungkap, orang akan mengharapkan psikologi warna menjadi area yang berkembang dengan baik karena adanya prevalensi warna itu sendiri. Namun, masih sedikit kajian teoritis dan bukti empiris tentang pengaruh warna pada fungsi psikologis. Terlepas dari kurangnya bukti ilmiah, konsep psikologi warna telah menjadi topik yang menarik untuk ditelisik para ahli. Melalui beberapa catatan anekdot diketahui bahwa peneliti telah melakukan eksperimen tentang psikologi warna terhadap suasana hati, perasaan, dan perilaku.

2. Efek psikologi warna

ilustrasi wanita dengan jaket oranye (pexels.com/Truman Rexti)

Meskipun persepsi warna sifatnya cenderung subjektif, namun beberapa efek warna memiliki makna secara universal. Ini mengapa sering kali warna dapat memberi efek yang signifikan terhadap tubuh dan pikiran. 

Secara umum area spektrum warna dibedakan menjadi warna hangat dan dingin. Warna hangat (merah, kuning, dan oranye) dipercaya dapat membangkitkan emosi, mulai dari perasaan nyaman dan hangat sampai ke perasaan marah dan permusuhan. Sebaliknya, warna dingin (biru, ungu, dan hijau) sering dikaitkan dengan ketenangan, namun dapat juga mengingatkan perasaan sedih atau ketidakpedulian.

Baca Juga: 5 Anime Bertema Psikologi, Belajar Psikologi dari Anime!

3. Psikologi warna sebagai mekanisme terapi

ilustrasi melukis (pexels.com/Kampus Production)

Beberapa budaya masyarakat kuno diketahui telah mempraktikkan terapi warna atau kromoterapi. Kegiatan ini melibatkan penggunaan warna untuk menyembuhkan gejala terkait masalah fisik maupun emosional.

Menurut laporan dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, warna yang dijadikan media terapi dianggap sebagai pengobatan holistik yang meliputi:

  • Warna merah digunakan untuk membantu meningkatkan sirkulasi serta merangsang tubuh dan pikiran menjadi lebih baik. 
  • Warna kuning bermanfaat untuk membantu merangsang saraf dan memurnikan tubuh.
  • Warna oranye untuk membantu meringankan gejala kondisi paru-paru dan meningkatkan kualitas energi.
  • Warna biru untuk meredakan rasa sakit.
  • Sementara warna nila dianggap dapat meringankan masalah kulit.

4. Penelitian modern terkait psikologi warna

ilustrasi bermain warna (pexels.com/cottonbro)

Dalam kebanyakan kasus, efek perubahan suasana hati dari warna mungkin hanya bersifat sementara. Contoh kasus misalnya, ruangan yang bernuansa biru pada awalnya dapat menimbulkan perasaan tenang, tapi efeknya bisa menghilang setelah individu yang bersangkutan melepaskan ikatan dengannya (keluar dari ruangan tersebut).

Seiring berjalannya waktu, para peneliti mulai berfokus pada kajian warna dan dampak potensial yang dihasilkan. Warna dapat memengaruhi seseorang dalam berbagai cara, seperti:

  • Studi yang termuat dalam jurnal BMJ melaporkan bahwa pil plasebo yang berwarna hangat dinyatakan lebih efektif ketimbang pil plasebo berwarna dingin.
  • Laporan ilmiah dalam Emotion menjelaskan jika warna merah menyebabkan seseorang dapat bereaksi dengan kecepatan dan kekuatan yang lebih besar. Ini mungkin lebih bermanfaat terhadap aktivitas atletik.
  • Sedangkan penelitian yang terpublikasi melalui Journal of Personality and Social Psychology mengungkap, seragam hitam lebih mungkin diasosiasikan sebagai kualitas negatif untuk menerima hukuman. Penelitian ini berfokus pada studi historis suatu tim olahraga.

Baca Juga: 6 Teori Freud Sang Legenda Psikologi, Sering Kamu Alami Lho!

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya