Epidemiolog UI: COVID-19 Bisa Diatasi dengan 3 Komponen Penting Ini
Ketiganya terdiri dari tes, pelacakan, dan isolasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dengan dilonggarkannya restriksi pandemik, Indonesia menghadapi situasi yang cukup sulit untuk mengendalikan penularan COVID-19. Terbukti dengan semakin banyaknya orang yang terjangkit virus corona strain baru atau SARS-CoV-2.
Melihat hal ini, epidemiolog UI, dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D, mengatakan ada tiga komponen penting yang sebaiknya diperhatikan oleh pemerintah. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara "Ngobrol Bareng ABC Indonesia soal Penanganan Pandemi Virus Corona" yang disiarkan melalui Facebook ABC Indonesia, Jumat (21/8).
"Ada istilah yang disebut sebagai surveillance. Surveillance ini dibagi tiga, yaitu testing, lacak, isolasi," kata dr. Pandu membuka diskusi.
Tes, pelacakan, dan isolasi. Ketiganya harus dilakukan untuk mengendalikan pandemik. Namun, sayangnya masih banyak daerah di Indonesia yang tidak melakukannya dengan benar.
Lalu, langkah seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengaplikasikan tiga faktor tersebut? Berikut ini penjelasan selengkapnya!
1. Gencarkan tes COVID-19 untuk masyarakat
Komponen pertama adalah melakukan tes kepada masyarakat. Sebab, inilah cara untuk melihat siapa saja orang yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Namun, tes sebaiknya tidak dilakukan secara asal. Menurut data dari Kawal COVID-19, saat ini tes yang dilakukan idealnya 30 tes per satu kasus baru.
Pengamat kebijakan publik, Yanuar Nugroho, yang juga hadir dalam diskusi mengatakan bahwa pemerintah daerah tak perlu takut hal ini akan menaikkan grafik penularan. Sebab, melihat kenyataan kasus adalah yang paling penting.
"Semakin banyak yang dites, semakin dekat pula kita kepada kenyataannya di masyarakat," kata Yanuar.
Baca Juga: 7 Tips Memakai Face Shield yang Benar agar Terhindar dari COVID-19
Baca Juga: Mengenal Happy Hypoxia, Gejala Tak Biasa COVID-19 yang Ancam Nyawa