TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Penyebab Tekanan Darah Tinggi Mendadak

Sebagian besar penyebabnya karena kebiasaan sehari-hari

ilustrasi hipertensi (pixabay.com/38308446)

Tekanan darah secara alami dapat naik dan turun sepanjang hari dengan ritme yang dapat diprediksi. Namun, terkadang tekanan darah bisa melonjak dalam waktu singkat. Hal ini disebut sebagai tekanan darah tinggi mendadak.

Jika tekanan darah naik secara tiba-tiba, kamu mungkin mengalami gejala tekanan darah tinggi seperti sakit kepala, detak jantung tidak teratur, dada berdebar, berkeringat bahkan mimisan. Namun, dalam beberapa kasus, banyak orang tidak merasakan gejala apa pun.

Yuk, cari tahu dulu apa saja penyebab kenaikan tekanan darah secara mendadak. Catat, ya!

1. Mengonsumsi kafein

ilustrasi kopi (pixabay.com/pexels)

Kafein dalam makanan dan obat-obatan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba. Beberapa peneliti mengatakan kafein dapat menghalangi hormon yang terlibat dalam menjaga ukuran arteri tetap lebar. Selain itu, kafein diduga memicu pelepasan adrenalin.

Efek kafein dapat bertahan selama beberapa jam. Health Match melansir, kafein dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 3 hingga 15 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 4 hingga 13 mmHg.

Meski peningkatan tersebut tidak berbahaya, tetapi jika dibarengi dengan olahraga atau stres, kopi dapat meningkatkan kadar darah secara signifikan.

2. Merokok

ilustrasi merokok (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Seperti kafein, merokok menyebabkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba. Nikotin merangsang pelepasan katekolamin dan vasopresin. Tingginya kadar hormon ini menyebabkan tekanan darah tinggi.

Efeknya hilang setelah beberapa saat, tetapi efeknya akan muncul kembali saat merokok lagi. Meskipun lonjakan tekanan darah bersifat sementara, tetapi merokok dapat menyebabkan berbagai masalah lain pada sistem kardiovaskular.

Mengutip Health Central, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik meningkat rata-rata 20 setelah merokok pertama pada hari itu. 

3. Sedang mengalami stres

ilustrasi mengalami stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam situasi stres, tubuh masuk ke mode fight or flight dan memproduksi hormon stres (adrenalin dan kortisol). Hal ini menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.

Tekanan darah akan kembali normal setelah stres mereda. Jika tidak, maka bisa jadi kamu mengalami hipertensi.

4. Mengonsumsi obat-obatan tertentu

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/pixabay)

Peningkatan tekanan darah secara mendadak dapat terjadi saat mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin dan ibuprofen.
  • Antidepresan.
  • Pil KB.
  • Obat-obatan yang mengandung kafein.
  • Beberapa suplemen herbal dengan kandungan arnica dan guarana.
  • Obat-obatan terlarang (kokain, steroid anabolik, dan amfetamin).

Tekanan darah akan kembali normal setelah obat keluar dari tubuh. Jika tekanan darah tetap tinggi, ini mungkin mengindikasikan masalah yang lebih serius.

Baca Juga: Kenali Apa Saja Gejala Tekanan Darah Tinggi pada Perempuan

5. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif

ilustrasi cek tekanan darah (pixabay.com/McRonny)

Ada dua kelenjar adrenal dalam tubuh. Kelenjar adrenal menghasilkan jenis hormon tertentu, dan jika kelenjar ini memproduksi terlalu banyak hormon, maka kelenjar adrenal ini disebut terlalu aktif.

Dilansir Mayo Clinic, jika kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak hormon aldosteron, ini bisa membuat ginjal menahan garam dan air serta kehilangan terlalu banyak kalium, sehingga meningkatkan tekanan darah.

6. Berolahraga

ilustrasi bersepeda (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selama berolahraga, tekanan darah sistolik bisa meningkat hingga lebih dari 250 mmHg. Ini merupakan respons alami terhadap peningkatan detak jantung yang menyertai olahraga apa pun.

Tekanan darah meningkat saat berolahraga karena meningkatnya kebutuhan kardiovaskular dan kebutuhan oksigen dari otot selama bekerja. Namun, seiring waktu, olahraga menjadi salah satu hal paling efektif yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah. Ini karena olahraga berfungsi sebagai vasodilator.

7. Nyeri akut

ilustrasi terluka (pexels.com/RDNE STOCK PROJECT)

Tekanan darah dapat melonjak secara tiba-tiba jika terluka, tersandung, atau saraf terjepit. Ini bisa dibuktikan dengan mengukur tekanan darah tepat setelah terluka, maka tekanan darah akan tinggi. Namun, setelahnya tekanan darah akan kembali normal.

Nyeri akut memberi sinyal pada hipotalamus dan kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH). Hormon ini merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan adrenalin. Tingkat adrenalin yang tinggi meningkatkan tekanan darah.

8. Mengonsumsi makanan dengan tiramin

ilustrasi buah-buahan tropis (pexels.com/Magda Ehlers)

Tiramin (tyramine) merupakan asam amino yang membantu mengatur tekanan darah. Selain diproduksi secara alami oleh tubuh, tiramin juga bisa didapatkan dari makanan.

Beberapa makanan seperti keju tua, daging yang diawetkan, dan buah-buahan tropis mengandung asam amino tingkat tinggi.

Mengonsumsi tiramin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sel saraf melepaskan norepinefrin. Hormon ini dapat meningkatkan tekanan darah. Setelah tiramin dikeluarkan dari tubuh, tekanan darah akan turun lagi.

9. Kandung kemih penuh

ilustrasi menahan kencing (pexels.com/Polina Zimmerman)

Tanpa disadari, menahan kencing bisa meningkatkan tekanan darah. Dilansir Adventist Health, kandung kemih yang penuh dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 10 poin atau lebih.

Kandung kemih yang penuh dengan urine akan memberi tekanan pada ginjal. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi ini bisa menjadi tanda bahwa kandung kemih tidak dapat dikosongkan dengan baik, meskipun belum menyadari adanya masalah.

Verified Writer

Isna Zulfia

I do fun i think

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya